Chapter 1

939 153 50
                                    

"Oe... oekk...." suara tangisan bayi terdengar dari dalam bola kaca. Arthit yang sedang menyeduh teh hijau berbalik untuk melihat ada kejadian apa ?

Ternyata Cinderlela sudah lahir...

Merasa hal itu tidak penting, Arthit melanjutkan kegiatan menyeduh teh-nya.

Skala dimensi Arthit berbeda dengan dunia dongeng. Jika di dunia Arthit itu 1 menit maka di dunia dongeng itu 1 jam. Yang berarti jika Arthit menjaga selama 1 hari berarti di waktu dunia dongeng adalah 2 bulan.

Arthit sudah menjaga selama 1 minggu penuh. Pangeran Kongpop sudah berusia 14 bulan, yang mana sang pemeran utama wanita baru saja lahir.

1 bulan kemudian...

Pangeran Kongpop sudah berusia 6 tahun lebih, ia sudah mulai belajar seni bela diri. Meski terjatuh atau terluka, pangeran Kongpop tidak gentar. Ia dengan tekun belajar agar menjadi kuat seperti sang raja.

Bagus! Jadi seorang raja memang harus kuat. Komentar Arthit.

Cinderlela telah berusia 5 tahun, paras wajahnya yang imut dan mengemaskan. Kehadirannya merupakan kebahagian tertinggi bagi ayah dan ibu Cinderlela namun takdir berkehendak lain. Ibu Cinderlela di panggil oleh Yang Maha Kuasa. Sejak itu, ayah Cinderlela berjuang membesarkannya seorang diri.

Kasihan Cinderlela 😭😭😭... komentar Arthit. Bahkan ia sudah menghabiskan 1 kotak tisu akibat simpati pada Cinderlela..

2 bulan berlalu...

Pangeran Kongpop yanh berusia 11 tahun, ia sudah menguasai teknik berkuda dan teknik berpedang. Apalagi perawakan sang pangeran menjadi terbentuk, tubuhnya mulai meninggi dengan sedikit otot. Di usia dini, pangeran Kongpop mulai belajar bagaimana tata cara mengurus kerajaan.

Kasihan, berat juga jadi pangeran. Komentar Arthit.

Di sisi lain, Cinderlela tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kecantikannya terkenal di desa itu. Bahkan banyak gadis belia yang iri akan kecantikannya.

3 bulan berlalu...

Pangeran Kongpop sudah menjadi pemuda yang tampan. Rambut hitam, mata coklat, kulit berwarna kecoklatan. Apalagi bentuk tubuhnya, dadanya yang lapang serta otot perutnya membuat banyak gadis menjerit jika melihatnya. Pangeran juga sangat peduli dengan rakyatnya.

Kapan aku punya perut sepertinya? Arthit memikirkan perutnya sendiri. Dia sudah diet dengan minum teh hijau setiap hari namun sepertinya belum ada hasil yang sesuai dengan yang ia harapkan.

Di sisi lain, ayah Cinderlela telah menikah lagi, ibu tirinya membawa 2 saudari tiri perempuan yang sifatnya sungguh jelek. Mereka menjadikan Cinderlela menjadi pembantu jika ayah Cinderlela pergi dinas dan mereka akan bersikap sangat baik jika ayah Cinderlela ada di rumah. Ibu tiri Cinderlela tak pernah memarahi anaknya bahkan ia sangat mendukung atas sikap anaknya terhadap Cinderlela.

Pukul saja wanita jelek itu 👊👊. Arthit gemas dan kesal melihat Cinderlela yang selalu mengalah dan menangis pada ibu tiri dan saudari tirinya yang jahat.

Semakin Arthit menonton, semakin kesal ia terhadap Cinderlela. Kenapa wanita selalu lemah ? Apalagi ketika ayah Cinderlela kecelakaan, ibu tiri dan saudari tirinya makin merajalela. Ingin merebut harta warisan ayahnya. Dan Cinderlela tak berani membantah.

Di satu sisi, Arthit sedikit tertarik pada pangeran Kongpop. Memang ia pangeran dan bukan super hero kesukaanya. Atau mungkin karena Arthit melihat tubuh pangeran yang seksi itu. Atau karena ketekunan arau ketampanan pangeran. Arthit juga tak tahu. Yang ia tahu, ia lebih suka menonton adegan sang pangeran di bandingkan Cinderlela.

Ia tahu pangeran itu mempunyai pasangan hidup yaitu Cinderlela. Dan ia juga tahu pangeran itu hanya tokoh dari cerita dongeng tapi boleh kan kalau hanya kagum dan sedikit suka. Boleh ya... ya... ya... harus boleh pokoknya. Arthit maksa nih 😅😅😅.

***

"GEMPA! GEMPA!" Suara speaker memperingatkan terjadinya gempa. Para penjaga cerita diharapkan untuk menjaga bola kaca mereka agar tetap aman. Arthit yang sedang memotong buah, tangannya tergores akibat guncangan gempa. Bola kaca itu sempat bergoyang dan membentur lantai hingga terjadi sedikit keretakan. Secara insting, Arthit meninggalkan kegiatannya dan memeluk bola kaca yang sebesar dirinya. Ia harus menjaga bola kaca itu tetap pada tempatnya. Tanpa Arthit sadari, darah dari jarinya yang sedikit tergores pisau itu merembes masuk melalui retakan bola kaca hingga seorang Arthit mengacaukan isi cerita dongeng itu.

Situasi dalam cerita dongeng :

"Kong... kau sudah besar, sudah waktunya mencari pendamping hidup." Kata sang Raja, meski pangeran Kongpop baru berusia 18 tahun, namun bagi kerajaan ini sudah cukup umur untuk membina rumah tangga demi kestabilan kerajaan.

"Pa.. Kong masih belum mau menikah.. Kong masih harus banyak belajar." Tolak Kongpop.

"Selain seorang raja, kita juga perlu seorang ratu dalam membina kerajaan Kong. Itu juga salah satu tugasmu sebagai penerus kerajaan ini." Jelas sang Raja.

"Ayahmu benar Kong. Kami tak akan menjodohkanmu. Kau bisa memilih wanita yang kau suka." Kata sang Ratu mendukung keputusan sang Raja.

"Ma.. Kong belum menyukai siapapun."

"Tak masalah, Ma akan mengundang para gadis yang masih lajang untuk menghadiri pesta. Kau bisa melihat dan memilih gadis mana yang kau suka." Kata sang Ratu mengungkapkan idenya.

"Rencana yang bagus sekali." Kata Raja senang. " jadi apa pendapatmu Kong ?"

"Terserah Pa dan Ma." Jika sang Raja dan sang Ratu sudah bersatu dan menetapkan tujuan. Susah baginya untuk menolak mereka.

***

Para prajurit  sudah memasang pengumuman di setiap kota dan desa. Para gadis menjerit senang, siapa tahu salah satu di antara mereka dapat menjadi pendamping sang pangeran. Bahkan para ibu langsung mempersiapkan putri-putri mereka agar dapat terpilih menjadi istri dari pangeran.

"Kau tak boleh ikut!" Kata ibu tiri. " Lusuh, kotor, kau ingin pangeran merasa jijik melihatmu. Jangankan pangeran, mungkin kusir kuda saja tak mau melihatmu. Kau memalukan keluarga ini" Hina ibu tiri pada Cinderlela yang penuh debu habis membersihkan ruangan di loteng.

"Cinderlela.. Cinderlela... jangan berharap terlalu tinggi. Kau tak mungkin di pilih oleh sang pangeran." Ejek saudari tiri pertama.

"Benar. Apa kau pikir dengan di puja oleh pemuda desa membuatmu merasa cantik. Kecantikanmu itu hanya seperti semut jika di bandingkan kecantikan kami." Saudari tiri kedua ikut mengejek Cinderlela.

"Tapi aku ingin ikut.." pinta Cinderlela.

"TIDAK BOLEH! JAGA RUMAH!" Ibu tiri memberi isyarat kepada kedua putrinya untuk pergi dan membanting pintu. Cinderlela pergi ke halaman belakang dengan wajah sedih. Ia ingin pergi, Ia ingin melihat pangeran yang di gosipkan sangat tampan itu. Tapi  ada beberapa masalah pada dirinya :

1. Ia tak punya baju pesta.
2. Ia tak punya kendaraan untuk pergi ke istana.
3. Jika ibu tirinya tahu, ia akan di hukum berat.

"Kenapa nasibku seperti ini ? Tak adakah yang bisa membantuku." Selesai mengucapkan kalimat itu, ada sebuah sinar terang yang menyilaukan mata. Cinderlela meyipitkan matanya dan beradaptasi. Tak lama, sinar itu hilang dan berganti menampilkan seseorang yang berwajah imut.

"Ibu peri ?" Tanya Cinderlela.

Ibu peri ? Siapa ? Aku ??????
(○▪○) - Arthit.

Zyzy : What! Arthit jadi peri. Peri! Peri! Berikan aku pangeran tampan dan baik seperti Kongpop dong 😂😂😂😂😂.

Arthit : lempar labu.🍊🍊🍊.

14. STORY KEEPER ( BAHASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang