Boy With Luv

427 56 13
                                    

'Setiap dari diri seorang manusia yang membenci, mereka tidak benar-benar ingin melukai.'

.

Senna menutup laptopnya saat melihat Jimin dari jauh datang menghampirinya dengan ransel di sebelah bahunya.

'Pasti dia bertengkar lagi dengan Aira.'

Bukan tanpa alasan Senna mengasumsikan hal demikian. Dia bisa dibilang sangat mengenal Park bersaudara itu lebih dari siapapun. Mereka sudah bersama sejak keluarga Jimin pindah di kompleks perumahan mereka saat usia Senna 10 tahun.

Bahkan tanpa Jimin berbicara padanya dia sudah tau apa yang menggangu pikiran pemuda tampan itu.

Di tengah suasana tenang perpustakaan kota itu, ia bisa mendengar dengan jelas suara pikiran Jimin yang ribut. Awan tebal berwarna keabuan seolah mengikuti langkahnya menuju ke arahnya.

"Ada apa lagi, hmm?"

Jimin mengabaikan pertanyaan Senna dan mendudukkan dirinya di sebelah gadis bersurai hitam kelam itu.

"Jim —"

Tubuh Senna sedikit tersentak saat tiba-tiba Jimin menyandarkan kepalanya pada bahu sempitnya. Senna bahkan bisa mencium aroma citrus yang menguar dari rambut Jimin yang tepat berada di bawah dagunya. Ia menghela nafas pelan lalu mengusap surai Jimin pelan.

Jimin pasti seperti ini. Dia akan menjadi sedikit manja padanya kalau ia sedang bersedih atau keadaannya tidak stabil. Senna tidak akan menghakimi. Masalah keluarga Jimin memang sangat rumit dan emosional.

Jadi, ia mencoba mengerti.

"Anak itu mencari masalah lagi."

Lebih dari sekedar paham dengan kata ganti 'anak itu' yang Jimin maksudkan, Senna menghela nafas berat.

"Kenapa lagi dengan Aira?"

"Dia pergi dengan seorang laki-laki."

Baiklah, kalau sekarang Senna benar-benar terkejut. Pasalnya, Aira itu kan— dijauhi. Jadi, siapa laki-laki ini?

"Kau mengenalnya?"

Jimin mengangguk.

"Siapa?"

"Kim Taehyung."

"Kim Taehyung?" Senna tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya sekarang. Bagaimana bisa Aira terjebak dengan orang seperti Kim Taehyung? Maksud Senna, Kim Taehyung dan Aira itu sangat sangat berbeda.

Bagaimana mereka bisa saling mengenal?

"Lalu, apa rencanamu?"

"Tidak ada. Biarkan saja."

"Jimin-ah," kata Senna sedikit jengah dengan sikap Jimin yang tidak peduli seperti ini.

"Aku kenal Kim Taehyung. Dia bersih."

Senna menghela nafas berat, "Tapi tetap saja, Jim. Mereka tidak saling kenal sebelumnya. Aira itu rapuh, kau tau itu. Dan lagi, Kim Taehyung itu— "

"Biar saja." Potong Jimin, masih keukeuh dengan pernyataannya.

"Dia adik kandungmu, Jimin. Apa kau tidak khawatir sedikitpun?" Tanya Senna hati-hati.

"Tidak."

Senna memejamkan matanya kesal. Ingin sekali dia memukul Jimin dengan sepatunya sekarang. Anak ini benar-benar mengujinya.

"Jimin, kau tau kalian tidak bisa terus terusan seperti ini, iya 'kan?"

Tak perlu waktu lebih dari 2 detik Jimin menegakkan badannya dan menatap Senna dengan mata sipitnya yang mulai menajam.

LIFELINE | K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang