#chapter 8

15 4 0
                                    

Yannie yang baru saja keluar dari mobil segera melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit.

Pikiran Yannie saat ini benar-benar kacau,yang ada di otaknya hanya kedua orang tuanya.

Dibelakang terlihat Jonny dengan setia mengikuti Yannie.

"Ada yang bisa saya bantu,nona?"
Tanya salah satu petugas yang ada di meja resepsionis.

"Bisa anda memberitahu saya dimana kamar pasien atas nama bapak Aditya Pratama dan ibu Santi Pratama?"

"Baik,tunggu sebentar nona biar saya cek terlebih dahulu"

Jonny yang berada disamping Yannie berusaha menenangkan Yannie dengan cara merangkul bahu Yannie dan mengusapnya pelan.

"Pasien atas nama bapak Aditya Pratama berada di kamar no.31 dan pasien atas nama ibu Santi Pratama berada di kamar no.14"

"Terimakasih banyak"
Ucap Yannie sebelum mencari kamar rawat kedua orang tuanya.

Akhirnya mereka berduapun sampai didepan pintu kamar rawat sang ayah tercinta.
Yannie segera membuka pintu dengan perlahan agar tak menimbulkan suara sedikitpun.

"Ayah......hiks"
Yannie tak dapat membendung air matanya lagi dan ia hanya mampu menangis saat melihat keadaan ayahnya yang seluruh tubuhnya dibalut dengan perban tanpa berani menyentuhnya.

Yannie hanya takut akan membuat keadaan ayahnya semakin memburuk saat ia menyentuhnya.

Jonny yang melihat itupun mendekat membawa Yannie kepelukannya dan mengusap bahu Yannie perlahan.

Yannie dan Jonny pun keluar dari kamar ayah Yannie menuju kamar ibu Yannie.















Setelah 4 bulan sejak kejadian itupun Yannie kembali melakukan aktivitas seperti biasanya hanya saja kali ini sepulang sekolah ia harus bekerja sambilan dan setelah itu menjenguk kedua orang tuanya di rumah sakit.

Yannie sedang berjalan perlahan sedangkan ia tak memperhatikan langkahnya karena mengingat apa yang dikatakan dokter kemarin mengenai keadaan kedua orang tuanya.

Flashback On

"Jadi,dokter bagaimana perkembangan kedua orang tua saya?"
Tanya Yannie kepada seorang dokter disebuah ruangan dirumah sakit.

"Begini nona, luka luar yang ada pada tubuh tuan dan nyonya Pratama memang sudah sembuh tapi seperti yang anda lihat,kedua orang tua anda belum menunjukan perkembangan sedikitpun. Mereka mengalami koma"
Jelas dokter tersebut.

"Jadi mereka tidak akan bangun?"
Tanya Yannie lagi.

"Kami juga belum bisa memastikan kapan tuan dan nyonya Pratama akan sadar,tapi jika dalam kurun waktu 5 bulan lagi mereka tidak sadarkan diri maka kami para pihak medis angkat tangan untuk itu"
Jelas dokter itu panjang lebar.

Yannie menggelengkan kepalanya,matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

"Paman dokter,tolong berikan yang terbaik untuk kedua orang tuaku.
Aku yakin mereka pasti akan sadar"
Ucap Yannie meyakinkan dokter sekaligus dirinya bahwa kedua orang tuanya akan sadar dan baik-baik saja.

"Haaaahhh paman tahu Yannie,kamu anak yang baik dan Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untukmu,berdoalah minta pada Tuhan agar semuanya baik-baik saja"

"Terimakasih banyak paman,mohon bantuannya"
Ucap Yannie.

"Jangan sungkan aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri"
Ucap sang dokter tersenyum.

"Terimakasih paman,kalau begitu aku permisi"
Ucap Yannie lalu pergi meninggalkan ruangan dokter itu.

Flashback off

"Haahhh"
Yannie menghela nafas berat,mencoba menenangkan dirinya.

"Astaga!!!! Aku terlambat"
Ucap Yannie kaget saat melihat jam tangannya,buru-buru ia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju cafe tempatnya bekerja.

'Tring'
Suara lonceng ketika Yannie membuka pintu cafe.
Buru-buru ia membungkukkan badannya meminta maaf pada atasannya yang kini tengah bersandar di meja kasir.

"Maafkan saya paman,saya terlambat"
Ucap Yannie sambil terus menunduk tak berani menatap sang atasan.

"Bagaimana kamu bisa terlambat Yannie?untung cafe sedang sepi,bagaimana kalau pengunjung melihat bahwa pegawai cafe ini tidak disiplin"
Omel sang atasan.

"Maaf"
Cicit Yannie.

"Aku tidak butuh maafmu Yannie,sekarang pergi kerjakan tugasmu.Pemilik cafe ini akan datang pukul 7 malam nanti"

Yannie yang mendengar ucapan atasannya lantas mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar.

"Kau yang terbaik paman"
Ucap Yannie semangat lalu mengangkat ibu jarinya.

"Sudah,sana cepat ganti seragammu dulu"
Perintah sang atasan.

"Siap bos"
Ucap Yannie lalu berlari menuju ruang ganti.

Sang atasan yang bernama Daffa Falentino hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku pegawainya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Ia menyayangi Yannie karena Yannie anak yang jujur dan baik,serta kepribadiannya yang ceria dan lucu.

Yannie sibuk melayani pelanggan yang datang,cafe tempatnya bekerja hari ini benar-benar ramai.

"Yannie"
Panggil sang atasan yang terlihat sedang bersama dengan dua orang yang memakai pakaian rapi.

"Iya pak,ada yang bisa saya bantu?"
Sahut Yannie sopan.

Perlu kalian tahu,Yannie hanya akan memanggil atasannya dengan sebutan paman jika mereka dalam keadaan diluar lingkungan kerja atau sedang ngobrol biasa.

"Nah Yannie,ini tuan Louis James Horan beliau ini adalah pemilik cafe"
Ucap Daffa.

"Eh...paman dokter???!!"
Ucap Yannie kaget saat mengetahui bahwa pemilik cafe tempatnya bekerja adalah milik dokter yang juga menangani keadaan kedua orang tuanya.
Tersadar dari lamunannya buru-buru Yannie membungkuk hormat.

"Maaf paman dokter atas sifat saya yang tidak sopan,saya tidak tahu jika anda adalah pemilik cafe tempat saya bekerja"
Ucap Yannie panjang lebar.

"Tidak apa-apa Yannie,paman juga tidak tahu kalau kamu bekerja disini"
Ucap dokter itu tersenyum.

"Jadi tuan,anda mengenal pegawai ini?"tanya Daffa kepada Louis.

"Iya aku adalah dokter yang menangani kedua orang tuanya"
Jelas Louis.

"Aahhh begitu,Yannie tolong antarkan tuan besar dan tuan muda keruang VVIP"
Perintah Daffa.

"Baik pak"
Sahut Yannie.

"Kalau begitu saya permisi tuan"
Pamit Daffa yang dibalas anggukan oleh Louis.

"Oh ya Yannie,perkenalkan ini putraku Jimmy"
Ucap Louis merangkul pundak anaknya.

Pandangan Yannie beralih ke pemuda yang dirangkul oleh Louis.
Tubuhnya tinggi,dada bidang,sorot mata tajam,hidung mancung,rambut hitam,rahang tegas, kulit yang putih dan jangan lupakan bibir tipisnya.
Benar-benar tampan seperti idol.

"Jimmy"
Jimmy mengulurkan tangannya kepada Yannie.






























TBC

Hai hai semua....
Apa kabar?

Maaf baru bisa update dan tolong maafkan jika jelek.

Semoga terhibur....

See you at the next chapter

Pai pai

Jangan lupa klik bintangnya
Biar aku semangat update chapter selanjutnya.

Reason(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang