"Kean, udah liat story Deva?" tanya Aster sambil mengalihkan pandangan dari ponselnya. Keanna yang sedang meneguk minuman menjawab pertanyaan Aster dengan gelengan, membuat Aster menunjukkan layar ponselnya pada Keanna. "Kasar ya sama ceweknya."
Keanna mendengus geli melihat video singkat yang kira-kira diunggah pukul sembilan malam tadi. Maklum, Keanna belum membuka Instagram. Di video itu, Deva sedang makan bersama Dina, pacarnya dan melontarkan kata kasar kepada cewek itu. Dina hanya menanggapi dengan tawa dan menyuruh Deva untuk diam.
"Sama Keanna juga kayak gitu kan cara dia ngomong?" tanya Bintang sesudah melihat video itu juga.
"Ya gue kan bukan pacarnya, masa sama pacar ngomongnya kayak gitu?" sahut Keanna. Keanna kemudian mendorong kursinya ke belakang, lalu berdiri. "Gue mau main ke IPA 1, baii!"
Bintang berdecih. "Bilang aja mau modus."
Keanna menanggapi perkataan Bintang dengan mengacungkan jempolnya, tanpa menoleh ke dua orang temannya itu. Keanna kemudian membuka pembatas kelas, dan masuk ke IPA 1.
"Misi guys, numpang lewat." ucap Keanna kepada sekitar lima anak cowok dan tiga anak cewek yang berada di dalam kelas. Pasti Kevan ada di luar.
Keanna membuka pintu, keluar dari kelas IPA 1. Ia menuju ke depan kelas, dimana terdapat bangku panjang dan selasar yang cukup luas. Ia menghampiri cewek-cewek IPA 1, dan duduk bersama mereka. Di lingkaran itu ada Angel, Shela, dan Gisel.
"Ngapain lo?" tanya Shela, cewek kurus, kulit putih, berambut pendek itu dengan nada seolah sinis.
Keanna mendengus. "Gabut di IPS."
"Yaudah sini, masuk IPA." kata Angel, cewek chubby berkacamata sambil menggigit roti di tangannya.
"Ogah!" Keanna tidak setuju. "Bisa mati muda gue di IPA. Suram." Keanna bergidik ngeri, mengundang tawa ketiga anak IPA di sekelilingnya.
"Lo gimana sama Kevan?" tanya Angel dengan volume pelan, tapi cukup terdengar oleh mereka berempat.
Keanna terkekeh, merasakan panas menjalari wajahnya. "Gimana apanya?"
"Tuh, Kevan disitu." Gisel menunjuk lingkaran laki-laki yang ada di selasar, di belakang Keanna.
"Ada?" tanya Keanna lagi.
"Liat aja." Gisel menyuap makanan ke mulutnya, memperhatikan senyum Keanna yang tertahan.
Keanna menoleh ke belakang, mencari keberadaan Kevan. Dan benar saja, cowok itu ada di lingkaran cowok-cowok yang sepertinya sedang 'mabar'. Cowok itu bersandar ke dinding sambil fokus memainkan sesuatu di ponsel hitamnya, tidak menyadari keberadaan Keanna.
"Waktu istirahat telah selesai, anak-anak segera kembali ke kelas masing-masing."
Suara wanita yang berbicara di speaker menyatakan waktu istirahat telah selesai. Gisel masih berkutat dengan bekalnya yang belum habis, Shela sudah bangkit untuk membuang bungkus makanannya, sedangkan Angel masih menemani Niko, pacarnya yang merupakan anak IPS 2.
"Aku mau balik ke kelas guys, babai!" Keanna bangkit. Setelahnya, ia menarik lengan Gisel yang terulur padanya agar dibangunkan. Keanna masuk ke IPA 1 bersama Gisel dan Shela.
Keanna tidak sadar, saat berjalan ke belakang kelas, Kevan berjalan di belakangnya. Kevan hendak menuju tempat duduknya yang kebetulan berada di samping pembatas. Persis dengan tempat duduk Keanna di kelas sebelah.
Keanna mendorong pembatas krem itu, namun tidak mau terbuka. Keanna mencebik. Pasti sudah dikunci oleh teman sekelasnya. Akhirnya, dengan suara amat kencang, Keanna berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Teen FictionKeanna Miracle menutup hatinya untuk seseorang yang sejak awal tidak pernah jadi miliknya. Semua usahanya untuk melupakan gagal. Hingga seseorang dengan hadir dan meruntuhkan dinding pertahanannya. Ketika Keanna sudah terlena dalam bahagia, semesta...