Estelle terdiam kaku di uks. Dia masih tak percaya akan apa yang telah ia lalui sebelumnya, matanya berkunang dan perlahan memori itu menipis. Ia mengerjapkan matanya melihat sekeliling hingga tubuhnya terperanjat ketika sebuah ketukan terdengar.
"S-siapa? Masuk saja perawat sedang tak ada di sini!" Estelle sedikit berteriak lantaran yang tertuju tak menunjukan respon. Tiba - tiba pintu terbuka, ia terkaget melihat siapa yang datang. Dia adalah Zurchiane murid yang selalu dikatai nerd dikelasnya, namun ia tak berjalan sendiri. Ia bersama sekelompok orang yang sebagian pria berhoodie dan sebagian lagi wanita dengan rok yang minim.
"Ano, Estelle terimakasih sudah menyelamatkanku. Aku akan membalas kebaikanmu!" Ucap Zurchiane dengan nada yang sangat takut, dalam nadanya Estelle bisa mendengar kalau ia tidak sedang berterimakasih tapi lebih ke ketakutan akan apa yang akan menimpanya bila tak melakukan itu.
"Kau kenapa? Sudahlah santai saja, toh aku memang tak melakukan apapun kok!" Tiba - tiba dari belakang orang orang itu Esivan muncul sambil mendorong tubuh seorang pria itu hingga tersungkur ke depan ranjang tempat Estelle duduki. Estelle tercengang akan kelakuan sang kaka. Ia terburu buru turun lalu hendak membantu pria itu bangun. "Kau ini kenapa brevis! Ada apa sih sebenarnya ini?" Estelle sedikit berteriak, ia menjadi sangat kesal. Bagaimana bisa manusia didorong seenaknya begitu.
Tiba - tiba pria berhodie itu menggenggam keras tangan Estelle sambil menangis memohon ampun. "Tolong aku nyonya Estelle! Aku tak ada yang bermaksud jahat padamu Nyonya! A-aku bahkan tak sengaja! Su-sungguh!" Pria itu mengencangkan sedikit suaranya, Estelle tercekat. Ia jadi marah pada Esivan ditambah lagi ia melihat semua wanita disana sedikit bergetar sambil menangis ketakutan.
"Apa yang kau lakukan pada mereka?! Kau tak berhak begini brevis! Kalau mau marah, marah saja padaku! Kenapa harus pada mereka?!" Esivan memutar matanya malas, "ho? kau masih berniat membelanya Vitium? Tak taukah kau kenapa kau berakhir di uks dengan semua perban itu? Pria yang kau genggam tanganya itu baru saja menggunakan tanganya untuk melecehkanmu! Dan para wanita ini baru saja menggunakan mulutnya untuk menertawaimu! Dan lagi orang yang kau tolong ini malah kabur dan bersembunyi karena takut! Lalu kau masih mau membelanya?!" Ucap sarkas Esivan sambil sedikit bertepuk tangan.
Estelle terpaku ia tak tau harus bagaimana. Ia sama sekali tak percaya dengan yang dikatakan kakaknya. Sedangkan pria disampingnya semakin menangis sambil memasang muka tak percaya pada Esivan "tidak! Sungguh aku sama sekali tak melakukan itu! Tolong nyonya percayalah saya tak berbohong! Saya mungkin memukul anda! Tapi saya sama seka--" ucapan pria itu terpotong ketika sebuah ekor lebat berwarna jingga belang menyabet belakang leher pria itu, yang menyebabkan si empu tersungkur pingsan.
"Sudah tau salah masih banyak bicara! Tak tau diri!" Estelle makin melongo menatap kakanya itu. Ia menggelengkan kepalanya. Ya betul, pemilik ekor indah itu tak lain adalah Esivan Green. Jika kalian selalu melihat setiap keluarga Hibrida selalu hidup di ambang kehancuran, maka itu tak berlaku untuk keluarganya.
Keluarga Green adalah satu - satunya keluarga dengan semua anggota keluarganya bergen hibrida, ayahnya Estelle Tuan Besar Navalien Green adalah seorang hibrida kucing dengan sedikit darah singa yang menjadikanya begitu gagah. Sedangkan sang ibu, konon katanya bergen Kelinci putih yang juga memiliki sedikit darah rubah. Itulah mengapa kuping milik Esivan berbentuk lancip yang juga besar dan kurus dibawah.
Namun, dengan berat hati Esivan harus terus menutupi kelebihanya ini diakrenakan dua hal, yang pertama : darah rubah itu terlarang, bukan hanya darahnya tapi segala hal yang berhubungan dengan hibrid rubah itu sangatlah terlarang. Serta menjadi simbol kesialan yang pasti, ditambah rubah sendiri menjadi hewan yang paling sering diburu sejak dekrit dunia tentang pelarangan memangsa manusia bagi kaum hibrida karnivora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Umbra Albis : The Legend Of Nine Tailed Fox
FantasyJauh di dalam lautan, ada sebuah tempat yang penuh dengan keajaiban. Namun, hanya yang terpilih yang mampu melewatinya. Beatrix adalah satu satunya jalan, itu adalah sekolah asrama dengan peraturan abnormalnya yang melegenda. Mulai dari yang n...