"Lo kelas berapa?" Tanya Chenle.
"Kok jadi lo?"
"Kan udah kenal."
"Jadi kalo belom kenal aku-kamu?"
"Iya."
"Gue kelas XII IPS 2, lo?" Jawab Nara.
"Kakak kelas dong?! Gue kelas X IPA 1, maaf ya kak gasopan sebelumnya," Jawab Chenle malu.
Nara tertawa.
"HAHAHA, santai aja kali gabakal gue telen, boleh anterin ke kelas?" Pinta Nara.
"Biasanya kan kalo anak baru minta anterin ke ruang kepsek dulu kak, kok kakak enggak?"
"Kan mau modus dulu dek, gapeka amat," lanjut Nara.
"Eh, ya-yaudah kak ayo gue anter."
Mereka pun berjalan di koridor sambil berbincang bincang. Tak jarang Chenle dibuat tertawa oleh Nara.
"Sampe kak, duluan ya," pamit Chenle.
"Iya adek cakep," Nara menjawab kemudian mengedipkan sebelah matanya.
Chenle yang malu segera berlari meninggalkan Nara.
"Perasaan tadi nangis nangis," batin Chenle.
"Lucu banget sih dia."
Nara pun segera memasuki kelas dan duduk di kursi paling belakang.
"Lo anak baru ya?"
"Iya, gue Nara," jawab Nara.
"Gue Minju. Tadi lo dianter sama Chenle?" Tanya Minju.
"Iya, kok tau?"
"Siapa yang nggak tau dia sih, manusia bau duit," lanjut Minju.
"Makanya fluffy kayak slime, biasanya kan bulukan gitu. Holkay ternyata."
Minju ketawa, tapi ketawa cakep.
"Pasti temen lo banyak," Minju bersuara.
"Emang si Chenle itu sekaya apa?" Tanya Nara mengalihkan pembicaraan.
"Kalo dia mau dia bisa beli semua sekolah yang ada didaerah ini," jelas Minju.
"GILA, dia bersin keluar duit kali ya."
Mereka terus berbincang bincang hingga guru masuk dan memulai pelajaran.
●○●
Bel istirahat berbunyi.
"Kantin nggak?" Tanya Minju.
"Boleh deh," jawab Nara.
"Pesen sendiri sendiri aja ya biar enak," usul Minju.
"Sip."
Mereka pun memesan makanan masing masing.
"Yaela rame semua lagi."
Nara memicingkan matanya hingga menemukan satu kursi kosong tepat disebelah Chenle.
"Emang ya, kalo jodoh tuh keliatan."
Nara menghampiri Chenle yang sedang khidmat menikmati makanannya.
"Adek unyuku sayang, gue duduk sini ya," Nara meminta dengan muka di imut imutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth; Chenle
FanfictionGadis ceria bertemu dengan laki laki banyak bicara. "Nggak semua bisa dibeli dengan uang tuan." "Kaya hati kamu." "Gadenger lagi bobo." Hingga akhirnya mereka sadar, mereka terlalu banyak berbohong. Note: baca dulu deh ampe chapter 3. Siapa tau suka...