Jeno
Jangan deket deket Chenle!Nara
Emang kenapa apa masalahnya sama lo?Jeno
GUE BILANG JANGAN DEKET DEKET CHENLENara
Lo homo suka sama Chenle? Atau lo suka sama gue?Jeno
Kalo gue bilang gue sukanya sama lo gimana?Nara
Yaudah gue tetep suka sama Chenle, lagian lo juga bangsatJeno
NgacaRead
Nara mematikan ponselnya dan mengacak rambutnya.
"Kok jadi gini sih?! Kenapa bisa Chenle temenan ama Jeno?! Jeno kan miskin!"
Nara kembali mengacak acak rambutnya dan menjatuhkan dirinya kekasur.
"Tenang Nara jangan panik tenang jangan—"
"Akh—jangan sekarang!" Nara menjambak rambutnya dengan keras.
"Akhh!" Nara kembali berteriak.
"DIEM DIEM DIEM!" Nara semakin menjambak rambutnya.
Dengan susah payah Nara berusaha mengambil obatnya.
Dengan cepat Nara meminum obat gitu.
"Hah hah," Nara menstabilkan napas.
"Obat gue abis, duit gue abis. Apa gue porotin aja Chenle? Eh yaampun gabole dosa," Nara terus berbicara sendiri.
Ting!
Notif dari hp Nara.
Jeno
Gimana? Obat lo abis, duit lo abis, masih bisa idup?Nara
Mau lo apa anjirJeno
Gue bakal ngasih gratis obat lo, asal lo mau nurutin perkataan gueNara
Apa?Jeno
Jadi pacar gue, jauhin ChenleNara
Ogah!Jeno
Lo mau mati cepet?Nara
Mending mati cepet daripada jadi pacar loSend
"Masa gue ngemis di pinggir jalan sih?! Ottokee?!" Nara terus berbicara sendiri.
"Dog dog dog DOG!" Nara mengumpat diakhiri dengan teriakan diakhir.
Renjun yang mendengar kegaduhan berusaha bertanya kepada tetangganya itu.
"NARA LO GAPAPA?" Tanya Renjun.
"EH GUE GAPAPA!" Jawab Nara juga berteriak.
"Mau gue samper nggak?"
"Nggak usah!"
"Oke gue samper."
"Tolol bat Renjun," kesal Nara.
"Tetangga bukain pintu dong!"
Nara membukakan pintu.
"Kan udah gue bilang gausah disamperin!"
"Sebagai tetangga yang baik, harus peduli. Lo kenapa deh emangnya?" Tanya Renjun.
"Abis nonton horror make vr," jawab Nara.
"Boong gapercaya."
"Beneran~"
"Terus itu tempat apaan?" Renjun menunjuk sebuah tabung dibelakang Nara.
"Mampus belom gue sembunyiin."
"Itu obat asma gue!" Jawab Nara.
"Kemaren nggak gitu deh bentukannya."
"Kan ada dua botol," jawab Nara menyakinkan.
"Oke gue percaya, yaudah babai." Renjun kembali ke rumahnya.
Ditempat Renjun
"Gapercaya gue kalo itu obat asma dia juga. Gatau aja dia gue anak FK, bukan urusan gue juga sih sebenernya. Terus tadi sekilas gue ngeliat ada notif dari Jeno, Jeno kan—ganteng, hehe."
RENJUN LURUS KOK KAWAN
"Telpon Hendra deh."
Renjun pun menelpon Chenle.
"Apa dah nelpon nelpon?"
"Itu Nara."
"Nara kenapa?"
"Auto panik kalo Nara, giliran gue aja bodoamat."
"Nara kenapa?"
"Gapapa cuma pengen nelpon aja hehe."
"Gue merinding deh, lo dari kapan suka cowok? Biar gue bilangin dokter buat ngurusin lo."
"Gua masih suka cewe ya! Kalo pacarnya jisung nggak sama jisung juga dari dulu gue pacarin!"
"Najis sukanya sama anak kelas 3 smp."
"Gitu gitu dia cakep."
"Tapi tante tante."
"Iya gue tau lo lucu, lo kaya, gausah jelek jelekin orang juga kali."
"Gini emang kalo punya temen spesies Renjun, pasti akhir akhirnya julid. Udahan sibuk mau bakar duit."
Chenle mematikan sambungan telpon.
"Nanti ajadeh ngasih taunya, biar seru hehe." Batin Renjun.
●○●
Jeno
Oke untuk sekali ini gue kasih gratis tanpa imbalan gimana, deal?Jeno kembali meng-chat Nara.
Nara berpikir sejenak kemudian menjawab.
Nara
DealJeno
Nanti malem jam 11 dirumah gue
:)Read
—
Masa jeno gantenkYaudah ngasih tau doang
Dadah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth; Chenle
FanfictionGadis ceria bertemu dengan laki laki banyak bicara. "Nggak semua bisa dibeli dengan uang tuan." "Kaya hati kamu." "Gadenger lagi bobo." Hingga akhirnya mereka sadar, mereka terlalu banyak berbohong. Note: baca dulu deh ampe chapter 3. Siapa tau suka...