DADDY

837 56 7
                                    

Cast:
Seo (Lee) Jeno
Seo Johnny
Seo (Jung) Jaehyun
.
.
.
Ps. Baca sambil dengerin lagunya ya^^
.
.
.
Hope you enjoy with this story
.
.
.
Happy reading😘
.
.
.

His lonely back seemed so unfamiliar
I just watched him as he walked along
And tears just formed
So I just cried
Because I hated myself for not knowing all this time

"Jeno kembali, mau kemana lagi kau" teriak seorang lelaki paruh baya yang terlihat dengan wajah kelelahan yang kental sekali akan rasa penat.

"kau tak perlu peduli denganku, urus saja anak tersayangmu itu" balas sang anak dengan melangkah menjauhi pria dewasa tadi.

"sudah lah hyung, jangan kau kasari lagi anak itu" ujar pria dewasa lainnya kepada pria yang memanggil Jeno tadi.

"kau tak tau Jae sekurang ajar apa dia kepadaku, aku ini ayahnya tapi dia tak menghargaiku" ujar Pria tadi ke sosok pria yang kita ketahui bernama Jaehyun.

"Iya aku tau, tapi kau juga kasar padanya hyung. Kau menyakiti hatinya"ujar yang lebih muda sedih mengingat anak bungsunya yang pergi dati rumah.

"ayo masuk hyung"ajak Jaehyun dan menarik tangan sang suami yang terlihat mengendalikan emosinya.

"coba saja saat itu kau tak membentakku dad mungkin aku tak akan pergi" Ujar Jeno yang teringat akan kenangan masa lalunya bersama keluarga kecilnya.

Ya Jeno bukan lah seorang anak yang membanggakan seperti hyungnya Mark,  yang selalu di puji dan di sanjung oleh sang ayah.

"coba kau melirik diriku sekilas dad mungkin aku tak akan semenyesal ini"ujarnya tanpa mampu menghentikan deraian air matanya, seraya mengusap figura sang ayah bersama dirinya.

"bahkan kau mampu menampung semua beban di pundak rapuhmu dad, kau tau betapa aku membenci diriku karena baru mengetahui itu semua" derai air mata tak mampu lagi di tahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"bahkan kau mampu menampung semua beban di pundak rapuhmu dad, kau tau betapa aku membenci diriku karena baru mengetahui itu semua" derai air mata tak mampu lagi di tahannya. Isak tangis yang sejak tadi di tahannya akhirnya pecah di malam yang hening.

Because he always pretended to be calm and smiled
Because he always pretended to be strong in front of me

"Dad, lihat aku dan tim basketku mampu maju ke tim final untuk memperebutkan juara 1 dan 2.kau bisa datang kan dad?" Antusias?, tentu saja Jeno sangat berharap akan kehadiran ayahnya di tepi lapangan basket dan menyemangatinya.

Tapi

Harapan tinggal harapan

Ayahnya tak pernah datang melihat dirinya bertanding melawan tim dari sekolah sebelah.

Bolehkah Jeno kecewa kepada daddynya?, boleh kah iya menyalahkan daddynya karena kekalahannya?, bolehkah iya menyalahkan dirinya sendiri karena gagal membanggakan ayahnya?.

FOR YOU (JOHNJAE) (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang