Chapter 3 - Edited

957 154 57
                                    

"Head master!! Head master!!" Teriak Bright yang berlari sekuat tenaga menuju kantor Head  master. Ada kecelakan di ruang 0206.

Bright mengetuk pintu kuat-kuat, ia dalam panik mode on. Berita ini harus di sampaikan ke Head master secepatnya.

"Masuk..."

Bright membuka pintu tak sabar, dengan nafas tersenggal-senggal hingga ia berbicara tidak jelas "00.. 0206.. Arthit... wuzzz... nenek.."

"Atur nafasmu dulu Bright, baru bicara."

"Head master, tadi kan ada gempa.."

"Iya, lalu apa ada yang terluka ?" Tanya Head master. Bright mengeleng.

"Tak ada yang terluka tapi..."

"Tapi apa ?"

"Tapi Arthit berubah jadi nenek-nenek."

"APA!!"

Setelah mendengar penjelasan Bright, Head master dan beberapa petinggi menuju ruang 0206. Mereka menemukan seorang nenek gemuk dengan rambur putihnya di sanggul, memakai gaun biru dan memegang tongkat simbol bintang.

"Dimana aku ?" Tanya nenek itu.

"Dunia cerita." Jawab Head master.

"Dunia cerita ?" Nenek itu memikirkan apa ia pernah mendengar dunia tersebut. Meski sudah memikirkannya, ia tak mengingat ada dunia seperti itu.

"Maaf, boleh kami tahu anda siapa ?"

"Aku ibu peri."

"Ibu peri ????"

***

"Jadi ceritakan asal usulmu ?" Pangeran membawa Arthit ke sebuah ruangan kosong untuk menginterogasinya. sebagai pangeran, ia tak mudah percaya pada orang luar apalagi yang tak jelas asal usulnya.

Mengenai Cinderlela, Setelah berdansa satu lagu dengan pangeran yang membuat Cinderlela salah tingkah di hadapan Pangeran, Pangeran meminta pengawalnya untuk mengantar pulang Cinderlela. Setelah itu, ia menarik Arthit pergi dari ruang dansa.

"Namaku Arthit, artinya sang matahari."

"Aku gak nanya arti namamu." Semoga di saku celanaku ada batu buat aku timpuk pangeran itu.

"Aku seorang penjaga cerita."

"Penjaga cerita ?" Arthit mengangguk.

"Konyol!" Menderngar itu Arthit menjadi geram.

"Kalau kau tak percaya itu urusanmu bukan urusanku. Terserah kau percaya atau tidak tapi itu kenyataan. Kau lihat aku ! lihat model bajuku berbeda dengan dunia ini. Asal kau tahu, aku juga tak mau berada disini, aku mau balik ke duniaku tapi aku tak tahu caranya. Duniaku lebih damai, tak ada pangeran sombong sepertimu." cerocos Arthit kesal.

"Terserah, selama aku tak percaya padamu, kau adalah tahanan kerajaan ini. Kau harus patuh pada hukum kerajaan ini dimana aku dan baginda raja adalah hukum kerajaan."

"Cih.."

"Apa kau bilang !"

"Tidak bilang apa-apa... sungguh tidak bilang apa-apa..." "hanya bilang kau tampan." Arthit sengaja memuji pangeran agar hidupnya nanti tak di persulit. 

Bussshh... tanpa di duga pangeran menjadi diam, dan kulitnya menjadi lebih gelap dari biasanya, ada secercah warna merah namun tak begitu terlihat di pipi pangeran. Arthit menatap heran perubahan dari pangeran itu.

Jangan katakan kalau pangeran merasa malu...

Hihihihi... dia seperti anak perawan yang malu-malu - dalam hati Arthit terkikik geli namun dipermukaan wajahnya datar.

14. STORY KEEPER ( BAHASA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang