Alana yang dari dulu sering banget disebut sebagai dewan penasihat hubungan oleh Alitha dan Gira, pernah bilang ke mereka jika lagi dekat sama laki-laki tanpa ada hubungan yang serius, disarankan menghindari untuk dikenalkan ke orang tua.
Kenapa? Nanti kalau menjauh atau putus, jadi agak susah dan pasti ditanya-tanya terus.
Teringat itu, untuk sekarang ada baiknya Alana terapkan kepada diri sendiri.
Sudah tiga minggu ini kantor Alana sibuk dan padat. Persiapan akuisisi perusahaan untuk perluasan bisnis, setumpuk kontrak yang perlu direview dan penerapan kebijakan moneter baru dari Pemerintah yang tentu divisi Alana juga kena imbasnya baik secara langsung atau tidak langsung. Efeknya, Alana jadi lupa waktu buat lembur di kantor terus-terusan. Nggak ada hang out sama Darrell dan Zian, nggak ada waktu buat ketemu Alitha yang lagi main ke kotanya, atau bahkan membiarkan Alana beristirahat dengan tenang tanpa gangguan pekerjaan di weekend kemarin.
Nggak masalah buat Alana dengan semua kesibukan itu, toh resiko pekerjaan. Di luar gaji, perusahaannya sedang berbaik hati buat ngasih day off di hari Jumat besok padahal nggak tanggal merah.
Tapi rupanya Nyonya Winata ikut nanyain kabar gadis itu yang udah lama gak ketemu. Disangka berantem sama Bayuaji.
Jam setengah 2 siang, Alana yang baru keluar dari ruang meeting bersama rekan divisinya beristirahat di kursi kerjanya masing-masing, dalam hati merutuki jalannya rapat yang alot hari ini. Alana bergerak mengambil smartphone yang semenjak masuk kantor pagi tadi langsung dia masukin laci meja kerja, tentu aja terkunci, dan langsung meeting.
Notifikasinya berisi: SMS dari provider, grup Whatsapp kantor, grup Whatsapp sama Alitha dan Gira, pesan dari Bayuaji, SMS promo dari provider, pesan dari Nyonya Winata, promo transportasi daring.
Alana membuka pesan dari Nyonya Winata. Yang menanyakan kabar Alana juga satu dua hal lain, gadis itu membalas pesan Nyonya Winata. Sebelum balasan Nyonya Winata datang, Alana beralih pada pesan dari Bayuaji mengiriminya dua pesan pukul 10.12 pagi tadi, dan pesan terakhir terlihat penting.
Bayuaji
Lan, nyokap gue ngehubungin lo nggak?
Kalo lo gak sibuk, gue boleh telfon?
Iya Bay, Tante ngechat gue
Sorry baru bales ya. Sekarang juga boleh
Hanya butuh waktu 30 detik dari balasan Alana terkirim, kemudian Bayuaji benar menelfon Alana.
"Halo Bayu? Sorry ya, gue baru kelar meeting"
"Hei. Lo lagi istirahat dong kalo gitu?" tanya Bayuaji basa-basi, Alana jawab iya, tapi gapapa dan mengembalikan ke topik awal.
"Nyokap gue ngechat gimana ke lo Lan?"
"Tadi sih nanya kabar gue doang, terus- oh, sama gue akhir minggu ini ada acara apa enggak. Kenapa emang?"
Kemudian hening. Bayuaji sendiri nggak tahu gimana menyampaikan ke Alana.
"Gue gak tahu ini lancang apa enggak buat bilang duluan, tapi Nyokap gue minta lo nemenin gue ke Solo, ngewakilin kawinan sepupu gue."
Mendengar itu, Alana langsung menegakan badannya dari kursi kerja. Dia udah jawab iya, dia lagi santai ke Nyonya Winata. Pikirnya hanya basa-basi biasa, paling di suruh ke rumah mereka. Alana nggak nyangka sejauh ini.
"K-kok gue?" Alana bingung. Bayuaji tahu kalau Ibunya tahu dia suka sama Alana, juga Ibunya sendiri memang seneng sama Alana. Tapi nggak mungkin dia segamblang itu jelasin ke Alana. Bayuaji cuma bisa jawab nggak tahu ke Alana.
"Maaf kalau ini bakal bikin lo nggak nyaman, lo bisa nolak kalau lo gak mau atau nggak bisa" kata Bayuaji sebelum menutup telfonnya. Alana bimbang.
Dan benar aja, ketika ia membaca balasan pesan dari Nyonya Winata, membahas tentang perjalanan ke Solo.
Gak enak juga sih ini nolaknya gimana, tapi kalau ikut juga nggak enak. Aduh. Kepalanya jadi makin penuh.
-
Satu hari sebelumnya, Bayuaji sudah menolak usulan Ibundanya. Toh, dia bisa sendiri ke Solo buat hadir ke perkawinan sepupunya. Atau mungkin ngajak Fazrin dan Calvin sekalian main.
Bayuaji lupa kalau Fazrin lagi sibuk, dan Calvin sendiri lagi ke luar pulau.
"Tapi Mah, kan belum tentu Alana bisa" sanggah Bayuaji
"Emang kamu nggak nanya Alana? Hayo, kalian musuhan ya?" tanya Nyonya Winata balik,
"Ya nggak gitu lah Mah, ntar kalo Alana nggak nyaman gimana? Nggak usah lah ya?" Bayuaji memohon. Bukan bermaksud buruk, tapi Bayuaji beneran cuma takut bikin Alana nggak nyaman, cuma itu.
-
Sehabis Alana membersihkan diri setelah pulang kerja, kemudian panggilan dari Nyonya Winata masuk. Percakapan kasual biasa sepeti bertukar kabar tentu terjadi sebelum akhirnya ke inti percakapan.
Alana baru tahu bahwa awalnya yang seharusnya berangkat memang Nyonya Winata, Dion, Marcella, juga Bayuaji. Tapi tadi malam Ibunda Marcella masuk rumah sakit dan Nyonya Winata punya etika nggak tertulis buat ikut jagain Ibunda Marcella bareng Dion dan Marcella sendiri sebagai anak tunggal.
Belum lagi, Bayuaji juga keukeuh buat bawa mobil aja ke Solo karena naik pesawat nggak efisien dan tiket kereta sold out, jadwal yang lain bakal bikin telat ke acara perkawinannya. Bisa sih beli dadakan tapi Bayuaji pasti nggak punya waktu buat ngecek dan nunggu tiket cancel-an. Nyonya Winata khawatir karena kalo iya, maka itu bakal jadi pertama kalinya Bayuaji bawa mobil jarak jauh sendiri.
Alana jadi teringat dulu Ayahnya juga sering ke trip mudik dengan mobil sendiri dan itu melelahkan kalau nggak ada teman.
"Jadi gimana Lan?" tanya Nyonya Winata. Alana menghela nafasnya sebelum akhirnya menyetujui ajakan tersebut.
"Eh tapi gimana Bayuaji juga sih Tante, kalau Bayuaji nggak masalah ditemenin sama Alana."
"Tuh, Bay. Gapapa ditemenin sama Alana?" ucap Nyonya Winata. Alana menggigit bibirnya kecil. Ikut khawatir juga kalau misal gak sejalan sama niatnya.
"Alana bisa Mah? Gapapa kok," samar-samar Alana dapat mendengar jawaban Bayuaji.
Nyonya Winata kemudian melanjutkan telfonnya dengan Alana sebelum akhirnya panggilan benar-benar ditutup.
Sedikit Alana tahu bahwa Bayuaji memang berharap Alana bisa ikut. He really appreciate and anticipate that long trip with her to Solo.
---
A/N:
I hope these 2 new chapters could entertain and distract you from those bunch of un-neutral news out there. Also thank you for still keeping up with Getting Closer💖
Cheers!
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Getting Closer; Bang Chan
FanfictionPernahkah kamu bertemu orang asing tetapi dapat mengertimu sepenuhnya lalu begitu saja menjadi teman dan rasanya seluruh lingkarannya bersinggungan denganmu? Hingga akhirnya kamu merasa bahwa ia memang untukmu, Nyatanya? - AU!Lokal Fromis_9's Captai...