[14] Finally

12.1K 668 19
                                    

Jieun POV.

Sudah sekitar seminggu yang lalu kami kembali ke Korea. Dan hari ini bertepatan dengan hari libur kami. Dan sekarang kami juga tak sendirian, ada keponakan kami yang akan menginap disini.

Ya, anak dari sepupu Seokjin yang mereka titipkan pada kami. Mereka mengikuti perjalanan bisnis dan sesuai peraturan, anak tidak diperbolehkan ikut. Jadi, semalam sepupu Seokjin datang ke apartemen kami dan menitipkannya sampai satu hari kedepan.

Kim Seora, gadis kecil berusia tiga tahun tersebut kini baru saja bangun dari tidurnya.

Gadis kecil tersebut sengaja kutidurkan di kamar kami mengingat ia masih kecil. Ia tidur diantara aku dan Seokjin.

Seora mengucek matanya saat sinar matahari menyambut matanya. Gadis itu menggeliat dan kemudian memelukku erat, menenggelamkan wajahnya di dadaku layaknya seorang ibu.

"Selamat pagi, Seora.." Sapaku sambil mengusap rambutnya.

"Good Molning too, Aunt.." Oh, aku tak kaget jika anak kecil ini terbiasa memakai Bahasa Inggris. Orang tuanya pasti sering mengajarkan Bahasa Inggris kepadanya, mengingat pengucapan dan pola katanya yang hampir sempurna, hanya saja pengucapannya yang sedikit cadel.

"Ternyata kau lebih pintar bahasa Inggris daripada yang kubayangkan ya.. Smart girl" ucapku sambil tersenyum.

"Gomawo.." Aku terkekeh saat mendengar ia mengganti bahasanya.

"Baiklah, sayang.. Bangunkan pamanmu eoh, dia memang suka tidur. He's a lazy man." Seora tertawa saat aku mengatakan pamannya—Seokjin—seorang pemalas, itu tak salah. Apalagi saat akhir pekan, tingkat kemalasannya meningkat dua kali lipat.

Seora mengguncang tubuh Seokjin sambil sesekali berucap,

"Uncle, let's wake up!" Seora kembali mengguncangkan tubuh Seokjin dan hanya dibahas deheman darinya. "Paman, ayolah! Ini sudah sangat siang!" Ucapnya lagi.

"Ini masih pagi, sayang.." kemudian Seokjin berbalik—ia memunggungi kami dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Seora, cubit saja pamanmu. Aunty rasa ia tidak akan bangun jika tidak kau cubit. "

Seora kemudian mengarahkan tangan dan jari kecilnya menuju pipi kiri Seokjin dan mencubitnya keras, membuat Seokjin memekik keras.

"Akk! Yya, baiklah-baiklah paman bangun. Sudah puas?" Seora mengangguk, "Cium paman dulu, sayang.." Seora lalu mengecup pipi kanan, kiri dan terakhir bibir Seokjin, "Good girl, sekarang bibi juga. "

Yang sebelumnya aku tertawa melihat mereka, kini aku diam seketika saat Seokjin berkata seperti itu. Aku melototinya tajam membuatnya mengeluarkan senyum devilnya.

"Tidak mau." Balasku ketus. "Ayo sayang, kita mandi." Seora mengangguk dan mengikutiku turun dari ranjang.

"Huh! Aku tidak diajak mandi bersama? Mana bisa aku mandi sendiri. " Seokjin kini menggerutu seperti seorang bayi. Oh, ayolah Kim. Ingat umurmu.

"Memangnya kau anak kecil? Sudah mandi setelah kami. Atau kau bisa menggunakan kamar mandi yang ada di bawah. Ayo, Seora!"

"Tapi aku juga ingin dimandikan seperti Seora. "

"Jangan seperti anak kecil Kim Seokjin. Sudahlah." Aku kemudian menarik Seora menuju gendonganku dan membawanya menuju kamar mandi.

"Dia sudah pantas menjadi seorang ibu." Seokjin mengulas senyum saat mengucapkan kalimat itu, walaupun ia mengucapkannya dengan pelan, namun aku masih bisa mendengar dan seulas senyum terukir di bibirku.

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang