Beli suami

194 24 9
                                    

"KAMU DIMANA?SUDAH IBU BILANG CALON SUAMI MU MAU DATANG HARI INI," ucap Ibuku dengan nada tinggi.

Aku memang belum pulang kerumah.

"Aku tidak mau di jodohkan ibu, biarkan aku mencari suamiku sendiri."

Terdengar helaan nafas dari ujung sana,"Baik ibu tidak akan menjodohkanmu, tapi hari ini kau harus memperkenalkan ibu siapa pacarmu." Setelah mengucapkan itu ibu langsung menutup telponnya.

"Huh?!, menyebalkan. Apa tidak ada pembahasan lain selain menikah?" keluhku pada diri sendiri.

Aku berjalan menuju halte bus, tapi ketika ingin menaikinya aku teringat sesuatu. "Tunggu sebentar, apakah aku coba saja HusShop itu?" tanyaku pada diriku sendiri.

Aku terdiam memikirkan hal itu, hingga orang yang berada di belakangku menegurku. "Nona, kau ingin naik bus atau tidak?"

Bukannya mejawab pertanyaannya aku malah langsung melangkah pergi menjauh dari bus itu. "Ah iya, Aku harus mencoba toko itu. Ibu bilang tadi aku harus  memperkenalkan pacarku hari ini. Kalau tidak, bisa-bisa aku mau tidak mau harus menerima jodoh pilihan ibu."

Aku kembali toko itu.

"Selamat datang kembali nyonya," Sambut salah satu pegawai toko itu padaku.

"Ah iya. Anu, sepertinya saya jadi mengambil yang tadi."

"Baiklah nyonya. Saya akan mempersiapkan semua," sahut si pegawai toko satunya. Tunggu, dia sepertinya adalah pemiliknya. Lihat saja dia tidak memakai seragam toko ini seperti orang yang di sebelahnya

"Pampam, segera siapkan yang nyonya ini inginkan. Persiapkan dengan sangat baik," Seru pemilik toko itu pada pegawainya.

"Baik tuan."

Pegawai toko tersebut segera mempersiapkan semuanya.

"Nyonya, kalau saya boleh tau, siapa nama anda ?"

Ah iya. Aku lupa memperkenalkan namaku, "Namaku Aika Mira, tuan."

"Nama yang sangat bagus," ucap pemilik toko tersebut

"Baik nyonya, saya akan beri tahu beberapa perjanjian sebelum anda membawa pulang suami anda. Perjanjiannya ini tidak akan menyulitkan anda, tetapi anda tidak boleh melanggarnya satupun." Pemilik toko itu memberiku sebuah kertas kepadaku, isinya adalah beberapa perjanjian yang aku tidak boleh langgar. Sebenarnya aku sedikit ragu, Tapi aku menyetujuinya demi "suami".

"Um, baiklah."

Pemilik toko itu menjelaskan cara kerja robot itu. Aku rasa tidak ada bedanya dengan manusia biasa.

"Baiklah, aku menyetujuinya." Kataku dengan rasa percaya diri. Aku mengembalikan kertas tadi kepada pemilik toko itu.

"Silahkan tanda tangan disini," pemilik toko itu mengarahkanku untuk tanda tangan di tempat yang sudah ia tunjukan.

Tak lama kemudian pegawai toko itu datang, Dia datang dengan membawa. Tidak, lebih tepatnya bersama seorang pria. Tuhan, dia tampan sekali. Aku tidak berkedip sedikitpun dari pandangan itu.

"Silahkan Nyonya, dia milik anda sekarang." Perkataan pemilik toko itu menyadarkanku.

"Eh,.."

Robot itu mendekatiku dengan sendirinya.

"Namaku Rion."

"Rion?. Dia memiliki nama ?" Batinku.

"N-namaku Aika," sahutku.

Lalu tiba tiba saja, dia menggenggam tanganku layaknya seorang kekasih pada pasangannya. Tangannya terasa hangat. Dia seperti manusia sungguhan.

"Tuan, terimakasih." ucap Rion pada pemilik toko itu.

Nadanya bicaranya terdengar kaku. Kami berdua berjalan keluar dari toko itu.

Sepanjang perjalanan menuju halte, kami tidak bicara sepatah katapun. Aku bingung harus berbicara apa, di satu sisi aku harus memberintahunya dia harus berpura pura menjadi pacarku. Dan di sisi lainnya aku bingung bagaimana harus memulai percakapan ini?

Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Etto~, Rion?" panggilku.

Dia menghentikan langkahnya dan menatapku bingung. "Ya?"

"Kau tidak keberatan jika harus berpura-pura menjadi pacarku?" Aku langsung melontarkan pertanyaan padanya.

"Tidak," jawabnya begitu singkat.

"Terimakasih,"

Meskipun jawabannya tidak sehangat genggaman tangannya tadi, setidaknya aku merasa tenang karena ibu tidak mendesakku lagi untuk mencari suami.

Krukkk

Terdengar suara perut Rion berbunyi. "Apa kau lapar?" tanyaku pelan tapi ku yakin dia pasti mendengarnya.

"Tidak."

Sudah kuduga, dia pasti mendengarnya.

"Kau lapar, Aku tahu itu. Perutmu berbunyi," sahutku.

"Dia benaran robot atau bukan sih?" lagi lagi fikiranku terpenuhi oleh pertanyaan itu.

"Kita cari makan dahulu, baru kita kerumahku."

"Baiklah."

"Lagi-lagi jawabnya begitu singkat," gerutuku dalam hati. "Boleh di tukar tidak sih?"

"Aku dengar disebrang sana ada restoran, Kita kesana yuk!" Aku mengajaknya dengan penuh semangat.

Aku segera menuju ke restoran itu dan Rion hanya mengikutiku dari belakang.

Aku mencari tempat duduk yang tidak jauh dari pintu masuk.

"Kamu ingin memakan apa?" tanyaku sambil melihat lihat menu yang ada.

"Steak ada?" sahutnya.

Aku tertawa kecil menanggapi pertanyaan dari Rion."Tentu saja ada, inikan restoran. Dasar kau ini."

Aku segera memanggil pelayan.

"Pelayan, saya memesan 2 Steak ya."

"Baik, Mohon tunggu sebentar." Jawab pelayan itu dengan ramah.

Tbc....

HusShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang