Prolog

1.4K 148 11
                                    

Cerita ini fiksi belaka, tidak bermaksud mencoreng isi cerita dari dongeng yang terkenal. Jika ada kesamaan nama dan tempat, ini sungguh ke tidak sengajaan. Harap di maklumi.

Yuk langsung dibaca...

Seorang pemuda yang berkulit putih nan imut tergopoh-gopoh berjalan menuju aula utama. Sudah beberapa kali ia hampir terjatuh karena terburu-buru. Jika bukan Head Master yang memanggilnya, ia tak peduli. Ia lebih memilih tidur siang saja. Tak ada yang menarik perhatiannya dari cerita yang jaga.

"Lapor, saya di sini Head Master." Ucap pemuda itu dengan nafas tersenggal-senggal. Hanya terdengar deru nafasnya di aula yang sepi itu.

"Arthit, kau tidur lagi ?" Tanya Heas Master menyelidik.

"Ti.. tidak Head Master." Kata Arthit berbohong, bekas air liur masih tercetak di bawah pipi kanannya.

"Bersihkan dulu pipimu baru berbohong!" Arthit segera mengusap pipi kanannya dan menjadi malu karena ketahuan berbohong.

"Maaf..." Arthit menunduk menyesal.

"Kau benar-benar tak suka cerita itu ?" Tanya Head Master. Arthit sudah sebulan yang lalu di berikan tugas menjaga cerita serigala dan tiga anak babi.

Bagi Arthit, apa yang menarik dari melihat serigala dan tiga anak babi gendut ? sudah gitu serigalanya pakai acara ketuk pintu. Dimana seramnya serigala itu. Ia lebih suka cerita pahlawan. Lebih menantang.

Arthit terdiam tak menjawab. Ia tak mau di anggap tukang mengeluh.

"Kebetulan, penjaga menara cerita 0206 sedang cuti. Aku ingin kau menggantikannya sementara waktu. Untuk menara 0062 yang kau jaga, biar anak baru yang menjaganya." Kata Head Master. Arthit terlonjak gembira dalam hatinya, akhirnya ia terbebas dari cerita membosankan hewan-hewan itu. Ia memilih cerita yang ada manusianya.

"Menara 0206 itu cerita tentang manusia kan ?" Tanya Arthit berhati-hati.

Head master mengangguk.

"Lalu cerita tentang apa ?" Tanya Arthit bersemangat. Head Master tersenyum mencurigakan.

"Tentang...."

"Ya..." Arthit menunggu tak sabar, semoga saja itu The King Arthur atau Robin Hood atau Miyamoto Musashi atau yang penting cerita tentang pahlawan.

"Cerita Cinderlela..."

Seketika Arthit berasa lemas di tempat. Tentang cinta (-.-)

***

"Cinderlela! Cinderlela! Buat apa aku mengawasi pencarian sepatu kaca itu. Lihat, sang pangeran saja belum lahir apalagi si Cinderlela!!" Arthit mengeluh kesal, ia mengaduk pink milknya dengan sekuat tenaga yang hampir memecahkan gelas di tangannya. Bola kaca besar itu terus berputar menayangkan jalan cerita dari cerita dongeng yang di jaganya.

"Kau cukup beruntung." Seseorang yang tiba-tiba bertamu di menara Arthit.

"Bright..." sapa Arthit sebal, temannya ini skrup otaknya hilang setengah. Agak susah bicara serius dengannya.

"Kenapa ?" Tanya Arthit.

"Kau tahu aku menjaga cerita apa ?" Tanya Bright dengan mimik muka kesal.

"Apa ?"

"Robin Hood. Omg, kenapa ia habis mencuri, hasilnya di berikan ke rakyat jelata. Kenapa bukan buat diri sendiri ? Atau buatku gitu ? Hasilnya kan dia tetap miskin. Harus selalu mencuri." Boleh gak sih nimpuk ynag satu itu pake sepatu 5kg ? Itu cerita idaman Arthit. Cerita tentang pahlawan

"Justru kau itu beruntung. Melihat kegagahan seorang pahwalan."

"Bah... aku tak mau. Aku mau melihat puteri yang cantik, bodynya bak gitar spanyol, matanya indah bagai danau.." kata Bright membayangkan citra seorang puteri.

"Bagaimana kalau bertukar tempat denganku?" Usul Arthit. Ini namanya win-win solution. Bright dapat puteri dan Arthit dapat pahlawan.

"No way! Aku tak mau di kurung seminggu di puncak menara." Dulu pernah ada yang melanggar dan di hukum penjara di menara paling atas. Sudah gelap, kelaparan dan seram pula. Banyak gagak hitam.

"Sudah balik saja ke tempatmu sana. Menganggu!" Usir Arthit. Bright meledek lalu pergi.

"Hufh... membosankan!"

"Oakkk.oekkk.oaa..." tangisan bayi mengisi seluruh istana. Kerajaan dan para rakyat bersorak gembira, telah lahir sang ahli waris yang di nantikan. Sang pangeran kerajaan Moon.

"Yang mulia..." tangis ratu terharu walau tadi sempat kelelahan namun semua itu pudar setelah melihat wajah anaknya yang rupawan.

"Ratu... terima kasih." Raja mencium kening Ratu, menghaturkan rasa terima kasihnya karena telah melahirkan seorang putera, penerus kerajaan Moon ini.

"Tak perlu berterima kasih, ini sudah tugasku. Lihat lah dia, begitu tampan dan sehat. Aku yakin kelak ia akan menjadi raja yang menyayangi rakyatnya." Doa sang Ratu.

"Benar, matanya hitam dan alisnya sedikit tebal. Dia akan menjadi raja yang tegas. Kita harus mengundang beberapa penyihir untuk memberkatinya." Ucap sang Raja.

"Sebelum itu, Yang Mulia mohon memberikan nama untuk bayi kita." Pinta sang Ratu.

"Namanya Kongpop... pewaris kerajaan Moon." ( Maap namanya singkat, malas mikir 😁😁 ).

"Hah..." Arthit menghela nafas panjang. "Baru lahir pangerannya, sepertinya cerita ini akan lama. Membosankan!"

Zyzy :

Yeayyy... sang pangeran udah lahir...

Kira-kira gimana ya interaksi mereka berdua yang berbeda dimensi 😁😁?

14. STORY KEEPER ( BAHASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang