[06] Morning

14.3K 1.1K 23
                                    

Author POV.

Perlahan sinar matahari menyorotkan cahayanya melalui celah-celah gorden yang terbuka. Membangunkan dua insan yang masih terlelap dalam tidurnya.

Jieun menggerjapkan matanya saat merasakan silaunya sinar matahari melewati matanya. Diliriknya jam yang masih menunjukkan pukul 7 pagi.

"Eungghh.." Jiuen mendesah saat menggeliatkan tubuhnya untuk meregangkan ototnya.

Kemudian matanya melirik seseorang yang masih terpejam. Seokjin tidur dengan sangat tenang. Bahkan bibirnya merekah 2 kali dibandingkan saat sudah bangun.

Sebenarnya ia tak tega membangunkannya, namun bagaimana lagi, mereka harus bekerja. Akhirnya ia pun membangunkannya.

"Seokjin-aa.. Bangun, sudah siang.." ucap Jieun sambil menggoyangkan tubuh Seokjin.

"Eungg.." Seokjin malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Jieun geram dan menarik paksa selimut itu.

"Yya!" Keluh Seokjin kesal.

"Sudah siang Seokjin, kita harus bekerja.. Kau tidak mau kan kita terlambat? "

"Hmmmmm.. 5 menit lagi.." Jieun menggelengkan kepalanya melihat tingkah Seokjin. He like a baby.

"Baiklah,.. Aku akan memasak dulu.. 5 menit ya.." Jieun tertawa renyah, ia tak percaya jika Seokjin akan tepat waktu.

Saat Jieun hendak bangkit, Seokjin menarik tubuhnya dan membuatnya menindih tubuh Seokjin.

Hening. Hanya detak jantung mereka yang berpacu dengan cepat. Wajah Jieun bersemu. Ia malu.

"Morning kiss?.." ucap Seokjin menyeringai.

"Anniyo.." tolak Jieun sambil tersenyum.

"Jebalyo.. Eumm.." balas Seokjin manja. Jujur, ini membuat Jieun luluh. Akhirnya ia mengecup pipi Seokjin.

Seokjin tersenyum. Kemudian jari telunjuknya mengarah pada bibirnya sendiri. Mencoba memberi kode untuk memberikan ciuman di bibirnya.

Jieun mengangguk dan mengecup bibirnya sekilas. Seokjin kembali tersenyum bangga.

"Manhi.." Jieun kembali terkekeh. Ia juga tidak keberatan dengan tingkah manja Seokjin hari ini.

Jieun kembali mengecupnya. Saat hendak melepaskan, kedua pipinya tertahan oleh tangan Seokjin.

"Eumhh.." Seokjin melumat habis bibir Jieun, bahkan lidahnya kini sudah beradu dengan lidah Jieun.

Seokjin membalik tubuh Jieun yang tadi berada di atasnya membuatnya kini berada di bawahnya. Tangan Jieun mengalungkan pada leher Seokjin. Ia tak munafik. Ia juga ingin menikmati bibir seksi Seokjin.

Mereka berhenti sejenak, saling menatap dan kemudian kembali menyatukan bibir mereka.

Bahkan kini tangan Seokjin sudah bergerilya mencoba membuka kancing piyama Jieun. Alhasil, 2 kancing teratas piyama milik Jieun terbuka, sedikit menampakkan dua gundukan miliknya.

Tangan Seokjin meraba perut rata Jieun sensual, membuat Jieun merasa geli. Bahkan rasanya seperti ada kupu-kupu yang hinggap di perutnya. Ini sensasi aneh.

Tangan Seokjin merambat sampai ke gundukan kembar miliknya, menekannya pelan, membuat Jieun melepaskan tautannya dan mendesah.

"Ahh.." desah Jieun tak tertahan. Ini nikmat, jari-jari Seokjin membuatnya terbang.

Seokjin tersenyum puas mendengar desahan wanita yang kini di bawahnya. Ia mengeluarkan smirknya dan berbisik di telinga Jieun.

"Bagaimana kalau kita lakukan sekarang?" Ucap Seokjin sensual. Membuat bulu kuduk Jieun meremang. Wajahnya memerah karena malu.

"Apa maksudmu?" Tanya Jieun sambil menatap Seokjin sayu.

"Kita tidak usah pergi ke rumah sakit, kita buat anak yang banyak.. Bagaimana?"

Jieun memukul dada bidang Seokjin. Ia baru tahu jika sebenarnya Seokjin mesum.

"Buat sendiri sana sama kucing! Minggir aku mau mandi!" Jieun berusaha melepaskan kungkungan Seokjin. Namun Seokjin tetap menahannya.

"Mandi bersama?" Tawar Seokjin.

"Ihhhhhh.. Nggak! Mandi sendiri! " Tolak Jieun mentah.

"Ayolah.." Seokjin memohon kepada Jieun dengan mata berbinar.

"Jangan membuat ulah di pagi hari Dr. Kim.." Jieun memang sengaja memanggilnya seperti itu .

"Jangan memanggilku seperti itu, ini bukan rumah sakit sayang.."

"Maka dari itu, lepaskan aku.. " Jieun tetap berusaha melepaskan dirinya.

"Baiklah,.. Ada syaratnya.." Jieun memutar matanya malas.

"Apa?"

"Kau akan memberi jatahku nanti malam.. " Jieun bingung maksud perkataan Seokjin. "Apa kau tak paham?"

Jieun menggeleng.

"Kita akan bercinta nanti malam.." ucap Seokjin tepat di samping telinga kanan Jieun. Vulgar!

"Tta-pi.."

"Kumohon.. Aku ingin menjadikanmu milikku sepenuhnya.." ucap Seokjin sendu.

Memang mereka belum pernah melakukan hubungan suami-istri, jadi Jieun sedikit takut saat akan melakukannya. Jieun berpikir bahwa itu akan sakit, seperti kata teman-temannya yang sudah menikah.

"Baiklah.. Tapi pelan.. " Jieun pun akhirnya pasrah, toh mereka juga sudah menikah. Jadi apa salahnya 'mencoba'.

Seokjin tersenyum puas, akhirnya melepaskan kungkungannya. "Aku akan membuatmu tidak bisa berjalan esok hari.." Seokjin menyeringai.

"Hentikan pikiran mesummu itu Tuan Kim Seokjin!" Pipi Jieun kembali bersemu merah. Seokjin yang gemas pun akhirnya memeluk Jieun dan mengecup pipinya.

"Kau terlihat lucu saat sedang malu.." Seokjin tertawa. Jieun berusaha menyembunyikan wajah merahnya di dada Seokjin. "Jangan menutupinya, aku suka melihatnya.." Jieun mengangguk dipelukan Seokjin.

"Haha.. Istriku sangat menggemaskan.."

To Be Continues.
Noona Tae 💜

Awokawokawok:v Maapkeun aing kalo gaje:v

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang