혼란

610 64 6
                                    

Seorang gadis berpakaian serba hitam dengan tatapannya yang tajam tengah bergegas melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa, memasuki sebuah tempat klinik. Setelah mendapat telepon penting dari sahabatnya, ia kemudian langsung menghentikan kegiatannya.

Gadis itu begitu mengkhawatirkan sahabatnya, tak peduli ia sedang melakukan pekerjaan apapun. Ia akan meninggalkan itu jika diperlukan, karena sahabatnya itu sangat berharga baginya. Yang terjadi pada sahabatnya akan menjadi sebagian tanggungan darinya juga. Karena mereka telah tinggal bersama selama kurang lebih tiga tahun lamanya, ia mengenal jelas bagaimana sahabatnya selana beberapa tahun tinggal bersama. Bahkan mengetahui kelemahan sahabatnya pada sentuhan laki-laki yang selalu membuat kondisi kejiwaan sahabatnya bermasalah.

Gadis itu selalu menangis saat mengingat bagaimana seorang Psikiater mengatakan tentang keadaan sahabatnya, karena dapat dinilai bahwa sahabatnya itu sempat memiliki ide untuk bunuh diri karena trauma psikis yang ia alami sejak tiga tahun lamanya.

Tak lama setelah ia melangkah cukup jauh, gadis itu kemudian berhenti tepat di depan ruang rawat yang ia cari. Perlahan, gadis itu menghapuskan tetesan air mata yang tersisa di wajahnya, dan ia juga menarik napasnya cukup dalam, hingga dengan singkat gadis itu memasang senyuman merekahnya saat akan berhadapan dengan sahabatnya.

Terdengar bunyi pintu yang dibuka secara bersamaan, gadis yang baru datang untuk menjemput sahabatnya dibuat terkejut saat melihat seorang pemuda muncul dari balik pintu di ruang rawat sahabatnya.

"Lo-" hampir saja gadis yang bernama Arlia Indah R Lord itu mengucapkan pertanyaan yang salah dengan pemuda asing yang berdiri di hadapannya. Namun terjeda karena ia kagum melihat paras yang sangat berbeda dari para pemuda biasanya. "Hm, Wh-at are you doing in here?"

Pemuda itu hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Arlia.

Lantas Arlia menyadari satu fakta bahwa ia mengenali pemuda itu, ia juga ingat bahwa pemuda asing ini adalah salah satu idolanya yang berasal dari grup boyband asal Korea Selatan.

Bodoh, jika dia tidak mengenali sang leader dari grup Young Kids bernama RM. Tapi, apa yang RM lakukan di ruang rawat sahabatnya? Dan dimanakah sahabatnya sekarang?

Arlia memutar bola matanya ke samping, tepatnya di belakang punggung RM. Melihat sahabatnya, Ayana sedang terduduk lemas di atas kasur.

"Ayana!" Arlia bergegas menghampiri Ayana, memeluk sahabatnya dengan erat. Ia bahkan bisa melupakan keberadaan idolanya saat bertemu dengan sahabatnya itu.

Lalu terdengar isakan tangis Ayana saat kepalanya bersandar pada pundak Arlia. Ia sempat merasakan ketakutan yang membuat detak jantungnya berdetak kian kencang, tapi saat ia melihat wajah menenangkan dari Arlia. Perasaannya menjadi sedikit tenang meskipun hal ini juga, membuat Ayana langsung meluapkan sedih dan rasa takutnya.

"Teruslah menangis, Ayana. Tak apa, aku akan terus berada di sampingmu," Arlia berujar pelan sembari mengelus pelan rambut Ayana.

"A-aku takut."

"Tidak apa-apa, aku ada disini. Dan-" kalimat yang diucapkan Arlia sedikit menggantung saat ia melepaskan pelukannya pada Ayana dan mencoba mencari keberadaan RM yang baru saja ia lihat.

Namun, RM telah lebih dulu pergi sebelum Arlia menanyakan beberapa pertanyaan untuknya tentang arti dari keberadaan idolanya di tempat ini. Arlia juga belum sempat meminta foto bersama RM, karena bukan tidak mungkin saat berada dekat dengan RM jiwa-jiwa fangirl-nya akan berhasil menguasai akal serta pikirannya.

Arlia sedikit heran dan bertanya-tanya mengapa Ayana bisa bertemu dengan RM secara tiba-tiba, dan bisakah ini disebut kebetulan? lalu, mengapa Ayana harus sampai ketakutan ketika bertemu dengan idolanya sendiri. Padahal, semalam ia sangat senang bisa melihat RM di konsernya, dan beruntung karena mendapatkan botol mineral yang diberikan langsung oleh para member Young Kids.

That Hidden FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang