Going✈️Solo

954 200 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum keberangkatan, tentu Alana pamit ke Ibu dan Ayahnya. Kalau Nyonya Cendani cuma ketawa karena tahu gimana perasaan Alana ke Bayuaji dan bilang untuk hati-hati, maka Tuan Prameswara yang ngasih tahu do and dont's selama perjalanan. Nggak lupa jalan alternatif kalau macet untuk Bayuaji lewat Alana.

Keberangkatan Alana dan Bayuaji juga sempat jadi pembicaraan anak Sembilan Koefisien di grup. Sebenarnya jadi pembicaraan karena Bayuaji berangkat sama siapa sih, bukan perjalanannya.

"Lu cuma nganggep dia temen ke undangan ya Bay?" celetuk Haris, lagi ngaso di apartemen Calvin sebelum pulang ke rumah dari kantor.

"Kagak lah, enak aja" bantah Bayuaji, Fazrin sama Calvin main Nintendo Switch sambil mendengarkan sepintas.

"Bentar lagi kita lihat Bayu jadi budak cinta apa nggak," ucap Fazrin asal, kemudian gaduh gara-gara characternya hampir mati diserang Calvin.

"Bae-bae lu besok malam di jalan, bawa anak orang" Calvin angkat suara akhirnya.

-

Beda dengan malam resepsi Dion, kali ini Alana mutusin buat pakai dress yang pernah dia pake. Jadi nggak perlu beli baru, lagipula nggak ada waktu juga soalnya masih hectic week. Alana juga janjian dan ngewanti-wanti semua perkataan Tuan Pram lewat telfon ke Bayuaji, beneran nggak ada waktu buat ketemu.

Alana dan Bayuaji memutuskan buat berangkat habis Isya, biar sembahyang sama makan malamnya nyantai juga. Selesai itu semua, mereka berangkat menuju kota Solo.

"Lo kalo ngantuk, bilang" kata Alana ketika bahkan belum jauh dari perumahan Bayuaji, yang dibalas anggukan oleh Bayuaji.

"Lo juga kalo ngantuk tidur aja." ucap Bayuaji.

Lagu-lagu dari music player dimainkan dalam volume rendah, menjadi backsound dari percakapan asli Bayuaji dengan Alana. Tentang cerita perjalanan mudik, siapa sepupu Bayuaji yang menikah, nanti di sana nginep di mana. Estimasi perjalanan mereka mungkin sekitar 8 jam, kata Google.

Alana beneran nggak ngantuk bahkan sampai setengah perjalanan, memasuki daerah Jawa Tengah. Mungkin salah satunya tugas-tugas saat kuliah dulu yang melatih mereka kuat begadang. Bayuaji berhenti di rest area buat isi bensin, istirahat, ngemil, dan ngerokok.

"Bay mau dong," kata Alana tiba-tiba, matanya sayu. Bayuaji yang lagi ngisep rokoknya kaget, dan langsung mendelik tajam.

"Apaan? Ini? Kagak!" kata Bayuaji menaruh batang rokoknya di bawah meja.

"Kopi, bodoh." sungut Alana balik sambil ngambil kopi di depan meja Bayuaji. Lelaki itu menertawakan kebodohannya.

Setelah batang kedua, mereka melanjutkan perjalanan. Kali ini percakapan lebih ke mengenang masa kuliah.

"Inget banget tuh gue Pak Sahid, ngasih tugas bikin sakit kepala," kata Bayuaji, Alana setuju.

"Iya, jebakan banget inget gak yang pas UTS tuh? Bikin replik, duplik sama apa sih satu lagi? pledoi? Tulis tangan semua dalam waktu 3 hari."

[4] Getting Closer; Bang ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang