#chapter 5

13 6 0
                                    


"Lho kitty kenapa menyusul kesini?"
Tanya Jonny ketika ia hendak berbalik menuju tempat mereka duduk tadi dan mendapati Yannie yang sudah ada dibelakangnya.

"Aku bosan kuda,kenapa kau lama sekali sih?"

"Lama?aku baru pergi sekitar 5 menit dan kau bilang lama?"

"Benarkah?tapi aku merasa kau pergi sudah cukup lama"

"Katakan saja jika kamu sebenarnya tidak bisa jauh lama-lama dariku kan kitty?"

"Yak!!! Jangan sok tahu kau kuda"

"Ayolah jujur saja kitty"

"Auchh Yak!!! Kucing liar apa yang kau lakukan? Ini sakit"
Ucap Jonny ketika Yannie menginjak kakinya dengan keras.

"Rasakan,dasar kuda kelebihan tinggi badan. Wleee"
Ucap Yannie menjulurkan lidahnya kemudian pergi meninggalkan Jonny yang masih mengaduh kesakitan.

"Benar-benar seperti kucing liar untung sayang"
Ucap Jonny lalu menyusul Yannie.

Di lain tempat

"Cari tahu tentang mereka"

"...."

"Aku mau kau menyerahkan laporannya segera"

"....."

"Hmmm lakukan dengan baik"

"...."

"Hm"

'Clik'
Sambungan telepon itupun dimatikan.

"Aku akan segera mengetahui semua tentang dirimu"

Pemuda itupun pergi menjauh dan tubuhnya telah berbaur dengan manusia lainnya hingga tubuh tegapnya tak terlihat lagi.

Malam hari

"Yannie,sayang?"
Panggil sang kepala keluarga saat mereka tengah bersantai sembari menonton televisi.

"Hmm ada apa ayah?"

"Besok,ayah dan ibu akan pergi keluar kota"

"Untuk apa kalian pergi keluar kota?"

"Kami akan menjenguk bibimu yang sedang sakit"
Balas sang ibu.

"Bibi vera sakit?"

"Iya,sayang dan kami akan menjenguknya"

"Aku ikut,aku juga ingin menjenguk bibi vera"

"Tidak boleh,kamu sebentar lagi ujian dan harus sering belajar"
Tegas sang ayah.

"Ibuuuu"
Tidak mendapatkan ijin dari sang ayah maka Yannie pun meminta bantuan pada sang ibu.
Bukannya mendapat dukungan dari sang ibu tapi hanya senyum anggun nan manis yang ia dapatkan.

"Ayahmu benar Yannie,kamu harus belajar dengan giat agar hasil ujianmu tidak mengecewakan. Mengerti?"

"Tapiii ibuuuu.."

"Sebagai gantinya setelah kamu lulus sekolah kita akan pergi berlibur bersama. Bagaimana?"
Ucap sang ibu.

"Waaahhhh benarkah? Sungguh?kalian tidak bohong?"

Kedua orang tua Yannie hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan anak tercinta mereka.

"Janji?"
Yannie mengulurkan jari kelingkingnya kepada sang ibu.

"Janji"
Jawab sang ibu tersenyum.

"Ayah?"
Sang ayahpun ikut mengaitkan jari kelingkingnya.

"Aku sayang kaliannn"
Ucap Yannie lalu memeluk kedua orang tuannya.

"Kami juga sangat menyayangimu lebih dari apapun Yannie"

Akhirnya malam itupun dipenuhi dengan suasana hangat menenangkan.

Keesokan harinya

"Ayah dan ibu pergi dulu ya"
Pamit sang ibu ketika mereka ada didepan pintu rumah.

"Hati-hati,jangan lama-lama disana dan jangan lupa hubungi aku terus"
Ucap Yannie.

"Tentu,jaga dirimu baik-baik"
Ucap sang ayah mengelus kepala Yannie dengan lembut.

"Cepat pulang,aku akan merindukan kalian"
Ucap Yannie menggenggam kedua tangan orang tuanya.

"Yak!!! Yannie bahkan kedua orang tuamu masih disini dan kau sudah menyuruh mereka untuk pulang"
Protes Novi.

"Diam kau belalang!"

"Apa? Dasar kucing!"

"Baiklah kami pergi dulu,kami titip Yannie pada kalian berdua"
Ucap ayah Yannie kepada Jonny dan Novi.

"Tentu paman kami akan menjaga anak kucing liar ini dengan semampu kami"
Ucap Jonny lalu menepuk-nepuk kepala Yannie main-main.

"Aku bukan kucing liar kuda!!"
Jonny hanya mengendikan bahunya.

"Baiklah kami pergi dulu,selamat tinggal"

"Iya hati-hati paman,bibi"
Ucap Novi.

Setelah kedua orang tua Yannie pergi akhirnya mereka pun memutuskan untuk masuk kedalam rumah.

"Aku merindukan mereka"
Ucap Yannie saat mereka duduk di sofa.

"Hei belum ada lima menit orang tuamu pergi"
Ucap Novi menanggapi.

"Tapi aku merindu...."

Ting tong

Ucapan Yannie terpotong dengan suara bel rumah yang menandakan ada seseorang yang berkunjung.

"Sebentar aku lihat dulu siapa yang datang"
Ucap Yannie beranjak dari sofa menuju pintu.


Cklek (anggap suara pintu yang dibuka😁)

"Maaf ada yang bisa saya bantu tuan?"
Tanya Yannie sopan ketika mendapati seorang pria berdiri di depan pintu rumahnya.

"Saya......."
























TBC...

Hai hai semua apa kabar?bagaimana perasannya hari ini?sudah makankah?

Huffftt di chapter 5 ini ceritanya mungkin lebih membosankan ketimbang chapter sebelumnya.
Maafkan jika benar-benar jelek.

Semoga terhibur..😁

Terimakasih untuk yang sudah membaca🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Reason(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang