Kost 88 - Part 17

298 56 10
                                    

Seperti biasa, siang itu Semarang panas banget. Adit dari tadi udah ngomel-ngonel sambil ngeluh tenggorokannya kering, untung lagi gak ada Damar. Kalo gak pasti Adit udah di ceramahin

Suara pintu gerbang Rumah yang di buka membuat Adit dan beberapa anak kost lain yang ada di ruang tengah langsung menoleh dan mendapadi Cessa sedang membawa bubble tea

"CESSA CURANG! LO SENGAJA YA MAU GODA IMAN GUE?" Adit berteriak heboh

Cessa hanya melirik sinis sambil menyedot bubble teanya, makin menggoda Adit.

"Ya Allah, kenapa cuma perempuan aja yang mens dan bisa gak puasa. Adit juga mau mens ya Allah." Gumam Adit kini sudah menengadahkan kedua tangannya dan berdoa dengan serius, yang langsung mendapat lemparan bantal dari Johnny

"Bang Adit udah gila ya?" Tanya Wilzan sambil menggeleng kecil menatap Adit dengan prihatin

Daniel yang juga ada di sana berjalan santai menghampiri Cessa dan merebut bubble tea Cessa dan ikut menyesapnya, yang langsung di hadiahi jitakan kecil di kepalanya. Dan berhasil membuatnya mengaduh kesakitan dan akhirnya bubble teanya kembali di ambil alih oleh Cessa yang kembali berjalan menuju Rumahnya

Hari ini Cessa bakal ada rapat gabungan sama organisasi semya Fakulras yang di adakan  di Fakultas Arka buat bahas perayaan ulang Tahun Universitas mereka, entah kenapa hari ini ia mengenakan pakaian terbaiknya dan sedikit berdandan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Cessa bakal ada rapat gabungan sama organisasi semya Fakulras yang di adakan  di Fakultas Arka buat bahas perayaan ulang Tahun Universitas mereka, entah kenapa hari ini ia mengenakan pakaian terbaiknya dan sedikit berdandan

Setelah turun dari motor Cakra, salah satu teman satu organisasinya. Ia langsung merapikan rambutnya yang hari ini ia biarkan tergerai

Cessa tersenyum ketika melihat Arka yang baru saja keluar dari salah satu ruangan, gadis itu mengangkat tangannya berniat menyapa Arka

"Kak Ar ---" perkataan Cessa terhenti begitu saja ketika mendapati ada seorang perempuan yang baru saja ikut keluar dari ruangan yang sama seperti ruangan Arka

Cessa langsung berbalik, dan malah menabrak seorang adik tingkat yang baru lewat sambil membawa setumpuk buku. Dua orang itu terjatuh dengan suara keras, cukup menarik perhatian di sekitar

"Eh, sorry banget ya." Kata Cessa buru-buru ikut merapikan buku si Adik tingkat yang sudah berceceran

"Gak apa-apa Kak, saya yang minta maaf karena jalan gak hati-hati." Kata si Adik tingkat itu

"Cessa, kamu gak apa-apa?" Tanya Arka kini sudah berdiri di samping Cessa dengan wajah khawatir

Cessa menyerahkan buku terakhirnya pada si Adik tingkat dan meminta maaf sekali lagi. "Cakra, tungguin gue." Kata Cessa berlari kecil menyusul cowok berkacamat itu dan mengabaikan Arka, membuat pria itu kini hanya bisa menatap Cessa dengan bingung

Rapat di mulai, di buka oleh ketua organisasi dari Fakultas Taeyong, lalu di susul oleh Ketua oraganisasi dari Fakultas lainnya yang juga hadir pada rapat hari itu

Tangan Cessa tanpa sadar terus mencoret-coret buku jurnal di depannya dengan emosi, tatapan matanya tertuju pada Arka yang duduk di samping gadis tadi. Tengah mengobrol intenst menurut pandangan Cessa

"Cessa, lama-lama jurnal lo bolong kalo lo gituin terus." Bisik Cakra yang menatap buku jurnal milik Cessa dengan ngeri

"Lo gak nyatet? Nanti di marahin sama Bang Revan loh, lo tau sendiri kan dia pasti bakal nanyain lagi ringkasan tentang setiap rapat yang kita hadirin." Kata Cakra lagi

"Berisik." Kata Cessa kesal hingga tanpa sadar jadi agak meninggikan suaranya, membuat semua orang yang ada di ruangan itu kini jadi menatapnya

"Haha, maksud saya ada nyamuk dari tadi terbang di telinga saya jadinya berisik. Saya mintaa maaf, silahkan di lanjutkan rapatnya." Kata Cessa

Revan menatap Cessa dengan tajam, membuat Cessa langsung menunduk dalam. Tau pasti ia akan mendapatkan omelan dari Revan begitu mereka sampai di Fakultas mereka

Rapat hari itu selesai, Cessa buru-buru merapikan jurnalnya dan berjalan keluar, berusaha mebghindari Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rapat hari itu selesai, Cessa buru-buru merapikan jurnalnya dan berjalan keluar, berusaha mebghindari Arka

Namun sepertinya terlambat, karena pria itu kini sudah ada di depannya. "Mau kemana? Gak bareng aku?" Tanya Arka

Belum sempat Cessa menjawab, gadis tadi sudah lebih dulu berdiri di samping Arka sambil menggandeng lengan Arka

"Arka kamu bakal nganterin aku pulang kan?" Tanya gadis itu

"Jena, gue udah bilang gak usah gini." Kata Arka merasa tidak nyaman sambil berusaha melepaskan rangkulan lengan Jena darinya

"Gue mau nganterin Cessa," sambung Arka yang langsung membuat Jane jadi menatap Cessa tajam

"Gak perlu Kak, aku bisa minta bareng sama Cakra. Kakak nganterin cewek Kak Arka aja," kata Cessa tersenyum tipis lalu buru-buru berlalu menuju parkiran

Arka yang berniat menyusul malah kembali di tarik oleh Jane. "Kamu ngapain sih nyusulin dia, ayo kita pulang aja." Kata Jane

"Lo tuh kenapa sih? Gue udah bilang gue gak suka kalo lo gini, gue gak suka sama lo jadi please stop kaya gini ke gini. Jangan bikin gue jadi semakin membenci lo," kata Arka lalu buru-buru menyusul Cessa

Namun sepertinya ia terlambat, karena Cessa sudah terlebih dahulu kuar dari Fakultasnya dengan duduk di boncengan pria bernama Cakra itu. Arka hanya bisa menghela nafas pelan, menatap punggung Cessa yang makin menjauh

 Arka hanya bisa menghela nafas pelan, menatap punggung Cessa yang makin menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Say Hai to Cakra

Say Hai to Cakra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kost 88 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang