6

558 60 0
                                    

Senyum diwajah Hakyeon terus mengembang ia tak pernah sebahagia ini, Taekwoon tak mengabaikannya lagi baik itu di hadapan kamera ataupun di belakang kamera.

"Hakyeon hyung awas–"

"Aku tahu kau sudah sadar, ya! bangunlah.. Cha Hakyeon!"

"Aaa!!!" Hakyeon berteriak histeris dengan kedua tangan menyilang di depan kepalanya "Hongbin benar-benar kenapa dia melempar bola kearahku"

"Kau berkhayal? Mereka sudah pulang dan..." satu tarikan napas kekesalan terdengar "menyuruhku untuk menemanimu disini"

"Oh Taekwoon-ah?" Kaget Hakyeon.

"Mwo? Apa kau ingin bunuh diri eoh? Tidak makan apapun, kau bekerja untuk makan baboya!"

"Eh?" Hakyeon bingung menatap Taekwoon

'Aku kembali?'

Hakyeon melihat sekitarnya, sepertinya ia sekarang sedang berada di rumah sakit.

Kenapa?

"Kau sudah menghabiskan satu botol infus dokter bilang kau boleh pulang jika sudah siuman"

"Arraso" Yap ternyata itu hanyalah mimpi.

Hakyeon bermimpi selagi ia pingsan karena lapar.

Sekali lagi menjadi mimpi terindah yang pernah Hakyeon alami. Namun sekarang ia harus menjalani kehidupan nyatanya lagi.

Meski didalam hati Hakyeon berharap bisa kembali bermimpi.

-

Sejak hari itu Hakyeon tak pernah kembali ke dunia fantasinya....

Hakyeon meletakan buku yang sudah selesai ia baca di atas dadanya kini netranya beralih memperhatikan langit-langit kamarnya.

"Kupikir aku harus berterima kasih" Hakyeon bersyukur ia diberi kesempatan untuk berfantasi senyata itu. Senyum manis mengembang di bibir manisnya Hakyeon tak mungkin terus memikirkan hal itu selamanya.

Hari baru Hakyeon telah dimulai.

Bau harum menyeruak dari dapur Hyuk menggaruk perutnya dengan wajah mengantuk ia berjalan seakan ada yang menariknya menuju dapur.

"Oh uri Hyuk, bisa kau panggilkan yang lain makanannya sudah siap"

Hyuk mengangguk tanpa suara ia memutar tubuhnya kembali untuk memanggil hyung-hyungnya.

"Cepatlah~~"

Pagi ini meja makan dipenuhi dengan makanan lezat yang dimasak oleh Hakyeon.

"Kau baik-baik saja hyung?" Tanya Jaehwan, terselip kekhawatiran di dalam pertanyaanya.

"Tentu saja" Hakyeon tersenyum. Senyum yang dapat menenangkan hati siapapun yang melihatnya, tapi tetap saja senyum manis itu tak akan mampu meluluhkan sifat dingin Taekwoon padanya.

Jaehwan mendatangi Hakyeon yang tengah mencuci piring bekas sarapan mereka.

"Hakyeon hyung" Panggil Jaehwan.

"Umh?"

"Ada yang ingin ku katakan padamu"

Hakyeon membilas tangannya, Jaehwan datang di waktu yang tepat cuciannya sudah selesai.

"Apa itu?"

"Sebenarnya..." Jaehwan menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan berkali-kali ia membasahi bibir tebalnya karena gugup.

Melihat hal itu Hakyeon semakin dibuat penasaran "Cepatlah"

"Sebenarnya aku dan Wonshik berkencan, 3 tahun sudah 3 tahun. Kami tak bermaksud menyembunyikannya hanya sa—"

FANTASY ; LEON/ NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang