Gadis itu menatap pergelangannya dengan tatapan kosong. Angin malam itu berhembus agak kencang, membuat rambut cokelatnya sedikit berantakan. Tapi dia tidak peduli. Ia menggerakkan kakinya perlahan agar ayunan yang kini ia duduki bergerak.
Diam-diam ia merogoh sebuah benda pipih tajam yang sudah ia persiapkan sejak tadi di saku celana jeansnya. Bibirnya sedikit bergetar takut saat ia menarik salah satu besi tipis dari sana, membentuk sebuah garis lurus. Ujung lancip benda di genggamannya seolah menguji keberanian si gadis.
Ia menapakkan kakinya, membuat ayunan berhenti. Air mata turun ke pipinya saat gadis bersurai cokelat ini mengulurkan tangan kanannya.
Perlahan tapi pasti, ia menempelkan pisau lipat itu di ujung pergelangannya. Rasa sakit, sedih, kecewa dan marah menjadi energinya.
Ia sudah yakin.
Kali ini bukan lagi goresan kecil atau sayatan tanggung yang akan dia torehkan.
Ia akan melakukannya sampai akhir.
Gadis itu memejamkan matanya, mengambil nafas berat sebelum akhirnya mengayunkan pisau itu pada pergelangannya.
SRETT!!
Jantungnya berdebar kuat saat tiba-tiba pisau dalam genggamannya ditahan sebuah tangan yang lebih besar darinya.
"Taehyung-ssi." Gumamnya lirih, perhatiannya kini teralihkan pada tangan Taehyung yang kini berlumuran darah karena menggenggam bagian tajam pisau gadis cantik itu.
"Kau pikir kau sedang melakukan apa, hah?"
"A-aku,"
"Jangan pernah lakukan ini lagi. Tidak saat aku ada di sampingmu."
Gadis itu menggeleng lemah, "Kau tidak mengerti. Aku sudah tidak punya alasan lagi untuk melanjutkan hidupku."
"Aku."
"A-apa?"
Taehyung menatap tajam ke netra bening gadis di depannya ini tanpa keraguan, "Biarkan aku yang mejadi alasanmu bernafas, alasanmu membuka mata setiap hari, alasanmu tersenyum bahagia. Aku akan mengambil semua tanggung jawab itu. Aku akan menjadi garis hidupmu."
Taehyung perlahan melepaskan genggaman gadis itu pada pisau lipatnya dan membuang pisau itu jauh-jauh.
Darah menetes dari telapak tangan Taehyung, jatuh ke tanah secara mengerikan. Gadis itu ingin menangis saja rasanya. Ia mengambil tangan Taehyung yang berdarah dan digenggamnya kuat.
"Tapi, aku tidak mau kau terluka."
Taehyung menyeringai, surai biru lautnya terdorong ke belakang karena angin baru saja berhembus. Dengan perlahan, ia menunduk sedikit mencoba mensejajarkan dirinya dengan gadis di depannya ini lalu meletakkan sebelah tangannya yang tidak terluka di kepala si gadis perlahan.
"Bahkan berdarah untukmu pun aku rela, Park Aira."
-----------
Aku sangat senang sekali buat bilang kalau selain Varendzka aku punya karya lain yang berupa fanfiction dengan Taehyung (lagi) di dalamnya!
Tentunya nggak hanya cuma Taehyung, member BTS lain (dan cast kejutan:p) juga bakal hadir di sini untuk meramaikan jalannya cerita.
Kira-kira apa kalian sudah bisa mengira-ira cerita ini bakal gimana?
Well, I do some research on this one karena latar belakang yang akan digunakan dalam cerita ini adalah Korea.
Negara yang aku harap bisa aku kunjungi beberapa tahun kedepan. Aaammmiinn wkwkkwk.
Well, Varendzka bentar lagi sepertinya akan selesai dan aku memutuskan untuk menuangkan ideku ke cerita ini sebagai cerita keduaku setelah Varendzka.
Semoga kalian suka ya! Terimakasih bagi kalian yang selama ini sudah mendukung dengan berbagai kata-kaya manis di kolom komentar dan kerendahan hati kalian untuk memberikan vote di karyaku, that what makes me to keep going.
I really appreciate it!:)
Untuk perkenalan aku akan memberikan empat foto cast female-lead cerita ini alias Park Aira.
I purple you, guys💜
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFELINE | K.T.H
FanfictionKim Taehyung adalah pangeran kecil keluarga Kim. Seluruh anggota keluarga Kim memperlakukannya dengan sangat hati-hati layaknya porselen. Menjaga dan melindungi Taehyung meski mereka tidak lagi utuh. Bagi mereka Taehyung adalah garis hidup, yang men...