Pain

388 37 10
                                    

'Tidak ada yang lebih menyakitkan dari mengetahui hal yang terasa begitu benar pada awalnya juga terasa salah di waktu yang sama.'

.

"Eomma, aku pulang!"

Jungkook dengan cepat berjalan menuju ke ruang tengah rumah besar itu sembari membawa pie yang tadi dibelinya. Ia tersenyum tipis membayangkan ekspresi sang ibu kala ia memberikan pie kesukaan ibunya itu.

Namun senyumannya perlahan memudar, onyx Jungkook terpaku pada seorang pria paruh baya yang kini duduk bersebrangan dengan ibunya di ruang tengah.

Ia kenal siapa pria itu.

Lebih dari sekedar kenal.

"Jungkook-ah, lama tidak bertemu." Sapa pria itu ramah. Ia tersenyum kecil melihat Jungkook yang masih mematung ditempatnya.

Tak lama setelahnya Jungkook membungkuk sopan tanpa mengucapkan apapun. Sejujurnya Jungkook masih terlalu syok melihat pria itu berada di sini.

"Aku akan meletakkan pienya di sini, eomma." Jungkook berbalik menoleh pada pria paruh baya itu sekali lagi, "Saya permisi ke kamar dulu."

Setelah meletakkan pienya di meja, Jungkook kembali membungkuk lalu berlenggang pergi ke lantai dua tanpa menoleh lagi.

Nyonya Jeon hanya bisa memandangnya sendu.

"Maafkan aku, Yoona-ya. Aku rasa Jungkook masih belum bisa menerimaku. Dia terlihat masih kesal."

Jeon Yoona menggeleng pelan, "Tidak apa-apa. Jungkook memang sedikit sensitif dengan laki-laki yang dekat denganku, Hyungsik-ah."

"Aku tidak akan menyalahkannya. Ini salahku karena aku belum bisa berterus terang pada Jungkook serta anak-anakku. Mereka jadi salah paham seperti ini."

Yoona tersenyum tipis lalu mengusap pelan lengan Hyungsik seolah menenangkan, "Memang butuh keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya, Hyungsik-ah. Aku tau ini berat tapi kau sudah sangat hebat bisa bertahan sejauh ini."

"Terima kasih Yoona-ya." Hyungsik menghela nafas berat lalu mengusap wajahnya frustasi, "Aku hanya berharap kalau Taehyung bisa setenang Jungkook. Setelah perceraianku dia menjadi di luar kendali. Bahkan Chanyeol pun tidak bisa menanganinya. Ini benar-benar membuatku pusing."

"Taehyung hanya butuh waktu, Hyungsik-ah. Dia pasti kaget karena tiba-tiba dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Lagipula dia masih enam belas tahun, dia masih terlalu rapuh." Jelas Yoona pengertian.

"Jungkook juga sama-sama enam belas tahun. Tapi dia bisa mengatasi situasi ini dengan baik." Sergah Hyungsik.

"Dari kecil Jungkook memang seperti itu, Hyungsik-ah. Dia sudah terbiasa hidup tanpa ayahnya sejak dia kecil, jadi dia merasa harus menjadi 'laki-laki' di rumah ini. Tapi berbeda dengan Taehyung. Dia memiliki kedua orang tuanya sejak bayi hingga sekarang. Lalu tiba-tiba kedua orang tuanya harus berpisah, itu wajar kalau dia masih marah dan tidak terima. Kau tidak bisa menyamakan keduanya seperti itu. Mereka jelas berbeda."

Hyungsik kembali menghela nafas. Ia mengangguk setuju. Perkataan Yoona memang benar. Taehyung dan Jungkook sangat berbeda. Mungkin ia hanya harus lebih mengerti sang putera bungsu. Memang bukan salahnya dia menjadi seperti ini. Keputusan kedua orang tuanyalah yang mengubah Taehyung.

LIFELINE | K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang