8. ONCE LUNATIC LANDS (1)

14 1 4
                                    

Dan menatap dengan penuh harap, gadis itu berlari turun dari tangga melingkar tepat diatasnya. " HENTIKAN AYAH! DIA TEMANKU! ", Sang ayah menurunkan cambuknya lalu menengok kepada sang gadis alias anaknya itu " JANGAN BERCANDA! KAU PASTI HANYA INGIN MELEPASKANYA SAJA! ".

Sungguh Dan sama sekali tidak mengerti kedua orang ini meneriakan apa? dengan bahasa apa? ia hanya memperhatikan dengan keringat dingin yang masih mengucur dari pelipisnya, berharap dengan sangat bahwa sang gadis akan menyelamatkanya. Waktu berlalu begitu cepatnya hingga entah apa yang dikatakan gadis itu, tiba - tiba saja si pria besar itu melepaskanya, dan Tepat saat itu juga sang gadis langsung menarik tanganya dan membawanya lari keluar dari mansion besarnya sambil tersenyum dan menengok ke belakang ia hanya tersenyum pada Dan.

" DASAR ANAK KURANG AJAR! KEJAR MEREKA!! ", Dan semakin takut karena ketika ia menengok semua pria bertopi 'wacchman' berlari dengan begitu kencangnya sembari mengerahkan senapan berat yang pelatuknya siap ditarik kapan saja. Gadis itu berhenti menoleh dan berlari lurus kedepan sambil tertawa dengan terus menggenggam tangan Dan sangat erat seakan ia takkan meninggalkanya lagi, sambil terus berlari sekali lagi gadis itu kembali menoleh kearah Dan seakan mengalihkan perhatianya dari mendengar dentuman keras senapan berat yang tepat saat itu juga mulai menghujami mereka berdua.

Dan sangat ketakutan tapi entah kenapa tangan sang gadis yang menggengganya itu mengatakan padanya untuk percaya padanya sekali lagi. Mereka pun berlari kearah berlawanan dengan arah Dan datang tadi. Gadis itu membawa Dan berlari kearah belakang mansion, melewati hamparan rumput dan danau yang luas.

Mereka terus menerus berlari dengan genggaman tangan yang semakin keras, akibat Dan yang begitu takutnya rasanya seakan ia hanya akan meremukan tangan gadis yang begitu terasa tak nyata dan berkilauan seakan -akan mampu menghilang kapanpun. Namun, gadis itu tetaplah sesekali menengok dengan senyumanya meskipun hujaman peluru terus mengarah pada mereka.

Dan yang terlalu kalut akan pikiranya menjadi tak fokus dan berakhir menyandung sebuah batu yang berukuran lumayan besar. Dan tersungkur keatas tanah hingga tubuhnya sedikit terpental akibat kencangnya kecepatan lari mereka. pegangan tangan itu pun terlepas, dan sekarang kaki kiri Dan terkilir hingga dapat dilihat dengan sangat jelas warna biru yang begitu kontras dengan kulit seputih susunya. Melihat itupun sang gadis langsung menghentikan larinya "ayo! Sedikit lagi, kita akan berhasil! Percayalah padaku!!" .

Dan menenggak dan melihat tangan gadis itu terulur dengan begitu sangat tulusnya namun kebalikanya Dan, dia menjadi ragu. Walau dengan jelas berkat darah hibridanya ia sudah bisa melihat parit diujung tembok yang tertutup gelapnya malam, tetap saja ia ragu. Bagaimana jika gadis ini memang tidak sebaik itu.

Bagaimana jika ketika mereka melompati parit itu, yang ada hanya jaring yang akan menangkap mereka kembali. Lalu bagaimana jika mereka tetap mati tertembak. Seluruh kemungkinan negatif itu begitu saja terus muncul di kepala kecilnya, dan tanpa sadar air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Maafkan aku, pergilah lebih dulu" Dan bangkit dari posisinya dan mengusap air matanya, gadis itu hanya berdiri dihadapanya sambil menatapnya lekat. " kau tunggu apa lagi? Mereka sudah dekat! Biarkan saja aku disini! Pergilah!" Dan mendorong tubuh gadis itu untuk pergi, walau ia tidak berbalik dengan jelas Dan bisa tahu bahwa dentuman peluru itu sudah sangat dekat.

Tiba - tiba saja Dan merasakan sebuah tangan hangat yang menangkup pipi tembamnya " 날 믿어! " , kemudian gadis itu tersenyum dan tanpa aba - aba langsung menarik tangan Dan, lalu berlari dengan sangat kencangnya dan melompati parit itu sambil berteriak sangat keras. Namun, tepat ketika mereka mulai jatuh semua suara teriakan itu seperti teredam lalu menjauh dan semakin menjauh hingga tanpa disadari mereka telah kembali ke tempat awal mereka bertemu, seakan akan semua itu tak pernah terjadi.

Umbra Albis : The Legend Of Nine Tailed Fox Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang