Delapan Belas (Bianca & Gerard)

3.4K 297 33
                                    

Tiga puluh menit setelah Bianca menghabiskan sarapannya, dia pun keluar dari kamar, dia sudah siap dengan menggunakan celana jeans panjang dan kemeja dari bahan yang sama.

Dia tidak terlihat feminine tapi terlihat sangat cantik, terlebih dia memoleskan lipsticks warna lembut yang ia beli semalam.

Selama sepuluh detik Gerard tak mampu memalingkan wajahnya saat menatap sosok cantik yang tengah berjalan kearahnya.

Seolah mengerti dengan kekaguman Gerard padanya, Bianca pun tersenyum dengan sangat manis, hingga membuat Gerard langsung menundukan pandangannya.

Dengan sedikit kikuk Gerard segera menghadapkan tubuhnya pada rak topi di sampingnya, dia terlihat terburu-buru saat memilih topi hingga ia tak memikirkan kalau dia benar-benar memilihnya, tapi walau demikian dia tetap memakai topi itu.

Tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Bianca saat dia mengembalikan posisinya. Bianca tersenyum dan Gerard menarik nafas cukup dalam.

"Topi mana yang harus kupakai saat ini, Gerard? Aku rasa, aku harus kembali menggunakan topi untuk mengantisifasi orang-orang kakakku," kata Bianca.

"Kau bisa pilih sendiri, topi mana yang kau suka."

Bianca pun berjalan lebih mendekat ke arah Gerard. Rak topi itu berada di pojok ruangan dan Gerard berdiri hampir menutupi rak tersebut. Tanpa meminta Gerard yang gugup untuk menggeser tubunnya, Bianca mengambil salah satu topi yang paling dekat dengan Gerard. Dengan wajah tanpa dosa, Bianca sengaja menekan bagian depan tubuh Gerard dengan tubuhnya saat dia mencoba mengambil topi pilihannya,  dan sebenarnya dia tahu kalau letaķ topi itu cukup tinggi untuk dia raih. Tentu saja dia tidak berhasil menggapai topi itu, yang ada tubuhnya terjatuh dalam pangkuan Gerard  yang reflex menangkap pinggang Bianca saat dia roboh di dadanya.

"Uupst.... sorry" kata gadis itu. Dengan wajah mendongak, dia pun kembali memberi Gerard senyum.

"Topinya terlalu tinggi," lanjut Bianca tapi fokusnya tertuju pada bibir Gerard.

"Biar aku ambilkan," kata Gerard lalu melepas tubuh Bianca dan mengambil topi yang Bianca inginkan.

Bianca menerima topi dari tangan Gerard lalu memakainya, tapi matanya tak berpaling dari wajah Gerard sedikitpun.

"Pakailah dengan benar jangan miring seperti itu," kata Gerard saat dia melihat Bianca memakai topinya asal-asalan.

"Bisa bantu aku?" balas Bianca, dengan tatapan yang tidak ia palaingkan dari wajah Gerard.

Gerard pun berusaha menetralkan keadaan dengan menuruti Bianca, membenarkan posisi topi yang gadis itu pakai.

Bianca memejamkan mata dengan wajah sedikit mendongak saat tangan Gerard merapikan topinya.

Tangan Gerard terpaku di kepala Bianca, sementara pandangannya tertuju pada wajah cantik di hadapannya.

Gerard hanya diam diposisinya dan diamnya Gerard membuka mata Bianca. Pandangan mereka pun bertemu dan dengan lirih Bianca berkata, "percayalah padaku kekuranganmu tak mempengaruhiku."

Untuk sesaat  Gerard hanya diam mencerna perkataan Bianca, dan bertanya-tanya dalam hati apakah ini nyata?

Suara ponsel seolah membangunkan Gerard dari mimpinya. Ya, dia menganggap perkataan Bianca hanyalah mimpi belaka. Dia pun menjawab panggilan telepon dari ponselnya dengan sedikit  menjauhkan tubuh dari kehangatan tubuh Bianca.

"Ya, Evelyn," kata Gerard pada si penelepon.

"...."

"Tentu saja. Aku tidak terbiasa ingkar janji."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Owner'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang