"Gue kenal lo nggak nyampe sejam tapi lo udah ngerepotin gue," oceh Renjun.
"Gapapa gue kan cantik," balas Nara. "Kita mau kemana deh?" Lanjut Nara.
"Kerumah temen gue."
"Kok nggak nyampe nyampe?"
"Ini udah dibagian rumahnya," jawab Renjun.
"Apaan, ini aja kanan kiri cuma pohon, terus itu lapangan terus dia taman terus—"
"Diem atau gue turunin lo disini!"
"Hish, ni orang marah marah mulu untung ganteng."
"Turun!" Perintah Renjun.
Nara segera turun dan mengikuti Renjun dari belakang.
Ting tong
Renjun menekan bel.
"Hen, gue udah nyampe. Langsung masuk ya," Renjun berbicara kepada sebuah alat yang menurut Nara cuma dimiliki orang kaya.
"Iya masuk aja," Terdengar jawaban dari alat tersebut.
"Temen lo sekaya apa sih?"
"Yang jelas lebih kaya dari lo!"
Mereka pun memasuki rumah orang kaya itu.
"GILA WOY INI RUMAH APA ISTANA? UDAH KEK SOFIA THE FIRST! TASYA FA*RASYA LEWAT," teriak Nara.
"Ini rumah orang babi, jangan malu maluin!"
"Mana temen lo?" Tanya Nara.
"Katanya langsung ke kamar, kamarnya dilantai 3."
"Mesen go-jek dulu yak biar nyampe kamar tu orang," oceh Nara.
Nara melangkahkan kakinya menuju tangga. Anak tangga kelima Nara menyadari Renjun tidak mengikuti dirinya.
"Heh Renjun! Lo nggak naek?"
"Kan ada lift, ngapain naik tangga?"
"Anj—bilang dong kalo ada lift, kan energi gue kebuang sia-sia jadinya!"
"Ngomel mulu kayak emak, udah ayo gece."
Mereka berjalan ke lift. Sesampainya dilantai tiga mereka segera menuju kamar teman Renjun. Tanpa basa basi Renjun segera membuka pintu kamar temannya tersebut.
"Eh Renjun udah dateng itu siapa di belakang—lah kak Nara?!"
"Eh Chenle? Jadi ini temen lo yang lo bilang kaya banget. Bilang dong kalo Chenle, gue kan kenal!"
"Heh lo daritadi nggak nanya ya nama temen gue siapa!" Balas Renjun galak.
"Yaudah nggak usah berisik Renjun, kak Nara. Langsung duduk aja."
"Gila sih gue ngerasa jadi sodaranya Sofia, Ember, James. Kamarnya aja kek gini, toiletnya gimana ya," Nara mulai berkhayal. "Eh dek!" Panggil Nara.
"Apa kak?" Sahut Chenle.
"KALIAN BERDUA KAKAK ADEK? KOK GAMIRIP? KOK NGGAK SERUMAH? EMANG YA LO HENDRA SELAMA INI GABILANG BILANG PUNYA KAKAK SETAN KAYAK BABI!" Renjun ngomong ganapas.
"BISA NGGAK SIH LO NGGAK MANGGIL GUE BABI, ANJING!"
"LO AJA MANGGIL GUE ANJING, BABI!"
"HEH BABI SAMA ANJING DIEM! DAN RENJUN JANGAN MANGGIL GUE HENDRA!" Chenle ikutan teriak.
"Maaf tuan," jawab Nara dan Renjun serempak.
Nara sama Renjun auto tatep tatepan.
"Matamu melemahkanku~" soundtrack dari Chenle.
Renjun ama Nara auto nggak kenal.
"Nih ya Jun, gue manggil dia kakak karena dia kakak kelas," jelas Chenle.
"Gue manggil dia adek karena dia adek kelas," jelas Nara.
"Gue lebih tua dari lo tapi lo nggak manggil gue kakak Le."
"Karena lo cowok."
"Apa banget sih kamu!" Jawab Renjun hiperbola.
Chenle merinding.
"Eh Le toilet mana?" Tanya Nara.
Chenle menunjuk letak toilet.
Nara melangkahkan kakinya menuju toilet.
"GILA SIH WOY INI KAMAR MANDINYA CAKEP BANGET PENGEN GUE PACARIN!" Teriak Nara.
Setelah berteriak seperti itu Nara langsung keluar toilet.
"Kok cepet?" Tanya Chenle.
"Cuma pengen liat toiletnya secakep apa," jawab Nara enteng.
"Emang ya siluman babi norak banget," Renjun mencibir.
RENJUN UDAH KEK EMAK EMAK BELI SAYUR KELILING GIBAH MULU.
"HEH LO TUH—"
Belum selesai Nara berbicara Chenle langsung membekap mulut Nara dengan kedua tangannya.
"UDAH DEH KALIAN BERDUA JAN RIBUT MULU, CAPEK AJA GUE DENGERNYA!" Omel Chenle.
Tiba tiba Nara sesak napas.
"Kak lo kenapa? Jangan bilang gara gara gue bekap tadi?"
"O-obat gue di-didalem tas! ce-cepet!"
Chenle langsung mengambil obat yang berada didalam tas Nara. Nara pun memakai obat tersebut.
"Sorry kak, gue nggak tau lo asma," Chenle meminta maaf sambil mengusap rambut Nara.
"Gapapa," jawab Nara lemah.
Renjun? Asik menonton drama dihadapannya dengan es teh manis di genggaman.
Selang beberapa menit tidak terdengar lagi suara dari Nara.
"Kak? Lo tidur?" Chenle mengguncang guncangkan bahu Nara.
Tidak ada respon dari Nara. Renjun pun menghampiri dua sejoli itu.
"Dia pingsan," kata Renjun.
—
Vommentnya!
Kenapa tokoh ceweknya selalu pingsan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth; Chenle
FanfictionGadis ceria bertemu dengan laki laki banyak bicara. "Nggak semua bisa dibeli dengan uang tuan." "Kaya hati kamu." "Gadenger lagi bobo." Hingga akhirnya mereka sadar, mereka terlalu banyak berbohong. Note: baca dulu deh ampe chapter 3. Siapa tau suka...