Aku membuka mataku, mencoba beradaptasi dengan cahaya putih redup dari kamar.
Berat.
Rion memelukku ternyata. Aku mencoba memindahkan tangan Rion dari tubuhku secara perlahan agar tidak membangunkannya. Tapi ternyata tetap saja dia terbangun.
"Kau tidur lagi saja, ini masih terlalu pagi," ucapku kepada Rion.
"Kau mau kemana?". Balasnya. Parau.
"Sebagai istri yang baik, aku harus melakukan segalanya."
Aku bangkit dari kasur. Pergi keluar dan segera membereskan seluruh ruangan. Karena ibu sedang pergi, aku menyiapkan sarapan untuk berdua dan bergegas mandi setelah itu.
"Rion!". Teriakku.
Aku kembali berteriak memanggil nama yang sama namun masih belum ada jawaban. Aku pergi menuju kamar.
"Astaga, Rion!. Ini sudah siang. Ayo bangun dan sarapan!". Ucapku. Mengomel.
Rion bangun sedikit sempoyongan. Maklum saja, dia baru bangun dan nyawanya masih belum terkumpul.
"Cuci muka dulu. Setelah itu kita sarapan."
Aku keluar dari kamar menuju meja makan untuk sarapan. Tidak lama dari sana terlihat Rion dengan boxer kesayangannya keluar kamar dengan menggantungkan handuk di lehernya.
Di habis mandi ternyata.
Rion duduk di sampingku dan mulai memakan masakanku.
"Apakah aku terlalu tampan dan mempersona." Rion tiba tiba saja menaruh sendok yang ia genggam dan menatapku.
"Eh?"
"Tumben kau tidak menyuruhku untuk memakai baju dahulu," ucap Rion tiba tiba.
"Pakai baju gih sana," ucapku cuek dan melanjutkan kembali makanku.
_Tin.....tin....._
Apakah itu Tera? Tanpa mengecek ponsel lagi aku bangkit dari dudukku .
"Sepertinya Tera sudah menjemputku,"
"Aku akan mengantarmu keluar, " tawar Rion. Tapi saat Rion hendak bangkit dari duduknya aku sedikit mendorongnya agar terduduk kembali.
"Tidak usah, lagipun aku akan pergi bersama Tera bukan bersama pria lain. Dan aku sudah telat," Ucapku kepada Rion.
"Aku pergi dulu ya suamiku sayanggg". Pamitku pada Rion. Mencium punggung tangannya.
Aku bergegas keluar dan menuju mobil yang ada di depan Rumahku. Alangkah terkejutnya aku yang ada di mobil adalah Arashi bukan Tera. Ketika aku akan keluar dari mobil, Arashi membuka pembicaraan yang membuatku kembali duduk.
"Ternyata rumahmu disini. Mau berangkat bersama?". Ucapnya ramah.
loh kemana Tera ini?
Aku melihat jam tanganku. Memang, sebentar lagi akan dimulai tapi Tera masih belum datang. Mau tidak mau aku harus ikut pada Arashi.
_HusShop_
"Aika, ayo berangkat."
Rion segera menuju sumber suara. Suara itu, seperti suara Tera.
_"Bukankah mereka sudah pergi bersama tadi?"_. Gerutu Rion dalam batin.
"Aikanya mana?"tanya Tera kepada Rion.
"Bukankah tadi bersamamu?"
"Gue baru aja sampai, tadi pergi dulu isi bensin jadi sedikit terlambat. Yang buat terlambat bukan isi bensin sihh...tapi nunggu abang gue penuhi _panggilan alam_".

KAMU SEDANG MEMBACA
HusShop
Fiksi Penggemar"Selamat Datang di HusShop". HusShop ? Apa itu? HusShop, Husband Shop. Toko yang menjual suami. Hah?!, menjual suami? Iya, Toko yang menjual barang dan makanan itu sudah biasa. Kami disini menyediakan hal yang susah didapatkan namun akan sangat ban...