05

5.5K 228 6
                                    

Part 5
" Yak! Anak kampung punya nyali juga ya lo pergi sekolah bokap gw naik sepeda butut yak gini, malu maluin tau gak sih " Gadis berambut pirang itu berjalan kearahku dengan diikuti kedua temannya di belakang nya, lengkap dengan gaya angkuh mereka yang membuatku semakin muak melihat tingkah mereka.
"Sasaran empuk nih sa "
" Sikat aja "
Kedua teman dari gadis yang aku tahu bernama ' Risa ' dari nametag di bajunya ini mulai berbicara dengan senyum remehnya yang jelas jelas mereka tunjukkan padaku.
"Kalian memang benar, orang kayak dia itu lebih baik dimusnahin sekalian biar nggak nyebarin kuman di sekolah" Ujar Risa sambil menendang sepeda ku hingga terjatuh, aku hanya memandanginya dengan diam tanpa berkomentar, apakah aku harus mengurus nya sekarang atau nanti, aku masih harus bersiap mengurus curut curut disekolah nanti, kenapa harus datang si kadal pasir yang menggangguku sepagi ini dan merusak mood ku saja, aku memang sangat senang mendapatkan mangsa baru untuk melepaskan kekesalanku, tapi mengingat Ana dan Coco yang akan menghakimiku di sekolah nanti membuat kesenanganku berubah menjadi kekesalan.
Aku beranjak mengambil sepedaku dan menghiraukan tatapan Risa dan temannya yang memandangku dengan kesal.
"Yakkk!! Dasar anak kampung!!!! " teriak Risa yang membuatku terkejut karena dia juga menarik rambutku dengan keras, sontak aku langsung membalikkan tubuhku ke arahnya dan memutar tangannya hingga berada di punggungnya lalu mendorongnya hingga membuatnya terjungkal dan membentur mobilnya.
Aku kembali mengambil sepedaku dan menatap Risa dan kedua temannya dengan malas, aku benar benar tidak mempunyai waktu untuk meladeni mereka saat ini, aku akan mencari mereka nanti, saat ini aku hanya harus bersiap menghadapi kedua curut di sekolah nanti, dan untuk Risa dan kedua temannya akan sangat mudah bagiku mencari orang seperti mereka di sekolah.
Aku mengambil botol yang Risa lemparkan padaku sebelumnya, lalu aku kembali menaiki sepeda ku dan tersenyum ke arah Risa dan kedua temannya yang masih sibuk dengan keadaannya setelah berbenturan dengan mobil, Risa memandangiku dengan sengit dan aku balas dengan senyuman yang membuatnya tambah kesal.
"Aku tidak mempunyai waktu untuk meladeni kalian, jadi aku akan berbicara dengan sopan karena kita baru saja bertemu untuk pertama kalinya, tapi harus kalian ingat, aku benar benar tidak akan melepaskan kalian setelah ini, jadi persiapkan diri kalian dengan baik sebelum aku datang, kalian sangat beruntung karena aku sedang sibuk saat ini, itu sebabnya kalian masih bisa bernafas dengan tenang sekarang" ucap ku datar.
"Oh iya....dan satu lagi " ucapku lalu aku turun dari sepedaku dan menuntun nya dengan berlari ke arah mobil Risa, dan....
BRUAK.....
"Ups.....sorry, aku sengaja " ucapku sedih
"Kamu!__"
"Apa?!" ucapku yang memotong ucapan Risa yang sudah nampak sangat kesal sekarang, aku tersenyum melihatnya dan langsung menaiki sepedaku kembali.
"Anggap saja ini pemanasan buat kalian, dan aku akan mengembalikan botol ini pada kalian karena ini milik kalian, selamat bertemu lagi nanti " ucap ku datar lalu melemparkan botol yang aku ambil tadi tepat ke arah wajah Risa, dan tanpa berkata apapun lagi, aku langsung mengayuh sepedaku meninggalkan Risa dan kedua temannya yang tengah berteriak menyumpahiku tak jelas.
""$""
Setelah sampai di kelas, aku beranjak duduk ditempatku dengan tenang, hanya ada beberapa orang yang sudah berada di kelas saat aku masuk. Sekarang aku harus memikirkan jawaban apa yang harus aku berikan pada kedua curut itu, tidak mungkin aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada mereka bukan, bisa bisa mereka akan semakin menjadi jadi nanti, aku harus memikirkan jawaban yang sangat logis yang akan membuat mereka percaya dengan mudah nanti.
"Wah wah tuan putri sudah berangkat aja nih "
Aku sedikit tersentak saat Coco yang tiba tiba datang dan langsung meletakkan kotak makanan di depanku dengan cukup keras, disampingnya, juga terdapat Ana yang tengah menatapku dengat tajam, bagaimana bisa aku tidak menyadari keberadaan mereka tadi atau bahkan melihat mereka  masuk kedalam kelas.
"Ngilang kemana aja lo kemaren sampek nggak jawab telpon kita, bahkan pak bandi sama alex juga gak lo jawab, dan dengan seenak jidatnya jiancheng dateng lalu bilang 'Pak, maaf saya datang terlambat, dan ini surat ijin dari tina pak saya yang buatkan karena tina sedang sakit jadi dia tidak bisa berangkat ke sekolah' yakkkkkk!!!! Sejak kapan bakteri kayak lo bisa sakit ! Yang ada, lo yang bikin sakit!" ucap Ana kesal dengan teriakan di akhir kalimatnya yang membuat nyaliku menjadi semakin ciut.
"Dan juga, sejak kapan kita yang temen lo gak tau kalau lo lagi sakit, sedangkan Jiancheng yang notable nya anak baru tahu kalau lo lagi sakit, gue curiga kalau kalian ada apa apa deh, ngaku lo!! " Sahut Coco
" Nggak nggak, beneran gue nggak ada apa apa ama Jiancheng, jadi please percaya ama gue, kalau gue cerita juga kalian nggak akan percaya "
"Ya nggak percaya lah, lo kan sering bohong sama kita, ogah amat percaya sama lu" Sahut Ana kesal
" Udah lah males gue sama lo, badmood gue lihat lo, makan tuh bekal sampek habis, kalau nggak gue cekek lo sampek mati " Ucap Coco kesal
"Ye.... Marah aja masih perhatian " Cibirku yang membuat Coco mendelik kesal ke arahku.
"Dah dah, dari pada ngambek yak gini, mendingan kalian ikut gue nanti jam istirahat " Ucapku
"Kemana " Tanya Ana dengan datar
"Biasa lah cari hiburan "
"Gue lagi badmood ya, nggak usah aneh aneh " Sahut Coco
"Gue serius ini, tadi gue dilempar botol ama dia, makannya gue mau ngasih hadiah buat dia "
"Wahhhh beneran, oke bisa di agendakan, seketika badmood gue ilang " Sahut Coco yang membuatku seketika merasa jengah.
"Dah pergi sono, gue mau makan. Nggak usah diganggu, sekarang gantian gue yang badmood, mendingan lu berdua pergi cari tahu anak itu siapa, kelas apa dan jurusan apa, yang gue tahu cuma Risa namanya ama pakek mobil warna merah, dah itu aja " Ucap ku jengah
" Kagak ada akhlak lu nyuruh orang tua" Cibir Ana
" Oke, gampang " Sahut Coco yang langsung menarik Ana keluar kelas.
Akhirnya aku bisa bernafas lega, kedua curut itu nggak mempermasalahkan ini lebih lama lagi, percuma saja aku kepikiran ini dari semalem. Kalau tahu gini mendingan tadi aku urus dulu si kadal pasir sebelum ini, akan lebih ribet karena harus nyari kadal pasir di sekolah segede ini, tapi itu tidak masalah bagiku karena yang pergi mencarinya bukan aku, aku hanya perlu menunggu kabar baik dari Ana dan Coco saja nanti.
$
Setelah melewati berbagai macam mata pelajaran yang menyeramkan, akhir nya semua siswa mendapatkan kebebasan dengan jam istirahat yang cukup melegakan, Ana dan Coco memutar tubuh mereka hingga menghadap kebelakang tepat ke arahku.
"Kenapa? " Tanya ku heran saat melihat Coco yang tersenyum.
"Olivia Risa putri Hermawan, kelas 10 IPA 1 umur 16 tahun tinggal di perumahan griya indah nomor 5, orang nya nggak pinter pinter amat lebih ke goblok nya sih, dan poin yang paling penting dia anak kepsek " Jelas Coco
" Pantes aja anaknya yak gitu, anak nya kepsek ternyata ya" Guman ku
"Eh alex alex.......!! " Panggilku saat alex yang merupakan ketua kelasku hendak pergi keluar kelas
"Paan "
"Mau kemana?! "
"Kantin "
"Titip minuman, haus gue "
"Nggak mau "
"Pelit amat lo, nanti gue traktir deh, ambil makanan apapun yang lu mau nanti gue kasih uangnya " aku tersenyum saat melihat alex yang berjalan mendekat ke arahku saat setelah aku selesai berbicara, aku mengambil uang di saku dan langsung memberikannya kepada alex.
"Kok cuma 10 rebu, katanya mau ntraktir gue, gimana sih lu"
"Gue lagi miskin, gak bisa, tapi sebagai gantinya gue doain semoga lu bisa di terima ama Ana " Ucap ku yang membuat Ana melotot kesal ke arah ku dan aku hanya tersenyum gemas melihat tingkahnya
"Oke, bisa diatur itu, lo mau minuman apa? "
"Gue mau jus mangga campur alpukat, jeruk sama buah naga, itu nanti dicampur jadi satu dan nggak boleh dipisah, sama topping nya cabe ya, tapi cabe nya juga ikut di jus sekalian biar perfect rasanya, sama satu lagi, tambahin vitamin C ke dalamnya biar yang minum dapet tambahan asupan vitamin C yang banyak"
"Lo mau ngracunin orang " Tanya alex heran
"Enggak"
"Terus? "
"Nggak usah banyak tanya ya lu, tinggal beliin aja apa susah nya sih, kalau yang beli lu kan nggak bakal di tanyain sama bu kantin, secara lo kan ganteng, ketua OSIS lagi, beda lagi ceritanya kalau gue yang beli"
"Gila lo "
"Trimakasih pujiannya, tapi asal lo tahu, Ana lebih gila dari pada gue "
"Bodoamat" Jawab alex yang langsung beranjak meninggalkan meja ku
"Lo mau mati! " Ucap Ana yang membuat ku tersenyum lebar melihat tingkahnya yang cukup menggemaskan karena ucapanku barusan.
"Mari kita jangan bahas ini lagi, mari kita lanjutkan pembahasan kita pada masalah Olivia Risa putri Hermawan" Ucap ku dengan menggoda Ana
Ana terlihat sangat kesal yang membuatku dan Coco semakin gencar untuk menggodanya, bahkan aku sampai terpingkal karena Ana yang mencoba untuk melempar ku menggunakan buku miliknya.
Brak!!!!!!!
"Si bangke Tina mana orangnya "

Time Travel of a studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang