ep 4

2.1K 208 8
                                    

kami mengemasi barang-barang yang akan kami bawa saat pergi ke jeju nanti. hanya 4 hari kami disana, tapi sehun seperti berat meninggalkan pekerjaannya.

"mama yang akan menjemput kita. segera keluarkan barang-barangmu, jika belum selesai kemasi barangmu di kamarku saja." ucap sehun diambang pintu kamarku.

"aku sudah selesai"

"bagus."

mama datang dengan membawa paperbag yang membuat sehun terkejut. obat herbal itu, sangat dibenci sehun.

"mama bawa sedikit, minumlah sekarang. dan ini untuk nanti" mama menyerahkan 2 botol kepadaku. sehun meminumnya dengan terpaksa,

"kalian harus menikmati liburan kali ini. jangan fikirkan pekerjaan, pamanmu yang akan menghandle"

sesampainya kami di bandara, sehun masih gelisah dengan pekerjaannya. semua hubungannya dengan kantor sudah diputus oleh papa. memang para orang tua jika sudah bekerja sama sangat menyeramkan.

"aku tau bagaimana frustasinya meninggalkan pekerjaan." ucapku membuka pembicaraan.

"ya, tapi aku tidak akan menangis seperti mu" hah... dasar sombong.

"mama sudah tau tentang kebenarannya?" tanyaku..

"belum." aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku

"apa yang ada di fikiranmu saat ini?" tiba-tiba sehun mengatakannya..

"huh? tentang apa?" sehun menghela nafas berat

"tentang kita." Aku hanya terdiam dengan perkataan sehun,

"kurasa perjanjian di awal pernikahan akan sepenuhnya kita langgar" lanjutnya, perjanjian awal pernikahan kami memang sepertinya sudah semuanya terlanggar.

"tidak masalah untukku." Ucapku sambil mengalihkan pandanganku dari sehun. 

"masalah untukku" aku dan sehun kembali berpandangan untuk waktu yang lama.

"aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku tidak akan memanfaatkan keadaanmu yang terdesak seperti ini." Apaa?! Lalu apa gunanya liburan ini?!

Aku berusaha meredam keterkejutanku. "lalu apa maumu. Kau tau bagaimana rasanya meninggalkan pekerjaan bukan? Itu membuatku merasa tercekik frustasi"

Sehun memejamkan matanya sesaat. Sepertinya ia juga sama frustasinya denganku.

"berhenti mencampurkan ini dengan urusan pekerjaan. Aku tau kita memulai ini untuk urusan itu, tapi apa tidak pernah kau fikirkan bagaimana kecanggungan setelah kita melakukannya?"

"dan apa kau masih memikirkan bahwa setelah kita melakukannya aku akan melepaskanmu dengan gampangnya?" lanjutnya dengan nada lebih serius...

"fikirkan baik-baik, jika kau mau terjebak bersama orang sepertiku selamanya, kau bisa memintanya dariku. Aku memang orang yang kolot dalam masalah hubungan." Ucap sehun sambil pergi meninggalkanku..

Perjanjian yang kami buat saat pernikahan memang tidak ada masa kadaluarsanya, kami akan tetap hidup bersama selamanya. Tapi jika salah satu diantara kami ada yang ingin mengakhiri perjanjian karena telah menemukan orang yang dicintainya maka perjanjian itu akan berakhir.

Namun selama ini aku dan sehun tidak ada yang benar-benar memiliki ketertarikan terhadap orang lain, kami terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan menjalani hidup bersama, hingga melupakan tujuan dari perjanjian ini adalah untuk menghindari tuntutan dari kedua belah pihak keluarga.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, pesawat sudah mendarat di bandara. Sehun belum kembali jadi aku yakin dia duduk di kursi lain untuk menghindariku. Kami di jemput oleh seorang supir dan sehun mengatakan untuk meninggalkan kami berdua saja. Jadi saat ini kami hanya berdua dalam perjalanan menuju villa.

secret weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang