Cold And Attentive Junior [Bae Jinyoung×Jennie Kim]

Let's go to date!

Jichuku 😘

Jen, mau oleh-oleh apa? Mumpung baik nih!

Cogan aja gpp 😜

Ga jadi dah.

Lha! Gk boleh... Anu dehh... Anu...

Anu apaan? Jan bikin ambigu woey!

Ye... Otak lu soo, duuh apa ya?
Serah lo aja dah

Y.

:')

(Read)

---

Masa cuman 1 hari ke sana nya?' batin Jennie. Oh iya, hari ini Jennie tak ada jadwal kampus. Dia sekarang sudah selesai mandi dan berpakaian cantik.

"Pa! Papa mau aku masakin apa nih!?" tanya Jennie sambil berteriak, dimana ayahnya?

"Apa aja, yg penting bukan batu sama kayu" jawab papa nya dengan asal, terlihat dia sedang membaca koran didepan televisi ruang tengah.

"Serah papa dah!" desis Jennie lalu pergi ke dapur. Tiba-tiba terlintas pikiran unik di otaknya.

"Pancake madu dan berry, salad buah dan milkshake vanilla tea!!" ujarnya, mungkin akan sedikit lama untuk membuat semua itu. Ditambah lagi ke bar-bar an Jennie yg membuatnya sedikit agak lama.

.

"Lama banget sih, nak!" kesal Jongwoon sembari duduk di meja makan.

"Tunggu ih! Ngeselin tau gk ini pancake nya!!" sungut Jennie saat terlihat susah membalikkan pancake nya.

"Hahaha! Sini, biar papa coba!" Tik.tik.tik. jam berdetik dan jarum panjang berputar sebanyak 56 kali akhirnya Jongwoon menyerah.

"Akh! Bagaimana sih! Buahnya ketebalan, ketipisan! Miring, kena tangan lagi! Duh..!" keluh Jongwoon yg membuat Jennie tetawa lalu mengambil jari papa nya itu dan menghisap darahnya.

"Dih! Kok kamu kayak vampir sih! Jorok akh!" Jongwoon mendesis sambil mendorong kepala Jennie menjauh menggunakan tangannya yg satu nya lagi.

"Kan biar darahnya berhenti" jawab Jennie dengan tampangnya yg sok polos.

"Apa-apaan kau ini. Belajar dari siapa kau menjadi seperti itu?" Jongwoon memincingkan matanya penasaran pada sosok Jennie ini.

"Ada deh! Hehe" kekeh Jennie dan Jongwoon langsung mengusak-usak Puncak kepalanya.

***

Drap. Drap. Drap. Drap.

Terdengar suara langkah kaki yg heboh memenuhi koridor kampus. Banyak mahasiswa yg menoleh padanya. Tak peduli dengan tatapan para mahasiswa yg menatap aneh padanya, ia terus berlari.

Sampai. Ia sampai di kelas anak jurusan gizi. Dia menyibakkan rambutnya yg berwarna coklat keemasan itu kebelakang. Sedikit peluh mengalir ke dahinya indahnya.