Flashback 2 (Jinyoung)

233 20 0
                                    

UKS Sekolah.

"Nih teh anget ama bubur nya, tadi gue pesen dikantin buat lo. Dihabisin, gue mau lanjut jaga" ujar Jihoon tapi Jinyoung menahan lengannya sebelum dia pergi.

"Hmm?"

"Lo tadi katanya mau cerita, cerita sekarang dong" jawab Jinyoung sambil melepas genggaman tangannya dari lengan Jihoon.

"Gk jan sekarang, pasti dibelakang sekolah banyak yg mau manjat. Gue pergi dulu, gih buruan lo sarapan" ucap Jihoon lalu pergi meninggalkan UKS. Terpaksa akhirnya Jinyoung menghabiskan sarapannya dengan sungkan.

'Rasanya pait dimulut, iya sepahit hidup gue' batin Jinyoung.

Aaarrgghh mengesalkan!! Pasti kalau sedang tidak di UKS pasti Jinyoung sudah membantingi banyak barang kemana-mana.

***

Hari demi hari telah berlalu. Tubuh tinggi Jinyoung itu kini bertambah kurus dan pikirannya selalu penuh dengan Shuhua dan sering melamun. Cinta itu gila, sampai bisa membuat orang kehilangan akalnya. MANA SEMANGAT HIDUPMU BUNG!

"Huuffftt" untuk kesekian kalinya Jinyoung menghela nafas menyesal. Sahabat yg ia cintai dan sayangi ini tengah berbaring lemah diranjang rumah sakit. Jinyoung menyuruh Joshua pergi saat Joshua datang untuk menjenguk Shuhua, sekejap Jinyoung melupakan fakta bahwa sekarang Shuhua masih milik Hong Jisoo atau Joshua Hong itu.

Shuhua mengidap penyakit Leukimia stadium lanjut. Hati Jinyoung semakin hancur saat tau Shuhua mengidap penyakit itu. Dibalik wajah ceria Shuhua ternyata Shuhua sedang berjuang melawan penyakitnya.

"Jinyoung gue mohon, lo harus makan dulu. Gue lihat dari kemaren lo itu belum makan" Joshua menyentuh pundak lebar Jinyoung. Awalnya kaget dan akan marah tapi Jinyoung sudah tak punya tenaga lagi.

"Gue... Mohon hhh tinggalin gue sendiri!!" Jinyoung setengah membentak pada Joshua. Jinyoung masih harus sopan pada kakak kelasnya itu.

"Maafin gue, ini permintaan Shuhua yg terakhir sebelum dia... Hiks sakit gini, dia cuman mau gue jadi pacar boongan nya supaya lo gk tersiksa. Biar gue yg tersiksa" Joshua menangis dalam diam dan wajah tampannya memucat. Jinyoung seketika berhenti menangis. Lalu pergi dari ruangan itu. Joshua hanya memeluk tubuh Shuhua yg tengah koma ini.

-------

Jinyoung cepat² pergi dari rumah sakit menuju rumahnya. Saat sudah sampai rumah Jinyoung langsung mengemasi barang-barangnya.

"Baejin! Kau mau kemana!?" teriak Bae joohyun, kakak Jinyoung. Jinyoung tak menjawab, malahan Jinyoung memberi sebuah amplop pada Joohyun dengan melemparnya hingga melukai pipi Joohyun.

"Kau bukan siapa-siapa ku, aku pergi. Ayah ibu ataupun kau... Aku tak peduli mau kalian dan aku tak akan kembali lagi!" setelah itu Jinyoung pergi menggunakan sepeda motor nya menuju ke pusat kota Seoul.

Akhirnya Jinyoung meneruskan segala pendidikan nya di kota Seoul, dia sempat loncat kelas dan dia anak terpandai di SMA nya. Saat gabut dirumah, dia membolos. Dia mendapat telfon dari seseorang.

"Hmm, siapa ini?" jawab Jinyoung dengan nada dinginnya.

"Shuhua.... Hiks hiks... Dia.... Meninggal" ternyata yg menelfonnya adalah Joshua, kini hati Jinyoung hancur sangat sangat hancur, seperti ada yg meretakkan hatinya hingga tak berbentuk.

"Gue gk peduli. Lo urus aja dia" ketus Jinyoung seolah memang inilah dia yg baru, dulu ia adalah orang yg lembut dan penuh dengan kasih sayang. Kini dia berbicara seolah ia sama sekali masa bodoh dengan sahabatnya yg kini sudah berpulang kepada tuhan.

"Hiks.... Kenapa kau menyembunyikan ini dariku, hiks" tak kuat untuk menahannya, Jinyoung pun menangis dengan derasnya. Ia masih ingat betul permintaan berat Shuhua dulu padanya.

Shuhua pernah meminta pada Jinyoung untuk menjadi dokter ahli gizi dan membangun rumah sakitnya sendiri. Sangat berat memang, tapi Jinyoung akan terus berusaha agar cita-cita Shuhua itu tercapai. Sebagai penghormatan terakhir Jinyoung pada Shuhua.

Kini Jinyoung bertambah giat dan orang yg dingin. Banyak orang yg ingin mendekat padanya tapi kini lebih memilih untuk menjauh. Hanya ada satu orang yg mau berteman dengannya. Dia perempuan, orangnya dingin, tapi baik. Kata Jinyoung. Dia Jennie Kim. Anak pindahan dari Busan.

"Jangan pernah inget gue lagi" ucap Jennie pada Jinyoung yg membuat wajah yg semula dipenuhi senyum bahagia menjadi luntur.

"T...tapi... Kenapa?" tanya Jinyoung sembari mengguncang lengan Jennie menuntut penjelasan.

"Gue mau lulus dan pastinya gue lebih fokus belajar, sorry. Kita bukan temen lagi" ujar Jennie, sangat menusuk di hati Jinyoung.

"Tapi... Lo satu²nya temen gue. Ah! Enggak! Sahabat! Lo sahabat gue satu²nya" Jinyoung menangis saat Jennie menepisnya.

"Gue terpaksa" lirih Jennie lalu pergi meninggalkan Jinyoung di taman belakang sekolah.

Jinyoung tertunduk sembari menangis dalam diam. Ini untuk kedua kalinya dia kehilangan sahabatnya. Dia juga berjanji untuk melupakan Jennie juga.

Saat sudah kuliah Jinyoung melihat Jennie lagi, tapi berusaha untuk seperti tak mengenalnya. Jennie pun sebenarnya lupa dan benar-benar lupa bagaimana wajah Jinyoung. Sesibuk itu kan Jennie hingga benar-benar lupa pada Jinyoung. Apakah dia sempat amnesia? Ah aku tak tahu. Biarlah mereka menjalani kehidupannya pelan².

End~❤️

Cold And Attentive Junior [Bae Jinyoung×Jennie Kim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang