Sudah hari ketiga Azizah berada dirumah sakit.dia sangat tidak suka dengan kondisi yang seperti ini.
"Assalamualaikum sayang." sapaan dari Bunda Azizah yang baru menjenguk anaknya.
"Waalaikumsalam bun.Bunda kemana saja sih,aku sudah tiga hari disini tapi bunda sibuk."
"Iyaa maafin bunda,bunda mendadak ada urusan penting,jadi bunda baru sempat sekarang. Lagi pula bunda sudah menitipkan kamu pada Irfan kok."
"Iya deh iya aku tau kok urusan penting. Bunda kok percaya aja sama dia."
"Yaiyalah bunda percaya toh dia juga orangnya baik..terus Irfan kemana nak?"
"Irfan lagi ada jadwal kuliah bun,jadi aku sama bibi tapi bibi lagi pulang dulu ambil baju ganti buat besok aku pulang."
"Ohgitu.sekali lagi bunda minta Maaf ya baru bisa jagain kamu sekarang,bunda janji tidak akan seperti ini lagi." sambil mencium kening Azizah.
"Iyaiya bunda nggak masalah kok,aku sayang bunda." sambil mencium balik kening bundanya.
"Yasudah sekarang kamu tidur ya,ini sudah larut malam,besok jam 10 pagi kamu akan pulang."
"Oksiap Bunda."
***
Tidak terasa waktu begitu cepat Azizah dan Bunda sedang siap-siap untuk pulang kerumah."Bun Ayah kapan pulangnya?"
"Sepertinya besok Nak,itu pun hanya untuk menjemput kita agar kita tinggal bersama Ayah diluar kota."
"Yahh kok tinggal disana,Azizah nggak mau Bun." sambil mengerucutkan bibir tipisnya.
"Gimana besok saja Nak,sekarang kita pulang ya,Irfan udah nunggu didepan tuh."
"Lah kok Irfan sih yang anter kita pulang."
"Ya gapapa dong,udah ayo kita pulang."Azizah dan Bunda langsung beranjak meninggalkan kamar yang sudah 4hari Azizah tempati
"Selamat siang tante,ayo kita pulang tan."seraya terseyum manis pada Bunda dan Azizah
" ayo Nak Irfan kita berangkat sekarang."
***
"Kamu nggak mau mampir dulu kedalem Fan?""Um lain kali aja,aku lagi ada acara keluarga tan."
"Ohgitu..yasudah kamu hati-hati yah."
"Iya tante..assalamualaikum"
"Waalaikumsalam,hati-hati bawa mobilnya."
***
Drtttttt, suara ponsel Irfan yang sedari tadi terus berbunyi.menggangu konsentrasinya menyetir.Karena risih dengan deringan itu,dengan malas Irfan meraih ponselnya dan melihat layar ponselnya tertera nama Mami yang menelponnya."Assalamualaikum Mi,ada apa ya?"tanya Irfan pada Mami.
"Kamu masih dimana sayang,keluarga sudah menunggumu,bahkan Abang mu juga ada nih."
'Rasanya malas harus pulang,pasti mereka hanya akan membujukku untuk berobat keluar Negri agar aku bisa sembuh.aku sudah pasrah dengan penyakitku ini jika aku harus minggal detik ini.aku tidak masalah justru dengan cara itu Allah lebih sayang padaku.'
"Irfan kamu baik-baik sajakan?kenapa kamu diam saja.kamu sudah arah pulang kan?" tanya Maminya lagi dengan nada khawatir..
"Ehh iya Mi aku lagi arah pulang kok,bilang ke abang tunggu aku bentar lagi sampai rumah."
"Yaudah kamu hati-hati ya Nak.?"
Tutt tutttt
***
"Assalamualaikum.""Waalaikumsalam,ehh Irfan datang juga kamu,kirain nyasar kamu." ledek kak Nabila.
"Apaasi lebay banget deh Kak."sambil memutarkan bola matanya dan langsung menatap kearah Abangnya.
" assalamualaikum Abang Ustadz,gimana kabar lo?"
"Waalaikumsalam,haha tentu baik dong.gimana keaadan lo?"
"Gue jauh lebih baik dari yang lo lihat." sambil tersenyum ramah pada Abangnya.
"Irfan,Arfan kesini sekarang ada yang ingin Papi bicarakan."
Sedikit perkenalan:v
Jadi Abangnya Irfan adalah Raihan Arfan Permana,yang biasa dipanggil Arfan.Arfan Putra keduanya Naila dan Ali Permana.Putra kedua mereka yang bernama Arfan,dia lebih memilih untuk tinggal dipesantren..***
"Nak Arfan kamu kan sudah selesai Pesanternnya lalu selanjutnya kamu ingin apa?" tanya Ali Papinya Arfan."Um Arfan ingin kerja dulu Pi."
"Kenapa kamu tidak menikah dulu Nak,soal kerja kan bisa di Perusahaan Papi."
"Ahiya Pi Arfan belum tau mau nikah sama siapa,lagi pula Arfan ingin melamar ke Perusahaan lain terus Arfan juga ingin menggajar Ngaji di perumahan Harmoni."
"Kalo kamu ingin segera nikah,Papi ada banyak kenalan kok,kamu itu dikasih yang enak malah pengen nyari.Papi setuju soal kamu menggajar Ngaji agar tidak sia-sia ilmu yang kamu dapat di Pesantren." sambil menepuk bahu Arfan dan tersenyum Ria pada Arfan.
"Iya Pi,semoga Arfan bisa sukses dan semoga dapet hadia Istri saat menggajar Ngaji." sambil tertawa geli atas perkataannya sendiri.
"Yehh itu sih maunya Elo Bang dapet bonus Istri." sambung Irfan pada Abangnya.
"Haha Anak Papi ini bisa saja.Oiya Irfan denger-denger kamu sedang deket sama Cewek yah."
"Lah Papi pasti tau dari Mami yah?Hehe iya Pi.Papi mau kenalan sama dia?"
"Wihh rupanya ada yang mau ngeduluanin Abang mu nih,lain kali kamu kenalkan dia sama Papi.sepertinya Dia sudah bikin anak Papi lebih bergairah menjalani hidup."
"Iya Pi bahkan saat didekat dia Irfan merasa sehat,tapi Irfan ragu dengannya Pi."
"Apa yang kamu ragukan Fan?"
"Ahh gapapa kok pi."
"Yasudah gausah dibahas kita makan aja ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlas dan Bahagia
Teen FictionSebuah rasa cinta tumbuh tanpa beban apapun,namun sebuah keikhlasan memaksaku untuk kebahagiaanya.akankah Keikhlasan membawaku Bahagia??