Tak ku jangka
Yang rembulan akan jatuh redup dihadapankuSirna cahayanya
Bertiup lembut dibalik angin keras pagi ituBerbumbungkan embun salju pagi
Aku berteleku menyembah sang penciptaDan pada bait tasbih zikir
Melingkar lembut di jari jemariku
Mengucap syukur diatas keberadaan aku di buminya yang EsaDalam gerak langkahku
Kadang aku tersasar terkeliruDi daerah Probolingo ini kulihat...
Sehingga lemah nafasku berlaluMelepasi jarak dan sempadan
Diantara masa lalu dan kematangan
Diantara Bromo dan Tenger
Diantara anemisme, spirit, sulfur, krater & lahar
Diantara padang savanna dan Pasir BerbisikAku mampu menoleh dan lihat dari kejauhan
Saat kaki langkah dengan kejap
Yang aku nilai dari sudut mata seorang insan
Yang aku nilai dari sudut mata seorang yang mengembara
Yang hanya datang dan akan terus berlalu dan hilang
![](https://img.wattpad.com/cover/185156406-288-k62981.jpg)
YOU ARE READING
Puisi Tanpa Noktah
Poetry[Tamat] Sebuah Puisi Tentang Cinta dan Rasa "Cinta itu amat memenatkan, terutama ketika mencintai jiwa yang salah"