00:04

2.1K 411 99
                                    

Dengan sendirinya, Han Jisung bangun dengan perasaan aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sendirinya, Han Jisung bangun dengan perasaan aneh. Pasalnya, semalam ia mabuk berat dan harusnya sekarang dia pusing. Tapi tidak. Bahkan ranjangnya lebih nyaman dan kamarnya wangi strawberry. Ia perlahan membuka mata, melihat ke sekeliling sebelum menyadari dirinya tidak sedang berada di kamarnya.

Jisung duduk tegak, melototkan mata dan menoleh ke kanan kiri dengan cepat. "Where the fuck am I?"

Ia terkejut mendengar suaranya sendiri, kemudian ia berlari menghampiri cermin panjang di dekat lemari dan melihat pantulan dirinya. Lalu ia berteriak, melengking dan menendang kaca di depannya sampai terjatuh dan pecah.

"Nggak mungkin. Nggak! Gue ngarep pengen jadi orang kaya tapi nggak jadi cewek juga! Anjir. Demi Tuhan ini mimpi atau APA?!"

Jisung menarik rambut si pemilik tubuh ini dengan keras, rambutnya sangat halus, persetan.

Ia berlari lagi mencari sesuatu dan menemukan ponsel di atas meja samping tempat tidur.

"Felix. Felix. Gue harus telepon dia," ucap Jisung yang mengetik nomor ponsel Felix tapi ia berhenti.

Dia tidak mungkin mengenali suaranya yang berwujud perempuan ini, nanti dia kira orang gila yang salah sambung. Lebih baik nanti saja.

"Alana! Open the door!" Suara seorang pria di depan pintu kamar membuat Jisung mengernyit.

"Jangan bilang gue sekarang jadi-

"ALANA GIOVANI! OPEN UP!"

"-Alana Giovani."

Jisung buru-buru membuka kamarnya dan melihat kedua orangtuanya atau bisa disebut orangtua Alana berdiri di hadapan Jisung dengan tatapan marah.

"Kamu ngapain teriak-teriak?! Dan itu apa? Mecahin kaca? Mau jadi sok jagoan kamu?!" Bentak Papa Alana yang berkacak pinggang.

Dude, seriously?

"Dan jam segini kamu belum siap-siap berangkat sekolah. Mau ditambah hukumannya?!"

Sumpah demi Tuhan, gue nggak ngerti.

Papa Alana memijat pelipisnya. "YaTuhan beri hamba kesabaran. Udahlah, Hana, kamu aja yang urus. Saya pusing."

"Emang kenapa, sih?" Tanya Jisung pada dirinya sendiri dengan suara pelan, tapi Mama Alana mendengarnya.

"Kenapa, kenapa. Kamu pikir Papa mu gitu tanpa alesan?! Kamu tuh-" Mama Alana berdecak "-dibilangin sekali bisa nurut nggak, sih?"

Jisung tetap bungkam menatap Mama Alana. Iyalah, orang bingung.

"Kamu sekarang mandi, abis itu sarapan kita langsung berangkat," ucap Mama Alana.

Jisung membulatkan mata. "Ma-mandi?"

"Iya! Mandi cepet! Ditunggu di ruang makan." Mama Alana kemudian keluar dari kamar milik Alana dan meninggalkan Jisung termangu di tempatnya.

00:00 - Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang