BUKIT PENANJAKAN BROMO

34 0 0
                                    

Tak ku jangka
Yang rembulan akan jatuh redup dihadapanku

Sirna cahayanya
Bertiup lembut dibalik angin keras pagi itu

Berbumbungkan embun salju pagi
Aku berteleku menyembah sang pencipta

Dan pada bait tasbih zikir
Melingkar lembut di jari jemariku
Mengucap syukur diatas keberadaan aku di buminya yang Esa

Dalam gerak langkahku
Kadang aku tersasar terkeliru

Di daerah Probolingo ini kulihat...
Sehingga lemah nafasku berlalu

Melepasi jarak dan sempadan
Diantara masa lalu dan kematangan
Diantara Bromo dan Tenger
Diantara anemisme, spirit, sulfur, krater & lahar
Diantara padang savanna dan Pasir Berbisik

Aku mampu menoleh dan lihat dari kejauhan

Saat kaki langkah dengan kejap

Yang aku nilai dari sudut mata seorang insan
Yang aku nilai dari sudut mata seorang yang mengembara
Yang hanya datang dan akan terus berlalu dan hilang

Puisi Tanpa NoktahWhere stories live. Discover now