Tidak pernah memperdulikan orang sekitar itulah yang sekarang dilakukan atha dengan teman-teman satu mejanya,ramai dan menyenangkan hanya itulah yang mereka pertahankan.biarkan mereka memandang atau menilai dirinya seperti apa,selama dirinya tidak meminta sesuatu dari mereka apa yang perlu dipermasalahkan.
"Huahhahahah,lo kalo mau makan jangan nanggung-nanggung apa vin,sekalian borong!"candaan memang namun dilakukan oleh kevin,dia beranjak dari bangkunya dan berjalan kearah salah satu pedagang di tempat itu,dia menuju kearah pedagang somay dan ketoprak,tanpa menunggu lama pesanannya sudah ada di tangannya dan kembali ke mejanya.
"Nih makan yang banyak,lo pada yang belum ngambil makanan,pesen dulu sana biar gw yang bayar!"
"Oke gw pesen makanan".oji hendak berdiri untuk memesan namun ditahan oleh atha dan ditarik kembali agar duduk kembali.
"Nggak usah pake bangun,dari sini juga bisa kali!".titahnya
"Lah?gimana caranya?"
"Bentar nih,kalian semua tutup kuping,suara emas gw mau dikeluarin sedikit."
Tidak perlu menunggu lama,semua anak laki-laki yang melihat ancang-ancang tersebut segera melaksanakan titahan yang disuruhnya.
Satu...dua...tiga
"MBAK ICEEEEE PESEN KETOPRAKNYA TIGAAAAA BUAT AKU, SAMA PARA PENGAWALLLL,JANGAN LUPA AKU NGGAK PAKE KERUPUKKKK."selesai hanya tiga pesanan namun ramainya bak orang kemalingan,itu sedikit berlebihan tapi siapa sangka hanya dengan teriakan itu,pesanan dalam lima menit sudah sampai di depan mereka,bukan hanya bingung namun jika lebih dari itu,dengan sangat senang mereka mengobrak abrik tempat sang penjual untuk membuat makanan sendiri namun dengan harga yang ada itulah yang selalu dihindari para pedagang bukan hanya sekali mereka rugi,bisa berkelanjutan jika tidak disudahi.
"Udah gw keluarin suara emas gw,sekarang lo semua harus makan!jangan ampe kesisa,ngerti!"
Semua yang diperintahkannya mengangguk,lagi pula untuk apa menolak rezeki yang sudah ada didepan mata.tanpa berlama-lama mereka melahap semua pesanan yang ada di meja,dan atha yang melihat itu hanya tersenyum puas karna baginya mereka bahagia dirinya juga bahagia.
🌫️
Bel masuk sebenarnya sudah terlewatkan sejak 5 menit yang lalu,dan seluruh siswa yang sebelumnya ada dikantin sudah masuk ke kelas masing-masing.hanya saja ada beberapa yang masih berkeliaran untuk membeli makanan untuk didalam kelas masing-masing.
Berbeda dngan atha dan beberapa temannya masih menetap di bangku yang dari tadi didudukinya.diam dan melamun itu yang dilakukannya sekarang,seperti masih ada sesuatu yang nihil di otaknya,dan dia bingung apa itu.
Bintang bukan hanya bingung dengan kelakuan yang diperlihatkan atha satu hari ini.tidak seperti biasanya wanita cantik dan manis ini terdiam dan lesu.apakah ada sesuatu yang membuatnya terdiam seperti orang shock karena suatu masalah.bintang menyenggol tangan rio,dia menatap rio dengan simbol bertanya.dia meminta penjelasan kepada rio tentang ekspresi yang terlihat di wajah atha.
Namun rio hanya menjawabnya dengan sebuah gelengan.merasa tidak mendapatkan jawaban yang di inginkan,akhirnya bintang memberanikan diri untuk bertanya pada sang empu.
"Thaaa,lo kenapa si?kok lesu banget, ada masalah ya?"
Atha hanya melirik bintang sekilas,karna menurutnya pertanyaan yang dilontarkan bintang itu sudah terbaca jelas di wajahnya.
"Pertanyaan lo itu sebenernya gak perlu gw jawab tau!"
"Ish lagian elo gak jawab,pada bingung tau nggak si!soalnya gak kayak biasanya lo begini"

KAMU SEDANG MEMBACA
AGAVAN (H I A T U S)
Teen Fiction[Revisi setelah selesai] "Tha, lo pernah ngerasain rasanya berharap tapi nggak bisa memiliki?" "Gw? pernah, tapi cuma sekali." "Oh ya?, terus lo gak mau gitu mencoba lagi?" "Nggak, karena menurut gw hal itu sia-sia dan cuma nyiksa diri lo sendiri na...