00:19 - 2

2.3K 389 128
                                    

Song: Refrain by Aimer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song: Refrain by Aimer.
Status: Unedited.
Trigger Warning: A whole chapter is a flashback from the main characters past. Mention death, contains blood and some of uncertain words. Please take it at your own risk.

+

“Nggak, Ryan. Aku belum siap,” kata seorang wanita muda yang sedang mencengkram erat kemudi mobil yang baru dibeli keluarga bahagia itu beberapa bulan lalu.

Dear, it’s okay. Look at me.” Sang suami menangkup kedua pipi Hana agar mata mereka bertemu. “You can do it. Pelan-pelan aja, ya.”

Alana yang berusia delapan tahun waktu itu, duduk di kursi belakang hanya tersenyum sambil memegangi teddy bear nya.

Hana menghela nafas, lalu mengangguk. Matanya tertuju pada jalanan yang lumayan lengang di Sukabumi. Ia pun menginjak pedal gas nya perlahan dan maju menyusuri jalanan tersebut dengan sangat pelan. Sambil disemangati Ryan, Hana mengemudi dengan cukup tegang dan berkeringat.

“Bagus. You did well. Relax, sayang..”

Hana berdiri untuk melihat pemandangan di depan dan tiba-tiba berteriak. “Ma! Ada orang dari gang kiri Ma, rem dulu!”

Dengan perasaan panik dan bingung kaki Hana kelabakan menginjak mana rem dan mana pedal gas. Karena saking paniknya, Hana menginjak pedal gas hingga mobilnya melaju sangat kencang.

“Hana! Rem!” Ryan panik dan berteriak cukup keras, ia hendak mengambil alih kendali. Namun mobil mereka terlanjur menabrak, bahkan melindas seseorang yang sedang mengendarai motor. Ryan menginjak rem dan membuat mereka berhenti mendadak.

Hana termangu, tangannya gemetar, ia menangis. Ryan yang melihatnya pun langsung menarik isterinya ke dalam pelukannya sambil berusaha menenangkannya.

Alana kecil melihat ke belakang saat suara teriakan terdengar, ia keluar dari mobil dan melihat dua orang tergeletak di aspal dengan darah di mana-mana. Ia ketakutan dan menjatuhkan teddy bear nya.

“Ibu!! Ayah!!” suara seorang lelaki terdengar dari arah belakang. Ia melihat lelaki itu berlari kencang sambil menangis, sepertinya habis pulang sekolah, terlihat dari seragamnya. Ia menjatuhkan tasnya sembarangan dan bersimpuh di atas tubuh kedua orangtua tersebut.

Para warga pun berdatangan mengerumuni mobil kedua orangtua Alana.

Anak lelaki itu berteriak sejadi-jadinya dan menangis sambil memeluk kepala Ibunya. Alana menyaksikan hal tersebut membuatnya ikut menangis, ia menghampiri lelaki itu dan ikut bersimpuh di hadapan kedua korban.

“Ma-maaf..” Alana berusaha meraih tangan lelaki itu yang kin bersimpah darah. Namun ia menempis.

“Jauh jauh!! Dasar pembunuh!!” Mata lelaki itu bersirat amarah mendorong Alana kecil sampai terjungkal ke belakang. Ia menatap lelaki itu sedih dan matanya berkaca-kaca.

00:00 - Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang