[19] Satnight pt.1

7.3K 508 7
                                    

Author POV.

Siklus udara di Kota Seoul memang terlampau dingin namun juga menyejukkan, tak membuat orang berhenti pada kegiatan mereka yang biasa dilakukan saat malam minggu.

Date atau kalian sebut dengan kencan.

Banyak para muda-mudi ataupun orang-orang yang sudah memiliki anak sekalipun menikmati malam minggu dengan orang tersayangnya.

Begitu pun dengan Seokjin dan Jieun. Kini mereka tengah bersiap dengan pakaian yang akan mereka kenakan kali.

Oh! Bukan mereka, namun hanya Jieun yang belum selesai berpakaian. Sebenarnya Seokjin sudah selesai sejak lima belas menit yang lalu. Padahal mereka juga berganti pakaian pada waktu yang sama.

Bahkan Seokjin yang sedang menunggunya di sofa pun merasa bingung kenapa istrinya sangat lama saat berganti pakaian. Tak biasa-biasanya Jieun berganti pakaian selama ini.

Dengan langkah cepat, Seokjin kembali naik ke lantai dua dan berpikir untuk mengecek Jieun. Diputarnya knop pintu kamar mereka dan membukanya perlahan.

Mata Seokjin menemukan sosok Jieun yang kini tengah berkutat dengan resleting celana jeans hitam miliknya. Matanya menangkap sosok Jieun sedang kesulitan memakaikan celana jeans miliknya agar lebih ke atas dan menutupi paha bagian atasnya.

"Aishh! Kenapa susah sekali!!!" Seokjin masih terpatung mendengar gerutuan dari Jieun. "Perasaan sebulan yang lalu masih muat kupakai.." sambungnya dengan raut wajah kesal.

Dengan terpaksa akhirnya Seokjin berjalan mendekat ke arah Jieun. Disentuhnya pundak Jieun dan membuatnya sedikit tersentak.

"Eoh! Kau.." Jieun kembali dengan kegiatannya membenarkan posisi celana jeans miliknya. "Kenapa tidak muat sih?!"

"Sudah jangan dipaksakan.." Tegurnya lembut dengan membelai rambut sebahu milik Jieun.

"Tapi sebulan yang lalu masih muat, Seokjin.. Apa aku segendut itu? Sampai-sampai semua bajuku tak muat untuk kupakai.." dengusnya kesal.

Seokjin tak habis pikir, bagaimana bisa istrinya terlalu obsesi dengan bentuk tubuhnya. Padahal jika ia perhatikan, bentuk tubuhnya termasuk sudah memasuki tipe idealnya—berisi pada tempat yang pas. Menurut Seokjin, Jieun tidak gendut, malahan terlihat lebih sexy dari sebelumnya. Kedua dadanya lebih besar daripada pada sebelum Jieun mengandung, dan juga pantat sintalnya lebih terlihat.

Terserah jika Seokjin kalian sebut om-om mesum atau sebagainya. Namun apa salahnya bersikap mesum dengan istrinya sendiri? Tidak kan.

"Lepas saja celanamu itu. Jika kau tetap kekeuh dengannya, kau malah akan membahayakan kesehatan aegi kita. Ingat, kau sedang hamil. Dan ibu hamil tidak boleh memakai celana seperti itu."

"Tapi, Seokjin.. Lihatlah, aku semakin gendut, bahkan pipiku lebih besar daripada yang kemarin. Terus juga, badanku juga lebih berat.. Apa kau tak malu berjalan-jalan denganku yang malah terlihat seperti seekor beruang?" Ucap Jieun dengan nadanya yang sedikit menunjukkan rasa kecewanya.

Seokjin hanya bisa memutar matanya malas. Ia tak habis pikir bahwa istrinya yang berpendidikan namun cara pemikirannya terkesan sempit. Percuma saja kalau ia bersekolah sampai ke janjang yang tinggi.

Dengan menetralkan emosinya, Seokjin mengembuskan napasnya pelan dan mengusap punggung Jieun.

"Kau bukan terlihat gendut, melainkan sexy. Lihatlah, payudaramu lebih besar daripada yang kemarin."

Plak!

Satu pukulan keras Seokjin dapatkan dari istrinya yang tengah menatapnya garang. Apa ada yang salah dengan perkataan Seokjin barusan? Memang benar kan, hanya saja kalimat yang Seokjin lontarkan terkesan ambigu dan terlalu vulgar menurut Jieun.

ICE - Kim Seokjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang