22 Duka Luka

687 101 10
                                    

Sena masih memperhatikan layar ponselnya, tangannya gusar mencari remot TV.

"haish mana sih!"

Sena membanting ponselnya ke sebelah dan segera mencari remot TV. Dia sedikit kesal karena Woojin tak kunjung membalas

"nah"

baru saja TV menyala, ponselnya berdering. Nomor tidak di kenal. Siapa ?

"halo?"

"h-halo ? Sena.."

"maaf ini siapa ya?"

"saya.. ibunya Jihoon..."

"ohh.. iya bu ada apa ya ?"

"tolong anter ibu ke Jeju... Sena... ayah Jihoon belum pulang..."

Sena bingung, kenapa tiba tiba minta anter ke Jeju ? Suara ibunya Jihoon juga gemeteran

"Breaking News! Sebuah kapal Feri tenggelam saat menuju Jeju. Di kabarkan kapal tersebut mengangkut anak anak sekolah yang sedang karya wisata. Sejauh ini belum ada korban, kami akan pantau terus kemajuannya--"

deg.

Sena ?

dia lemas dan langsung jatuh ke sofa, ponselnya masih setia di telinganya

"Sen... Sena tolong ibu ya... anter ibuuu"

Sena segera tersadar, dengan gemetar Sena mengangguk

"i-iya bu... tunggu saya ke sana"

Tanpa ba bi bu Sena langsung mematikan TV dan langsung keluar dari rumah. Yang pertama dia cari yaitu kunci mobil.

Sudah lama sekali dia ngga pake mobil itu, entah apa masih bisa atau ngga

Selama perjalanan Sena berusaha fokus, dia ngga boleh tegang. Dia yakin, semua akan baik baik saja... dia percaya semua... selamat.

"please... hoon, jin, niel... please..."

sambil menangis Sena terus menginjak pedal gas nya

Hatinya sakit melihat seorang wanita paruh baya yang berdiri bersangga pagar di depan rumahnya sendiri, wajahnya pucat penuh ke khawatiran

"bu.."

"Sena..."

jujur, dia dengan ibunya Jihoon ngga begitu akrab, hanya beberapa kali bertemu saja.

"ayo bu.."

Sekuat tenaga Sena menahan tangisnya, dalam hati dia terus berdoa

Perjalanan panjang, mereka berhenti di satu pelabuhan yang menuju pulau Jeju

"p-pa... tolong... anak saya" ucap ibunya Jihoon kepada seorang lelaki yang Sena tau seorang tim sar

"sabar ya bu, kita akan berusaha"

hampir saja ibunya Jihoon jatuh kalau tidak Sena tahan

"bu.. ibu di dalem mobil aja ya ? biar Sena yang cari tau semuanya"

wanita itu mengangguk

Sena berlari menuju gerombolan keluarga yang datang

"bu.. apa ad-- tante ?" Sena terkejut melihat tantenya Woojin dengan matanya yang bengkak

"Sena..." dia memeluk Sena dengan erat, air matanya seperti tidak bisa tertahan. Sena tidak ada pilihan lain selain balik memeluknya, berusaha memberikan kekuatan

"tan..."

Sena juga manusia, dia ngga bisa menahan tangisnya. Apalagi mengingat dia tidak tahu bagaimana keadaan teman temamnya sekarang

"Sena... Woojin gimana..."

Sena menggeleng tidak tahu, matanya melirik sebuah kapal yang hanya terlihat sedikit, itupun sudah terbalik

Mustahil, mustahil semua baik baik saja. Sena tidak mau memberikan harapan palsu, dia sendiripun takut dan bingung dengan keadaan Woojin, Jihoon, Daniel dan semua orang di dalamnya

...

Matahari sudah terbenam, semua orang di suruh kembali pulang dan kembali tenang. Susah payah Sena membujuk ibunya Jihoon agar beristirahat di rumah, nampaknya wanita itu amat sangat khawatir

Sampai saat seorang laki laki berbadan tinggi besar menghampirinya

"Sena ?"

"eh.. om.."

iya, Sena menghubungi ayahnya Jihoon

Laki laki itu iba melihat istrinya yang lemas bersandar kaca mobil, ngga ada sedikitpun air mata yang keluar, namun Sena tau hatinya sakit menahan ini semua

"om.. Sena bakal cari informasi terus"

laki laki itu mengangguk lalu membuka pintu mobil Sena. "bu, ayo"

keduanya meninggalkan Sena yang sekarang melamun di dalam mobil, matanya berair tapi dia masih berusaha menahan isakannya, tiba tiba melesat memori saat mereka bersama

tiba tiba, semuanya... terasa... hampa ?


"Park Jihoon, kamu?"

"Kim Sena"

"oh nama.. Woojin, Park Woojin"

"gua? lo nanya nama gua ? oke gue kasih tau. Nama gua Daniel, Kang Daniel!"

Kangen, ingin di ulang.

Sena memejamkan matanya, dia ngga berniat pulang. Ngga mungkin juga dia bawa mobil di keadaan seperti ini, emm dan juga

takut Jihoon marah.

Pikirnya dia akan bertemu Jihoon, Woojin, Daniel atau siapapun di dalam mimpinya, tapi nihil. Yang dia dapatkan hanya mimpi gelap gutita sampai saat gedoran jendela membangunkannya

laki laki dari tim sar

Sena membuka jendela mobilnya "iya pa ?"

"kami menemukan seorang laki laki, siapa tau teman anda"

Sena membulatkan matanya, jantungnya berdegup sangat kencang

"dimana pa?"

"ikuti saya"

Sena menatap laki laki yang ada di dalam ambulan, dia terlelap, pucat, namun katanya dia tidak meminggal

Sena bersyukur, walaupun itu bukan Jihoon, bukan Woojin, juga bukan Daniel

melainkan

"iya pa dia teman saya, Guanlin"

Lai Guanlin

Sena mengikuti ambulan yang membawa Guanlin ke rumah sakit

Sena berharap, Guanlin dapat memberikan informasi kepadanya...

siapa yang tahu...

semoga saja...

Semoga saja bukan hanya Guanlin yang mampu bertahan.

Crazy Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang