"Jimmy"
Jimmy mengulurkan tangannya kepada Yannie."Jimmy James Horan"
Ulang Jimmy lagi."Yannie,Yannie Pratama"
Sahut Yannie lalu membalas jabat tangan Jimmy.
Sebenarnya Yannie tak enak hati untuk menjabat tangan Jimmy karena ia merasa tak pantas. Tapi,karena takut menyinggung perasaan Jimmy akhirnya Yannie pun membalas jabat tangan itu."Mari saya antar"
Ucap Yannie setelah melepas jabat tangannya.Mereka bertigapun berjalan menuju ruang VVIP tak jarang banyak yang menatap kagum kepada Jimmy dan ayahnya.
Setelah mengantar Jimmy dan Ayahnya Yannie pun mohon diri untuk pergi menyiapkan makanan yang telah dipesan oleh dua orang tersebut.
"Jim?"
"Ah? Ya ada apa ayah?"
"Kau........"
"Hmmm??"
"Menyukainya? Apa ayah benar?"
Jimmy pun memalingkan wajahnya dari sang ayah.
Louis yang melihat itu pun pangsung tersenyum."Dia gadis yang baik,ayah tahu"
Mendengar perkataan sang ayah Jimmy pun kembali menatap sang ayah dengan penuh minat.
"Apa kau sudah tahu kalau ayahnya dirawat dirumah sakit?"
"Iya,aku sudah tahu ayah"
"Hmmmm"
Louis pun mengangguk-anggukan kepalanya.Selang tak lama kemudian Yannie pun datang dengan membawakan hidangan kepada mereka.
"Silahkan di nikmati"
Ucap Yannie kemudian akan beranjak pergi."Yannie,tunggu!"
Cegah Louis."Iya ada apa tuan?"
"Paman saja"
"Ah.. iya paman. Apa ada yang bisa saya lakukan lagi?"
"Duduklah ayo makan bersama kami"
"Eh?! Tapi paman saya harus bekerja ini masih jam kerja"
"Tidak apa-apa,aku sudah mengatakan pada atasanmu"
Yannie pun menatap Jimmy yang sedari tadi hanya diam.
"Kenapa?duduklah aku tidak keberatan"
Ujar Jimmy tanpa menoleh kearah Yannie.'Kenapa dia bisa tahu?apa dia bisa membaca pikiran seseorang?'
Tanya Yannie dalam hati."Aku hanya menebak,aku tidak bisa membaca pikiran seseorang.
Sekarang cepatlah duduk"Yannie dibuat kaget lagi oleh jawaban Jimmy,ingatkan Yannie untuk tidak berkata dalam hati jika sedang dihadapan pemuda ini.
"Yannie,makanlah yang banyak,kau tahu kau tampak lebih kurus dari pertamakali aku bertemu denganmu"
Ujar Louis sembari meletakan daging diatas piring Yannie."Eh?! Ah benarkah?tapi aku tidak merasa aku kurus paman tapi terimakasih banyak"
Ujar Yannie kikuk."Hmmm paman tahu kau sedang banyak pikiran tapi perhatikan juga kesehatanmu mengerti?"
"Iya mengerti paman"
"Ah! Dan satu lagi kurangilah sift kerjamu agar kau tidak mengantuk jika disekolah dan juga agar kau bisa beristirahat"
"Ayahku benar,memang kau tidak lelah?"
Yannie menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak masalah,asalkan aku bisa membiayayai biaya rumah sakit kedua orang tuaku"
"Untuk biaya kau tak perlu khawatir Yannie,paman yang akan bertanggung jawab"
"Tapi paman...."
"Tidak apa-apa Yannie,kau bisa mengembalikan uang paman kapanpun. Yang terpenting sekarang kesembuhan kedua orang tuamu"
Ujar Louis lalu tersenyum.Yannie yang mendengar ucapan Louis pun menundukan kepalanya.
"Hiks...."
Louis dan Jimmy panik sekaligus kaget ketika tiba-tiba bahu Yannie bergetar dan menangis sembari tetap menundukan kepalanya.
"Yannie,kenapa kau menangis?apa paman salah bicara?"
Yannie menggelengkan kepalanya cepat lalu menatap Louis dengan mata yang berair,hidung yang memerah serta bibir yang bergetar.
"Terimakasih banyak paman,aku tidak tahu harus bilang apa"
Ujar Yannie sesegukan lalu berlutut di kaki Louis."Yannie apa yang kau lakukan nak?ayo berdiri paman tidak suka kau seperti ini"
Ujar Louis membantu Yannie kembali ke tempat duduknya."Kenapa paman begitu baik?"
Tanya Yannie.Louis tersenyum mendengar pertanyaan Yannie.
"Kau mau tahu?"
Dan dibalas anggukan oleh Yannie.
"Itu karena kau anak yang baik,sudahlah ayo kita lanjutkan makan"
"Iya/hn"sahut Yannie dan Jimmy berbarengan.
"Yannie ada yang ingin paman bicarakan denganmu"
Ujar Louis ditengah-tengah acara makan mereka."Iya bicara apa paman?"
"Bagaimana kalau kau tinggal dirumah paman untuk sementara?"
"Ukhkuk" (anggap suara batuk😁)
Jimmy tersedak ketika mendengar perkataan ayahnya.
Yannie yang berada disamping Jimmy segera menepuk dan mengelus pelan punggung Jimmy."Tapi pam..."
"Paman tahu,rumahmu sudah kau jual untuk biaya rumah sakit dan kau sudah 2 bulan ini belum membayar kontrakanmu.
Jika kau tinggal dirumah paman itu akan bisa membuatmu mengumpulkan uang tanpa memikirkan biaya sewa tempat tinggal."
Bujuk Louis panjang lebar."Apa ayah bercanda?"
Tanya Jimmy yang telah hilang keterkejutannya."Tentu tidak Jimmy"
"Jadi? Bagaimana Yannie kau mau?"
"Hmm itu....."
TBC...
Hello semuaaa....
How are you guys?Maaf baru bisa up soalnya admin lagi sibuk ngurus buat masuk kuliah hehe😁😁
Siapa nih yang nungguin kelanjutan ceritanya?
Tidak adakah yang rindu dengan admin?
Ah ya sudahlah kalau tidak ada.
Btw terimakasih untuk yang sudah membaca dan vote🙏
Yang belum jangan lupa tinggalkan jejak
Oke segitu dulu
See you next chapter okeBye bye

KAMU SEDANG MEMBACA
Reason(Slow Update)
Teen Fiction'Bruk' "Aduh" Pemuda itu berbalik ketika dirasanya punggungnya di tabrak oleh seseorang.