“Lo pulang bareng siapa?” tanya Azka yang mendapati gadisnya berdiri di depan café seorang diri.
Bisakah Azka menyebutnya dengan gadisnya?.
“Lagi nungggu temen sih, tapi udah lima menit nggak dateng-dateng.” Kata gadis itu sembari melihat sekitar, siapa tau yang ia tunggu nongol.
Yah, Mala tengah menunggu cowok yang mengakui dirinya sebagai abang-abangannya yang kebetulan lagi ada urusan di daerah deket situ.
“Mau bareng nggak? Sekalian gue anterin sampe rumah.” Kata Azka menawarkan diri. Ia tak mau terjadi sesuatu yang iya-iya pada gadisnya.
Sejujurnya ia rada’ terganggu dengan kata ‘temen’ yang diucapkan gadisnya. Pasalnya Azka tidak tahu, apakah temen yang dimaksud gadisnya adalah temen cewek atau cowok.
“Emm... jangan deh, takut ngerepotin. Lagian bentar lagi pasti dateng kok.” Kata Mala sembari mengecek jam tangan biru dongker di pergelangan tangan kirinya.
Azka sebenarnya ingin menemani bidadarinya sampai di jemput namun belum sempat Azka bicara telepon genggam Mala berdering menunjukkan sebuah video-call, terpaksa ia menelan kembali niatannya.
“Dimana sih? Udah lama loh ini...” kata gadisnya, dari nada bicaranya Azka bisa menyimpulkan bahwa mereka sangat akrab.
“Honey, maaf yah. Ini lagi macet soalnya.”
Suara cowok!
Dan yang lebih gawat adalah sebutan HONEY!.
Azka mengintip layar hp gadisnya, dan ternyata benar. Seorang cowok dengan latar sebuah mobil mewah memenuhi layar. Dari interior mobilnya Azka bisa mengetahui bahwa itu jenis mobil ferrari.
Cowok itu cukup tampan dengan kaos hitam polos yang mencetak badan kekarnya sempurna. Apalagi tampangnya bener-bener tampang orang Eropa. Gila, bisa turun harga nih Azka. Cowok putih bermata biru yang cukup bisa bikin seseorang yang liat jadi bisa tersesat di kedalaman matanya.
“Gini deh, honey. Gimana kalo kamu pulang bareng cowok yang ngintip barusan. Eh, lo!”
Azka tersentak kaget. Ternyata tindakannya yang mengintip barusan ketahuan. Azka menunjuk diri sendiri bingung, bertingkah polos seolah ia tak mendengar apa-apa.
“Iya, elo dodol!”
Eh, buset! Kagak kenal main bilang dodol aja, batin Azka.
“Lo anterin yayank gue ampe rumah ye. Jangan ampe lecet. Pokoknye kudu selamet, sentosa, mengantarkan yayank gue ke depan pintu gerbang-“
“Nah loh, napa jadi pembukaan UUD dah.” Sela Mala sembari memutar bola mata jengah.
“Hmm. Tenang aja, bakalan gua anterin kok, utuh sampe rumah.” Kata Azka dingin.
Dia baru mengetahui bahwa cowok yang menelpon gadisnya barusan adalah cowok dari cewek yang dia sebut gadisnya.
Cowoknya!
Patah sudah harapan Azka mendekati gadisnya.
‘Apalagi tuh cowok manggil Mala yayank lagi’ batin Azka nesu.
“Yaudah kalo gitu gue duluan ya, takut kemaleman entar.”
“Iya, tiati ya yank. Kalo udah nyampe jangan lupa kabarin. Emmuach...” dan panggilan terputus.
Azka sedikit bernapas lega, karena sedari tadi dia sibuk mengontrol hati dan emosinya yang mendadak merasa marah dan cemburu pada gadis yang kini berjalan disampingnya, menuju motor Azka yang terparkir di parkiran café.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
RomansaAlifa Hasna Kamila adalah cewek yang mempunyai banyak sekali kemampuan diluar nalar. Gift dari Yang Maha Kuasa namun begitu menyiksa banginya. Ditambah dengan ingatannya yang telah hilang membuat orang yang mengenalnya menganggap ia sebagai cewek an...