[08] Children

15.2K 993 22
                                    

Author POV.

Terdengar beberapa alat-alat dapur yang berbunyi menandakan bahwa seseorang tengah sibuk dengan kegiatan memasaknya.

Jieun sangat telaten dalam mengurus rumah, termasuk memasak. Beberapa cara memasak ia pelajari dari ibunya sendiri. Tapi memang, sejak SMA Jieun memang sudah menjadikan memasak menjadi hobinya.

Dengan rambut di ikat asal dan juga apron memasaknya ia disibukkan dengan kegiatan itu. Dengan cepat dan cekatan ia memasaknya.

Saking sibuk dan fokusnya ia memasak, hingga dia dikejutkan dengan dua tangan yang melingkar di perutnya.

"Astaga!" Pekik Jieun. "Kau... Jangan menggangguku, aku sedang memasak.. "

Siapa lagi kalau bukan suaminya? Kim Seokjin.

Seokjin hanya berdehem dan masih mengikatkan tangannya pada perut Jieun. Kepalanya ia tenggerkan pada perpotongan leher Jieun. Menghirup aroma yang kini menjadi favoritnya.

"Seokjin.." lirih Jieun saat Seokjin mulai usil mengecup leher jenjang miliknya.

"Ya?"

"Jangan menggangguku hmm..? Sana duduk di pantry." Ucap Jieun sambil berusaha melepaskan tangan Seokjin dari perutnya.

"Shireo! Aku ingin seperti ini, aku janji tidak akan mengganggumu.."

Bohong! Dari tadi Jieun risih dengan perlakuan Seokjin. Ia sibuk mengendus dan mengecup leher Jieun dan membuatnya geli.

"Tidak ada bantahan Tuan Kim.. " Jieun berbalik dan kini menghadap Seokjin.

Lihatlah, bareface suaminya ini. Rambut acak-acakan dengan mata yang sepenuhnya belum terbuka. Menandakan jika sang pemilik tubuh masih mengantuk.

Jieun menelangkup kedua pipi Seokjin dengan kedua tangannya. Kemudian mengecup sekilas bibirnya. Dan sepersekian detik ia tertawa.

"Haha.. Lihatlah mukamu Seokjin, kau seperti domba.." Mendengar ucapan Jieun, Seokjin langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Aku bukan domba! Dan aku tidak ingin disamakan dengan domba!" Seokjin tidak terima, ia segera melepaskan tangan Jieun dari pipinya dan kini menatap tajam Jieun.

Jieun yang melihatnya tengah marah saat ini membuatnya semakin gemas dengan suaminya. Sikap Seokjin terkadang seperti anak kecil, menggemaskan. Mungkin menjahili Seokjin menyenangkan.

"Iya, lihatlah mukamu, bibirmu, bahkan rambutmu, kau seperti domba yang baru bangun.." Jieun tertawa lepas.

"Jika aku domba kau apa? Domba betina?!" Lagi-lagi Seokjin menggerutu. Ia tak terima sebutan 'domba' itu.

"Aku kucing.. Wlee" Jieun mengeluarkan lidahnya untuk kembali menjahili Seokjin. Ia sangat senang saat pria itu marah dan kesal. Ekspresinya sangat lucu .

Saat Jieun hendak berbalik dan melanjutkan memasaknya, Seokjin menarik tangannya dan membuatnya terhuyung ke belakang dan ditangkap oleh Seokjin.

Jieun membelalakkan matanya saat bibir mereka bersentuhan. Seokjin menciumnya terlebih dahulu.

Tangan Seokjin berusaha semakin mempersempit ruang yang tersisa dengan menarik pinggang Jieun kkearahnya. Menekan tengkuk Jieun untuk memperdalam ciumannya.

Jieun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia juga membalas segala bentuk gerakan yang dibuat Seokjin. Ikut mengalungkan tangannya ke leher Seokjin sambil mengecup dan mengisap bibir atas dan bawah milik Seokjin.

Suara decakan mereka menggema keseluruh ruang apartemen ini. Menjadikan sebagai sebuah soundtrack kegiatan panas mereka.

Selama lebih dari lima menit mereka saling bertautan. Akhirnya mereka menyudahi kegiatannya. Seokjin melepaskan ciumannya dan menatap sayu ke arah Jieun. Mengulas senyum manis yang yang sangat pas saat bibirnya naik ke atas.

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang