[14] avengers endgame

2K 537 31
                                    

"gila ya ternyata Hyunjin punya temen cogan!" bisik Yeji yang dari tadi merhatiin wajah cowok yang ada di depan dekat meja guru.

Sedangkan gue menundukkan kepala gak mau perlihatin wajah. Kenapa harus sekelas sama nyamuk? Semoga aja dia gak terlalu ingat wajah gue.

"bin!" panggilnya membuat semua menatap kearah cowok yang duduk di belakang dekat loker, Ha Yoonbin.

Seketika sekelas jadi juling lihat Yoonbin yang tersenyum kearah nyamuk, bagi mereka senyuman Yoonbin itu seperti pelangi yang hanya ada setelah hujan berhenti bahkan sulit di lihat karena jarang nampak.

Kedua ujung bibir gue ikut tersenyum melihat senyumannya dengan tangan kiri gue yang memukul lengan Yeji, kenapa jadi gemes gitu lihat Yoonbin? Senyuman gue pun luntur saat Yeji menepis tangan gue dari lengannya.

"ah.." gue mencoba menutup wajah dengan telapak tangan lalu membenarkan posisi duduk gue melihat ke depan.

"karena semester ini jadwal perubahan tempat duduk, sekalian aja di atur. Mulai dari kamu, Lee Fellix." ucap Bu Bora, wali kelas gue.

Si nyamuk, bukan! si Yongbok, bukan juga! maksudnya si Fellix ambil undian pertama tempat duduknya.

"sepuluh?" Fellix perlihatin lembaran kecil yang bertuliskan angka sepuluh. Yeji pun terbangun dari duduknya, ya sepuluh bangku Yeji.

Fellix jalan ke bangku Yeji yang ada di samping gue, Yeji langsung mengambil undian tempat duduknya.

"sembilan!" ucap Yeji dengan semangat. Gimana gak semangat dia duduknya di samping Fellix, tempat duduk gue.

Gue pun ke depan mengambil undian tempat duduk, semoga aja dapet bangku depan biar gampang lihat papan tulisnya. Duduk di barisan kedua aja masih sulit buat lihat papan tulis, tubuh Junkyu yang bongsor bikin halangin penglihatan gue.

"enam belas?"

Yeji tepuk meja di belakangnya, sedangkan gue menghelakan nafas dengan berat. Salah apa gue sampai duduk aja masih di dekat Yeji, di bangku barisan ke tiga dan itu membuat gue sulit untuk melihat papan tulis dengan mata gue yang minus.

Jaemin yang bangkunya gue ambil alih dia pun ke depan mengambil undian bangkunya. Satu persatu semua mengambil undian tempat duduknya sampai terakhir Yoonbin mengambil gilirannya.

Seketika jantung gue berdetak lebih cepat mengingat hanya Yoonbin dan Jeno yang belum mengambil undiannya, antara bangku mereka yang menetap atau berubah.

Gue menyelipkan rambut ke belakang daun telinga agar lebih jelas mendengar ucapan yang keluar dari mulut Yoonbin dengan kedua mata yang menyipit menatap kertas yang ada di tangannya.

"lima belas."

Gue menundukkan kepala membuat Jihoon si wakil ketua kelas yang duduk di belakang gue menepuk pundak gue, mungkin arti dari tepukannya adalah selamat anda duduk dengan ubin lab komputer. Padahal kenyataannya gue menahan senyuman.

Gue membulatkan kedua mata saat melihat Yoonbin yang langsung pindah tempat duduknya di samping gue. Tiba-tiba Yeji membalikan tubuhnya menghadap gue dengan menompang dagunya, dia menaikkan satu alisnya dan tersenyum kearah gue.

Bye world, aku mau mati aja kedepannya jadi teman sebangku Ha Yoonbin! Ahahahaha.

"gimana kalian ada yang menetap duduknya?" tanya bu Bora membuat Junkyu yang duduk di depan mengangkat tangan kanannya, "berarti kamu jodoh sama Nancy, Jun!"

"Nancy cantik punya Haechan buuuu!" protes siswa yang berkulit gelap yang duduk di samping kanan gue, Haechan.

Bu Bora hanya menggelengkan kepalanya, kemudian segera keluar dari kelas karena bukan jamnya mengajar. Kelas pun langsung ramai, bahkan Jihoon si wakil ketua kelas dan Haechan udah gak ada di dalam kelas.

Tiba-tiba Fellix membalikan tubuhnya ke belakang membuat tubuh gue menjadi mematung. "loh? Lo cewek yang-"

"lupa ya? Kita kan se-sd, nyamuk?" bisik gue lalu tersenyum setelah berhasil memotong ucapan Fellix.

Mulut Fellix membentuk huruf O dengan sangat lebar, "siapa?" tanyanya membuat gue mencibir Fellix.

"Seo Sena, inget?"

Fellix menggelengkan kepalanya lalu tertawa membuat gue mengkerutkan kening, "ingetlah! Tambah cantik aja?" Fellix menompang dagunya tiba-tiba dia mengkedipkan mata kanannya berulang-ulang.

"mata lo sakit? mau gue siram pakai sambal jerowan?" tanya Yoonbin membuat gue dan Yeji menahan tawa mendengar ucapannya.

Fellix membalikkan tubuhnya ke depan karena mata Yoonbin yang menatapnya dengan datar, gue pun mengkerutkan kening saat Yoonbin beralih menatap wajah gue.

Berapa detik kemudian Yoonbin memainkan ponselnya, mengetik sebuah pesan. Drttt! Ponsel gue yang ada di di kolong meja bergetar, line masuk dari Yoonbin.

Yoonbin: >ㅅ< 💞

Gue menggelengkan kepala melihat line masuk dari Yoonbin, hanya sebuah emoji. Gak bermutu banget, tapi bikin gemas.

"oh ya bin," Fellix kembali menghadap ke belakang membuat gue menjatuhkan ponsel ke lantai. "pulang sekolah nonton Avengers EndGame bareng Hyunjin sama Sunwoo, udah gue pesen tiket bioskop empat."

"gue gak di ajak?" protes gue, kedua mata gue langsung menatap kearah Yoonbin setelah mengambil ponsel dari kolong meja.

"gue, gimana?" tanya Yeji.

"gue gak tau kalau ada lo, na." Fellix beralih menatap ke cewek yang duduk di sampingnya, "bukannya abis sekolah lo ke akademi?"

Yeji mencibir lalu tersenyum pahit, "Padahal yang bodoh Hyunjin tapi mama malah masukin gue ke akademi, lucu gak?"

"tiket gue buat Yeji aja," gumam Yoonbin membuat Yeji membulatkan kedua matanya.

"bin mending buat gue aja!" sahut gue dengan kedua mata berbinar-binar dan kedua tangan yang menggoyang-goyangkan lengannya.

"gimana, mau gak?" tanya Yoonbin membuat gue kesal karena gak menghiraukan ucapan gue.

"males banget! Masa gue cewek send—"

"buat gue aja Ji!" ucap gue dengan tersenyum manis kearah Yeji. "yakin? Ada Kim Sunwoo, mau lo?" tanya Yeji.

"ah iya ya..." gue menundukkan kepala lalu menghelakan nafas, padahal gue mau banget nonton film Avengers EndGame.

"beneran bin, gak mau nonton?" tanya Fellix di sambut anggukan kepala dari Yoonbin. "terus tiketnya giman—"

"gue bayarin!" celetuk cowok yang duduk di belakang Yoonbin, Huang Renjun.

Gue menekukan bibir ke bawah kemudian menidurkan kepala di meja dengan beralaskan lengan, Sunwoo bener-bener penghambat.

Drrtt! Ponsel gue kembali bergetar. Gue tersenyum saat membaca line masuk, ternyata Yoonbin gak mau nonton karena lebih memilih pulang bareng sama gue.

"oh ya, kemarin lo main di rumah Yoonbin? Tapi kenapa ada mama lo, na?" tanya Fellix membuat gue terbangun menatap kearahnya dengan kedua mata membulat.

"Hah? Halu lo ya?" tanya gue.

"kemarin gue ke rumah Yoonbin sama Hyunjin, Sunwoo. Bahkan hoodie yang lo pakai sekarang mirip kaya di pakai cewek yang keluar dari..." Fellix menjeda ucapannya dengan kedua matanya yang membulat dan tangannya yang menutupi mulutnya, "kalian-"

"Lix!" teriak seseorang yang ada di depan pintu kelas, Hyunjin. Di belakang Hyunjin ada Sunwoo yang tersenyum membuat gue ingin menyakar wajahnya.

"ah, temen lo tuh!" celetuk Yeji.

Fellix menatap wajah pria yang ada di samping gue dalam artian mengajaknya bolos, tapi Yoonbin memilih menidurkan kepalanya di meja dengan beralaskan tasnya. Fellix pun menghampiri Hyunjin dan Sunwoo untuk segera keluar dari kelas.

Kedua ujung bibir gue membentuk senyuman karena Yoonbin lebih memilih tidur di dalam kelas dari pada bolos. Ya setidaknya Yoonbin gak nakal banget kaya dua siswa kelas sebelah itu, Hyunjin dan Sunwoo. Tiba-tiba Yoonbin menggenggam tangan gue meletakan di pahanya membuat gue melihat ke sekeliling kelas.








if we were destined

if we were destined;yoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang