Bismillahirrahmanirrahim
................................
Chanyeol yang baru saja selesai membersihkan dirinya, kini melihat tampilan dirinya di cermin di dalam kamar mandi. Sambil mencukur bulu halus di dagunya yang sekalipun tidak terlihat tapi sedikit terasa. Juga mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.
Tubuhnya yang polos, masih di aliri tetesan air, bekas dirinya mandi membuatnya terlihat jauh lebih seksi.
Chanyeol tersenyum melihat bekas di sekitar leher dan tulang selangkanya. Kebiasaan putri yang tak pernah bisa hilang sejak awal menikah. Wanita itu selalu melampiaskan hasratnya pada Chanyeol dengan menggigit setiap bagian tubuh Chanyeol yang terlihat di matanya.
Tapi, bukannya marah atau kesakitan. Chanyeol justru sangat menyukai itu. membuat lelaki itu merasa bahwa dia benar – benar hanya milik sang istri. Hanya milik Putri seorang.
Meskipun putri sendiri pasti akan menolak untuk mengakui bahwa tanda itu di buat olehnya.
"How Lucky I am..." gumamnya dan tersenyum sangat lebar.
........................
Kebahagiaan Chanyeol rasanya hampir saja runtuh saat itu juga. Begitu dia menyadari bahwa Putri kini justru tak terlihat dimanapun di kamar itu.
Memang, putri mandi terlebih dahulu dan bergantian dengan Chanyeol. Tapi dia sama sekali tak mengatakan kalau akan keluar atau apapun juga setelah itu, rasanya Chanyeol hampir mempercayai bahwa semua yang dia rasakan sejak semalam hanya halusinasi belaka.
Lelaki itu berlari menyusuri seluruh sudut kamar dan tak menemukan Putri dimanapun. Bajunya juga tidak ada, apalagi sepatu yang sebelumnya di pakai oleh wanita itu.
Chanyeol kalut.
Dia mencari ponselnya yang sialnya tergeletak begitu saja di bawah kolong tempat tidur.
Baru saja dia akan mendial nomor telepon putri atau siapapun yang di rasa mampu menemukan keberadaan wanita itu. tapi belum sampai itu terjadi, Putri terlebih dulu muncul dan memeluk Chanyeol dari belakang.
"Sayang! Astaga, kamu dari mana sih? Kemana? Ngapain aja? Kenapa ngilang gitu aja? Ya Tuhan, aku rasanya mau mati aja tahu gak. Aku kawatir sama kamu!" cecar chanyeol begitu dia tahu Putri ada di depannya.
Senyum manis wanita itu tidak bisa melunturkan rasa khawatir yang melingkupi perasaan Chanyeol saat ini. Dia segera memeluk Putri begitu erat. Chanyeol rasanya semakin melankolis sekarang, dia gampang sekali menangis hanya untuk sesuatu hal yang sepele dan jika itu menyangkut wanita yang ada di pelukannya sekarang.
"Aku cari toko baju sayang. Baju kita kotor semua, aku mau pakai baju aku lagi. Tapi rasanya risih, makanya aku keluar sebentar tadi. aku beliin baju buat kamu juga kok." Jawab Putri, tangannya naik untuk mengusap lembut punggung suaminya.
Menenangkan debar jantung Chanyeol yang terasa begitu cepat. Seolah dia baru saja ikut lomba lari.
"Aku kelimpungan nyariin kamu sayang, aku takut kamu pergi gitu aja dari aku..." ucap Chanyeol lagi.
"Aku gak akan pergi lagi kok, aku udah janji sama kamu kan? Aku mau kembali lagi sama kamu, dan mulai semuanya dari awal lagi. Iya kan?" putri meregangkan pelukannya dan menatap mata Chanyeol yang memerah.
Lelaki itu menahan tangisnya dan mengangguk kecil.
"Jangan nangis lagi ah, masa aku tinggal beli baju aja udah nangis gini." Ujar Putri.
"Kan akunya takut, sayang..." jawab Chanyeol.
"Takut apa lagi, ini aku udah disini loh. Apa aku pergi lagi aja sekarang?" goda wanita itu.
"Enak aja, gak boleh!" Chanyeol merengkuh pinggang putri begitu posesif dan menatap lekat wajah istrinya, "Aku gak akan biarin kamu jauh lagi dari aku. Pokoknya gak boleh!" ucapnya lagi.
Putri tersenyum kecil, "Iya, iya... gak akan pergi lagi."
"Oh ya, mana bajunya?" tanya Chanyeol dan putri menunjukkan beberapa tas kertas yang berisi pakaian untuk mereka.
"Aku sekalian beli pakaian dalam, untungnya mereka jual juga." Putri kini melepaskan sepenuhnya pelukan Chanyeol dan beralih ke semua tas yang ada di atas ranjang. Membuka juga mengeluarkan isi tas tersebut satu per satu dan memamerkannya pada Chanyeol.
"Bagus gak? Aku pilih sendiri yang ini, aku langsung suka waktu liat ini di pajang di etalasenya. Cantik banget, warnanya gak terlalu mencolok juga. Iya kan?" celotehan itu mulai kembali memenuhi indera pendengaran Chanyeol.
Mimic wajah putri yang terus saja tersenyum sambil membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri di hadapan sebuah cermin yang ada di kamar itu juga tak luput dari perhatian sepasang mata tajam seorang Park Chanyeol.
"Chanyeol, kok diem aja sih?! Bagus apa enggak?!" tanya Putri sekali lagi. Kali ini dengan wajah cemberut yang membuat Chanyeol begitu gemas setengah mati.
"Iya, bagus kok sayang. Bagus banget!" jawab chanyeol.
Dia tidak bohong, bagi Chanyeol saat ini. Apapun yang di pakai oleh Putri memang akan sangat bagus juga cocok untuk istrinya. Membuat kecantikan wanita itu berlipat ganda dan mampu membuat Chanyeol bertekuk lutut seketika itu juga.
Apalagi kalau wanita ini tidak memakai pakaiannya sama sekali.
Astaga! Membayangkan itu saja membuat Chanyeol gerah setengah mati. Berada di dekat istrinya itu sama saja dengan meminum arak yang paling memabukkan di dunia. Atau memakan dopamine setiap harinya.
Chanyeol akan di buat ketergantungan dan mabuk, sampai rasanya bisa gila. Kalau dia tak bisa menatap mata sang istri meskipun hanya sekejap saja.
Berlebihan?
Bagi orang lain mungkin iya, tapi tidak untuk Chanyeol.
Rasa cintanya pada Putri memang sebesar itu, dan rasa bahwa dirinya sangat membutuhkan Putri di dalam hidupnya dan setiap waktunya memang sebesar itu juga. Bodohnya adalah, dia sempat hampir menjauhkan surganya dari dirinya sendiri.
Menghancurkan dunia yang sudah berada di genggamannya hanya karena satu alasan sepele dan tidak masuk akal kemarin.
"Kita sarapan apa hari ini?"
Pertanyaan Putri melenyapkan setiap lamunan Chanyeol saat itu juga.
"Kamu mau makan apa?"
Tuh kan, pertanyaan Putri selalu di jawab balik dengan pertanyaan yang sama oleh Chanyeol.
"Makan kamu!" jawab Putri kesal.
Chanyeol terkekeh kecil mendengar jawaban istrinya, "Kalau itu sih, aku langsung iya aja. Kapan? Sekarang? Disini?" tanya Chanyeol sambil menaik turunkan kedua alisnya bergantian.
Menyebalkan sekali kan?
"Chanyeol seriuuuusss... aku laper banget loh..." rengek putri.
"Hahaha, iya sayang, ya udah... mau makan apa. Aku ikut aja apa yang kamu mau."
"Beneran? Uhmm,.. aku mau, apa ya?" putri terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya bicara dengan lantang dan senyum yang merekah di bibirnya.
"Aku mau makan Subway yang ukuran 30 cm, dan isinya beef...!!" teriaknya.
"Oke! Siap laksanakan! Ayo kita beli subway sekalian jalan pulang. Bawa oleh – oleh buat Eunwoo sama anak – anak yang lain juga. Gimana?" tanya Chanyeol pada Putri.
"Yess!! Eunwoo lagi apa ya sama kak Yoona? Apa kita peru telepon mereka dulu buat tanya kapan pulang? Aku kangen eunwoo, huhuhu..." Putri menggamit lengan Chanyeol dan menariknya keluar kamar setelah mereka selesai berganti pakaian.
Sementara saat ini, senyum chanyeol terus saja merekah. Layaknya bunga yang mekar di musim semi....
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE LIFE (Imagine Pcy X You) sequel Separuh Jiwa #Wattys2019
Fanficcerita ini adalah sequel dari SEPARUH JIWA Private some or all chapter aku gak suka ya, kamu dekat dekat dan lihat perempuan lain dengan pandangan begitu- putri aku kan cuma milik kamu seorang sayang-chanyeol