Cessa merapikan bawaannya, Kelas baru saja selesai. Gadis itu menghela nafas lelah, ponselnya sudah berbunyi sejak tadi. Kak Revan sudah sibuk menyuruhnya segera menuju ruang rapat
Cessa berlari kecil keluar dari Kelas, tapi tiba-tiba tubuh kecilnya didorong keras hingga gadis itu menabrak dinding dan semua bawaan ditangannya terjatuh
"Apa-apan sih lo!! Lo siapa?" Tanya Cessa marah sambil menatap dua orang di depannya yang menatapnya sengit
"Lo tuh gak usah kegenitan ya jadi cewek." Kata perempuan yang mendorongnya, yang baru Cessa sadari ia adalah Sisil. Salah satu perempuan yang baru-baru ini tengah di dekati Johnny
Sedangkan perempuan di belakang Sisil adalah Nana, gebetan Adit yang sudah di gantung sejak beberapa bulan yang lalu
"Gue gak pernah ngerasa kalo gue kegenitan." Jawab Cessa santai
Nana berdecih kesal, "Lo jangan sok cantik ya jadi cewek, kemaren berangkat bareng Kenan, pulangnya di jemput Kenzo. Trus kemaren-kemaren jalan sama Kak Johnny, trus Daffa juga. Hari ini di antar Arka, mau pulang sama siapa lo sekarang? Cih, murahan banget sih."
Cessa mengepalkan tangannya, berusaha menahan diri agar tidak mencakar wajah cantik Nana
"Gue lagi sibuk mau rapat, jadi kalo gak ada yang mau kalian omongin lagi gue permisi." Cessa baru saja berjalan pergi, namun bahunya kembali ditarik hingga kembali menghantam dinding
Cessa meringis kecil sambil memegangi bahunya yang mulai terasa nyeri, "Lo mau kemana? Urusan kita belum selesai." Kata Sisil lagi
"Lo tau kan kalo gue sama Nana lagi deket sama Kak Johnny sama Adit. Tapi kenapa lo kegenitan banget sama mereka? Lo harusnya ngehargain kita dong, lo kan juga cewek pasti tau rasanya."
"Mereka itu udah gue anggap saudara, gue gak bisa jauhin mereka." Jawab Cessa
Sisil dan Nana tertawa sinis, "Saudara? Lo aja kali yang gak bisa jauh dari cowok-cowok. Cih, kasian banget ya yang gak punya Ibu."
Cessa langsung menampar pipi Sisil keras, sejak tadi gadis itu berusaha menahan diri. Namun ia paling benci jika nama kedua orang tuanya sudah di bawa-bawa seperti ini
"Jaga ya mulut lo Kak, gue rasa udah gak ada lagi kan yang mau lo berdua omongin. Permisi," kata Cessa lagi
Namun rambutnya kembali ditarik dengab keras hingga ia terjatuh di lantai, "Enak aja lo main pergi gitu aja! Berani banget lo nampar gue!" Kata Sisil marah
Cessa menepis tangan Sisil dari rambutnya, walau itu membuat beberapa rambutnya ikut tertarik. Lalu gadis itu berdiri dan menatap Sisil dengan tatapan datar dan dinginnya yang langsung membuat Sisil agak termundur
"Pergi lo semua, gue udah berusaha nahan diri. Jangan buat gue makin marah dan tanpa sadar malah ngelukain kalian," kata Cessa
"Cih sombong banget sih lo, emang lo bisa apa hah?" Tanya Nana kini sudah maju dan mendorong pelan wajah Cessa, tapi Cessa kembali menatap wajah Nana dan Nana yang kembali mendorong wajah Cesaa, begitu terus hingga Nana jadi agak jengkel dan menampar wajah Cessa dengan keras hingga ujung bibir gadis itu mulai berdarah, Cessa baru saja akan menjambak rambut dua gadis di depannya. Namun suara yang tidak asing itu membuat Cessa kembali menarik tangannya
"Eh, Kak Arka." Kata Nana dan Sisil kini sudah memesang wajah dengan senyum lebarnya
"Gue udah rekam semua yang kalian lakuin ke Cessa tadi, mending sekarang kalian pergi dan jangan pernah gangguin Cessa lagi. Atau gue bakal sebarin video ini," kata Arka
"Lo ngapain sih belain cewek ini, Johnny juga selalu nyebut nama Cessa setiap lita jalan bareng. Gue benci," kata Sisil
"Karena gue suka sama dia," kata Arka, Cessa langsung mendongak menatap Arka dengan terkejut
Sisil dan Nana yang mendengar itu hanya berdecih lalu berlalu pergi. Sedangkan kini Arka merapikan beberapa bawaan Cessa yang tadi tercecer, lalu menggandeng tangan gadis itu yang masih terdiam
"Eh Kak mau kemana? Aku mau rapat," kata Cessa begitu menyadari kini Arka membawanya menuju parkiran kampus
"Udah kamu pulang aja, aku udah nyuruh Daffa jemput kamu. Nanti biar aku yang ngizinin kamu ke Revan," kata Arka
"Makasih ya Kak," jawab Cessa pelan
"Tapi Kakak gak perlu bohong kaya gitu segala sampe bilang kalo Kak Arka suka sama aku segala." Kata Cessa
"Aku gak bohong kok," gumam Arka yang langsung membuat Cessa menoleh dan menatap mata tajam Arka yang kini tengah menatapnya dengan lembut
"Yang aku omongin ke mereka tadi gak ada yang bohong, aku emang suka sama kamu." Kata Arka serius
Mereka berdua saling tatap dengan dada yang sama-sama berdebar, "Kamu mau gak...." Suara klakson mobil memotong kalimat apapun yang akan di katakan oleh Arka pada Cessa. Dua orang itu sama-sama menoleh dan mendapati Daffa yang melambai pelan sambil tersenyum lembut dan berjalan menghampiri mereka, tidak menyadari jika ia baru saja merusak suasana romantis antara Cessa dan Arka
Daffa menyampirkan jaket miliknya pada tubuh mungil Cessa, lalu merangkul tubuh gadis itu. "Habis ini mau rapat ya Bang?" Tanya Daffa pada Arka
Arka mengulum bibirnya, berusaha tidak mengumpati Daffa saat ini. Jadi yang ia lakukan hanya mengangguk
"Jagain Cessa ya," katanya pada Daffa yang di balas anggukan patuh
"Kamu kalo udah sampe kost kabarin aku," kata Arka, Cessa mengangguk
Daffa lalu mengeratkan rangkulannya dan memapah Cessa menuju mobilnya, sedangkan Arka langsung segera berbalik menuju ruang rapat karena rapat akan segera di mulai
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost 88 ✔
FanfictionKos 88, kos itu diisi oleh 9 orang cowok yang memiliki karakter berbeda, yang merantau ke Semarang untuk menuntut Ilmu Tapi yang paling bikin mereka betah di Kost itu adalah anak perempuan si bapak pemilik kos yang super cantik ©Lintangapsc, Desembe...