Seperti biasa, siang itu Semarang panas banget. Adit dari tadi udah ngomel-ngonel sambil ngeluh tenggorokannya kering, untung lagi gak ada Damar. Kalo gak pasti Adit udah di ceramahin
Suara pintu gerbang Rumah yang di buka membuat Adit dan beberapa anak kost lain yang ada di ruang tengah langsung menoleh dan mendapadi Cessa sedang membawa bubble tea
"CESSA CURANG! LO SENGAJA YA MAU GODA IMAN GUE?" Adit berteriak heboh
Cessa hanya melirik sinis sambil menyedot bubble teanya, makin menggoda Adit.
"Ya Allah, kenapa cuma perempuan aja yang mens dan bisa gak puasa. Adit juga mau mens ya Allah." Gumam Adit kini sudah menengadahkan kedua tangannya dan berdoa dengan serius, yang langsung mendapat lemparan bantal dari Johnny
"Bang Adit udah gila ya?" Tanya Wilzan sambil menggeleng kecil menatap Adit dengan prihatin
Daniel yang juga ada di sana berjalan santai menghampiri Cessa dan merebut bubble tea Cessa dan ikut menyesapnya, yang langsung di hadiahi jitakan kecil di kepalanya. Dan berhasil membuatnya mengaduh kesakitan dan akhirnya bubble teanya kembali di ambil alih oleh Cessa yang kembali berjalan menuju Rumahnya
Hari ini Cessa bakal ada rapat gabungan sama organisasi semya Fakulras yang di adakan di Fakultas Arka buat bahas perayaan ulang Tahun Universitas mereka, entah kenapa hari ini ia mengenakan pakaian terbaiknya dan sedikit berdandan
Setelah turun dari motor Cakra, salah satu teman satu organisasinya. Ia langsung merapikan rambutnya yang hari ini ia biarkan tergerai
Cessa tersenyum ketika melihat Arka yang baru saja keluar dari salah satu ruangan, gadis itu mengangkat tangannya berniat menyapa Arka
"Kak Ar ---" perkataan Cessa terhenti begitu saja ketika mendapati ada seorang perempuan yang baru saja ikut keluar dari ruangan yang sama seperti ruangan Arka
Cessa langsung berbalik, dan malah menabrak seorang adik tingkat yang baru lewat sambil membawa setumpuk buku. Dua orang itu terjatuh dengan suara keras, cukup menarik perhatian di sekitar
"Eh, sorry banget ya." Kata Cessa buru-buru ikut merapikan buku si Adik tingkat yang sudah berceceran
"Gak apa-apa Kak, saya yang minta maaf karena jalan gak hati-hati." Kata si Adik tingkat itu
"Cessa, kamu gak apa-apa?" Tanya Arka kini sudah berdiri di samping Cessa dengan wajah khawatir
Cessa menyerahkan buku terakhirnya pada si Adik tingkat dan meminta maaf sekali lagi. "Cakra, tungguin gue." Kata Cessa berlari kecil menyusul cowok berkacamat itu dan mengabaikan Arka, membuat pria itu kini hanya bisa menatap Cessa dengan bingung
Rapat di mulai, di buka oleh ketua organisasi dari Fakultas Taeyong, lalu di susul oleh Ketua oraganisasi dari Fakultas lainnya yang juga hadir pada rapat hari itu
Tangan Cessa tanpa sadar terus mencoret-coret buku jurnal di depannya dengan emosi, tatapan matanya tertuju pada Arka yang duduk di samping gadis tadi. Tengah mengobrol intenst menurut pandangan Cessa
"Cessa, lama-lama jurnal lo bolong kalo lo gituin terus." Bisik Cakra yang menatap buku jurnal milik Cessa dengan ngeri
"Lo gak nyatet? Nanti di marahin sama Bang Revan loh, lo tau sendiri kan dia pasti bakal nanyain lagi ringkasan tentang setiap rapat yang kita hadirin." Kata Cakra lagi
"Berisik." Kata Cessa kesal hingga tanpa sadar jadi agak meninggikan suaranya, membuat semua orang yang ada di ruangan itu kini jadi menatapnya
"Haha, maksud saya ada nyamuk dari tadi terbang di telinga saya jadinya berisik. Saya mintaa maaf, silahkan di lanjutkan rapatnya." Kata Cessa
Revan menatap Cessa dengan tajam, membuat Cessa langsung menunduk dalam. Tau pasti ia akan mendapatkan omelan dari Revan begitu mereka sampai di Fakultas mereka
Rapat hari itu selesai, Cessa buru-buru merapikan jurnalnya dan berjalan keluar, berusaha mebghindari Arka
Namun sepertinya terlambat, karena pria itu kini sudah ada di depannya. "Mau kemana? Gak bareng aku?" Tanya Arka
Belum sempat Cessa menjawab, gadis tadi sudah lebih dulu berdiri di samping Arka sambil menggandeng lengan Arka
"Arka kamu bakal nganterin aku pulang kan?" Tanya gadis itu
"Jena, gue udah bilang gak usah gini." Kata Arka merasa tidak nyaman sambil berusaha melepaskan rangkulan lengan Jena darinya
"Gue mau nganterin Cessa," sambung Arka yang langsung membuat Jane jadi menatap Cessa tajam
"Gak perlu Kak, aku bisa minta bareng sama Cakra. Kakak nganterin cewek Kak Arka aja," kata Cessa tersenyum tipis lalu buru-buru berlalu menuju parkiran
Arka yang berniat menyusul malah kembali di tarik oleh Jane. "Kamu ngapain sih nyusulin dia, ayo kita pulang aja." Kata Jane
"Lo tuh kenapa sih? Gue udah bilang gue gak suka kalo lo gini, gue gak suka sama lo jadi please stop kaya gini ke gini. Jangan bikin gue jadi semakin membenci lo," kata Arka lalu buru-buru menyusul Cessa
Namun sepertinya ia terlambat, karena Cessa sudah terlebih dahulu kuar dari Fakultasnya dengan duduk di boncengan pria bernama Cakra itu. Arka hanya bisa menghela nafas pelan, menatap punggung Cessa yang makin menjauh
Say Hai to Cakra
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost 88 ✔
Fiksi PenggemarKos 88, kos itu diisi oleh 9 orang cowok yang memiliki karakter berbeda, yang merantau ke Semarang untuk menuntut Ilmu Tapi yang paling bikin mereka betah di Kost itu adalah anak perempuan si bapak pemilik kos yang super cantik ©Lintangapsc, Desembe...