[20] Satnight pt. 2

6.1K 455 12
                                    

Author POV.

"Aku dan Taehyung berpacaran."

"APA?!"

Seokjin dan Jieun memekik kaget saat mendengar penuturan Yoona, matanya membelalak lebar menatap keduanya—Taehyung dan Yoona.

Jieun kemudian segera mengedipkan kembali matanya dan mengatur nafasnya. Tangannya mengibas-kibas seluruh wajahnya yang memanas.

Lalu ia mendekat kepada Yoona kemudian memukul lengan sahabatnya itu.

Bugh! Bugh! Bugh!

"Aduh! Yya! Jieun-aa kau sudah gila?! Aduh, sakit! Sudah cukup!" Yoona mengaduh sakit saat Jieun kembali memukulnya dengan keras.

"Dasar gadis gila! Bagaimana bisa kau—bugh! Bagaimana bisa kau berpacaran dengan adik iparku hah?!' Tanya Jieun masih dengan pukulannya.

"Hentikan dulu, aku akan menjelaskannya!"

Pukulan dari tangan Jieun perlahan melemah, ia menghentikan pukulannya dan meletakkan tangannya di sisi kanan-kiri pinggangnya.

"Cepat katakan atau aku akan menendangmu sekarang!" Bentaknya.

Disisi lain Seokjin tengah berusaha menenangkan istrinya yang tengah diambang kekesalan. Ia mengusap lengan Jieun untuk memberikan sedikit rasa tenang.

"Sayang, sudahlah.. Jangan seperti itu, kita sekarang sedang berada ditempat umum. Kau tak malu dengan orang-orang yang menatap kita semua?"

Seokjin benar, Jieun juga tak memikirkan hal seperti itu. Matanya berkeliling menatap beberapa orang yang tengah berjalan sambil memperhatikan dirinya yang sedang marah-marah tak jelas.

Akhirnya dengan satu helaan nafas, ia menutup mulutnya dan menatap dua orang didepannya dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalian kesini naik apa?"

"Bus.." jawab Taehyung pelan.

"Kalian ikut kami di mobil, kita bicarakan ini di suatu tempat."

Kemudian Jieun berbalik dan langsung melangkah menjauhi mereka bertiga. Seokjin memberikan isyarat untuk mengikuti langkah Jieun. Mereka mengangguk mengerti dan kemudian berjalan menjauh dari kawasan Sungai Han.

Hening.

Begitulah keadaan di dalam mobil Seokjin yang ia tumpangi, Jieun, Taehyung dan juga Yoona. Mereka sibuk melakukan kegiatannya sendiri-sendiri. Seokjin fokus menyetir, Jieun memandang keadaan kota dengan pandangan lurusnya, Taehyung tengah mengusap punggung tangan Yoona untuk memberikan rasa tenang.

Benar. Dari tadi Yoona hanya diam, meremas tangannya sendiri sembari menunduk lemas. Terkadang ia juga memberikan tatapan kepada Taehyung yang mengisyaratkan bahwa ia tengah gugup dan sedikit resah.

Mobil Seokjin berhenti tepat di depan sebuah restoran Mi Udon yang terlihat tak terlalu ramai, mereka segera melepas sabuk pengaman yang mereka kenakan dan keluar dari mobil.

Langkah Taehyung dan Yoona mengikuti Jieun dan Seokjin di depannya, Taehyung mengaitkan jari jemari tangannya pada Yoona kemudian membawanya masuk ke dalam kedai tersebut.

*****

"Yoo-yya, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana bisa kau dan Taehyung berpacaran. Bukankah kau dan Jimin berpacaran sebelumnya? Dan kau——"

"Sayang, dengarkan penjelasan dari Yoona-ssi dulu. Jangan terburu-buru. Arrachi?"

Semua pertanyaan yang dilemparkan oleh Jieun kepada Yoona disangkal dan disela Seokjin. Benar jika Jieun ingin segera mendengar penjelasan dari Yoona dan Taehyung tentunya. Namun, bagaimana bisa mereka menjelaskan jika Jieun saja tidak berhenti menanyakan banyak hal yang ingin ia ketahui.

Dasar Jieun tidak sabaran.

Akhirnya, setelah Seokjin memberikan sedikit isyarat kepada Yoona untuk menjelaskan, Yoona mengangguk dan akhirnya membuka suaranya dan segera menjelaskannya. Tentu saja dengan Taehyung yang selalu mengusap punggung tangan kanan Yoona.

"Jadi begini.. Eumm.. Ya, Jieun-aa, aku tak menyalahkan kau jika aku masih berpacaran dengan Jimin, tapi itu dulu. Sekarang aku sudah memutuskan hubunganku dengannya, tepatnya seminggu yang lalu. Alasan kenapa aku memutuskan hubungan dengannya, karena pertama. Dia semakin menjaga jarak denganku. Kedua, dia tak pernah membalas pesan yang selalu kukirimkan padanya. Ketiga, aku curiga jika dia sudah berpaling denganku..

.. Dan semuanya benar terjadi. Seminggu yang lalu, aku tak sengaja bertemu dengannya di taman kota. Ia sedang duduk bersama dengan seorang gadis yang menurutku tak asing lagi untuknya. Dia teman Jimin saat SMA. Bukan hanya duduk bersama, mereka juga bercengkrama dan juga satu hal yang sulit kupercayai.., mereka berciuman didepanku, didepan banyak orang. Hati mana yang tidak pecah saat melihat kekasihnya berciuman dengan gadis lain?? Hiks! Sakit sekali! Hiks!"

Kini Yoona mulai mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia coba untuk tak mengeluarkannya, tapi gagal. Semua memori tentang Jimin membuatnya teringat kembali.

Taehyung dengan sigap, menuntun Yoona untuk bersandar di dadanya, memeluknya dan menenangkan Yoona di pelukannya yang hangat.

"Hiks! Setelah itu aku menghampirinya dan tanganku entah kenapa langsung bergerak menampar pipinya. Aku kecewa, marah, putus asa. Orang yang dulu sangat aku cintai, aku kagumi, sekarang menjadi orang yang akan kubenci selamanya. Saat itu juga aku meminta penjelasan darinya. Hatiku lebih terguncang dan sakit saat ia menjelaskan, bahwa ia tak sengaja menghamili perempuan itu..

.. Saat itu juga ragaku terasa hilang entah kemana. Kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang, tubuhku terasa lemas dan akhirnya aku ambruk di tangan seseorang yang sigap menyanggaku. Dia Taehyung, Kim Taehyung yang sekarang menjadi penghibur hatiku. Taehyung yang selalu ada untukku disaat hatiku sedang rapuh-rapuhnya, Taehyung yang mengganti sosok Jimin di hatiku. Jadi seperti itu, mianhae Jieun-aa, aku tak menceritakan semuanya kepadamu setelah itu..."

Jieun pun juga tak bisa menahan air matanya yang mengalir, apalagi sekarang ia menjadi lebih sensitif jika mendengarkan cerita sedih atau melihat tayangan di TV yang mengisahkan kesedihan seseorang. Ia akan lebih cepat menangis entah apa penyebabnya. Emosinya sulit dikendalikan.

Seokjin tak tinggal diam, ia memeluk Jieun dan menghapus jejak air mata yang tertinggal di pipi dan pelupuk mata Jieun.

"Aku mengerti Yoo-yya.. Hiks! Aku mengerti penderitaanmu, maafkan aku sudah menjadi sahabat yang selalu berpikiran buruk kepadamu, maafkan aku.. Hiks!" Ucap Jieun dengan tangisnya.

"Tak apa, kau belum tahu.. Aku memakluminya.. Terima kasih telah menjadi sahabatku.."

Jieun hanya mengangguk dan masih terus menangis, emosi ibu hamil satu ini sangat sulit untuk diatur.

"Sudah jangan menangis, kasihan aegi kita.. Nanti dia ikut sedih.." tenang Seokjin sembari mengusap perut buncit Jieun dan mengecup sekilas bibirnya di depan Taehyung dan Yoona.

Kedua pipi Jieun bersemu merah atas perlakuan manis Seokjin. Jieun memukul dada Seokjin karena terlampau malu dan menyembunyikan wajahnya ke dadanya, mengabaikan Seokjin yang terus terkekeh melihat tingkah laku Jieun.

Pasangan di depan mereka juga tak henti-hentinya tertawa karena melihat pasangan halal ini yang tengah kasmaran. Apalagi saat Seokjin mengecup bibir Jieun. Mulut mereka dibuat menganga karena itu, terlebih lagi Taehyung. Ia tak bisa berhenti berkata "Mwoya?!" dengan kedua matanya yang membulat lucu.

To Be Continuous.
Noona Tae 💜

Finally! Aku bisa update setelah masa sok sibukku:v Kangen sama aku? Halah! Pasti kalian kangen SeoEun:v

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang