"Kau perlu istirahat nona." Kata Iram melihat Caroline yang hampir seminggu selalu berada di Klinik, dia bahkan meminta ijin kepada Edmund untuk tinggal di Klinik yang tentunya disetujui setelah perdebatan yang cukup alot.
"Tidak usah pedulikan aku, lebih baik kau tangani pasien di depan." Balas Caroline yang masih fokus dengan berbagai sampel darah di atas gelas arloji.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan!"
"Siapa yang mengalihkan? Apa kau tidak bisa melihat Samantha kewalahan menangani pasien di depan? Sebenarnya apa yang mereka lakukan kenapa setiap hari kita menerima pasien dengan luka-luka yang sangat mengerikan?Apa mereka berkelahi dengan semacam thor?" Tanya Caroline dengan tangan yang terus sibuk mencampur sampel darah dengan berbagai macam zat kimia.
"Mereka memang berkelahi dengan thor." Gumum Iram.
"Hai apa yang kau katakan tadi?" Caroline memusatkan perhatiannya kepada Iram.
"Tidak ada.Aku ke depan dulu." Iram bergegas meninggalkan ruangan.
"Dasar aneh!" Caroline kembali fokus dengan berbagai benda di hadapannya.
Dia awalnya heran dengan kondisi klinik yang tiap harinya selalu mendapatkan pasien dengan luka panah,luka cakaran bahkan ada luka gigitan yang hampir mengoyak daging mereka hingga ke tulang tapi ajaibnya mereka sangat cepat sembuh. Hanya dalam waktu 1 malam keesok paginya mereka sudah bisa berjalan dengan lancar. Caroline curiga kalau mereka sebenarnya bukan manusia tapi salah satu mahluk immortal yang sering diceritakan kedua orang tuanya. Caroline mendesah mengingat kedua orang tuanya, apakah mereka tau putri satu-satunya hilang?
***
"Apa yang membuat seorang raja vampire ada di tempat seperti ini?"
Iram tidak sengaja melihat Dave berdiri di depan kliniknya,sungguh pemandangan yang sangat aneh. Biarpun kedua klan ini sepakat untuk berdamai tapi tidak bisa dipungkiri masih ada percikan-percikan permusuhan diantara mereka dan Iram tidak menyukai kehadiran Dave di kliniknya!
"Dimana young lady?" Dave tidak memperdulikan pertanyaan Iram,dia lebih tertarik dengan gadis yang kemarin dia temui.
Iram menaikkan satu alisnya, dia tau raja vampire itu tertarik dengan mate dari Edmund.
"Kusarankan kau jangan membuat masalah Tuan! Kau pasti tau siapa Caroline? Jangan sampai perjanjian yang dibuat tetua kita rusak karena rasa tertarikmu terhadap wanita yang kau tau sendiri dia milik siapa!"
"Jadi namanya Caroline? Nama yang indah,bisa aku bertemu dengannya?"
Dave benar-benar membuat Iram emosi.
"Hai tuan, kau ada di wilayah kami. Jangan memancing keributan jika ingin keluar dari tempat ini hidup-hidup!"
"Hahahahahahahahaha..." Dave tertawa mendengar peringatan Iram. "Mate? Bukankah Alphamu belum mengakui kalau gadis itu matenya? Jangan kira aku tidak tau bagaimana Edmund diluar sana! Tiap malam dengan wanita yang berbeda heh? bahkan dalam satu malam lebih dari satu wanita?" Kata Dave dengan senyum sinisnya.
"Kau...!" Iram menggeram marah mendengar perkataan Dave!
"Iram apa yang kau lakukan? Apa kau tidak bisa melihat betapa repotnya Samantha? Apakah perang ketiga sudah dimulai? Bagaimana bisa hari ini kita kedatangan pasien dengan luka-luka yang sangat mengerikan?!" Caroline terus berbicara tanpa memperhatikan siapa lawan bicara Iram, dia sempat melihat bagaimana keadaan di depan dan dia melihat bagaimana sibuknya Samantha mengurus pasien-pasien yang cukup banyak. Sedangkan Iram malah asyik mengobrol.
"Selamat siang young lady..." Dave menyapa dengan senyum manis yang mampu membuat semua wanita tersipu-sipu malu termasuk Caroline.
"Ahh...selamat siang tuan...?" Pipi Caroline bersemu merah dan saat Dave mengecup punggung tangannya,Caroline rasakan dia bisa pingsan saat itu juga!
"Cukup Dave tanpa tuan,aku bukan majikanmu nona Caroline."
"Kalau begitu panggil saja Caroline tanpa nona." Balas Caroline dengan malu-malu. Sedangkan Iram semakin jengkel melihat tingkah Caroline seperti remaja yang baru pertama kali melihat pria tampan.
"Sudah cukup perkenalannya!" Iram melepas jalinan tangan Caroline dan Dave. "Ayo Car, pasien kita masih banyak." Iram berusaha menjauhkan Caroline dan Dave, dia masih sayang nyawanya! Apalagi dia belum bertemu dengan mate. Iram menarik tangan Caroline yang masih tersipu-sipu malu melihat Dave.
"Tunggu,mungkin aku bisa membantu mengenai vaksin yang kau teliti?" Dave segera berbicara sebelum Iram menarik Caroline pergi.
"Vaksin?" Caroline melepas tangan Iram yang memegang erat lengannya.
"Car sudahlah jang..."
"Diam Iram!" Caroline memotong perkataan Iram dia penasaran bagaimana Dave bisa tau mengenai vaksin yang ia teliti.
"Ya, vaksin yang membuatmu menghabiskan waktu berhari-hari di lab."
"Darimana kau tau?"
"Tidak penting aku tau dari mana young lady, tapi aku tau siapa yang bisa membantumu menyelesaikan ini semua."
Caroline memperhatikan pria di hadapannya, dia masih menimbang-nimbang bisakah dia mempercayai pria ini? Sedangkan Iram menatap Dave dengan tajam seolah-olah berkata "Cepat pergi kalau kau masih ingin hidup lebih lama!"
Tapi Dave acuh tak acuh dengan tatapan Iram, dia adalah raja vampire yang tak mengenal rasa takut. Tujuan utamanya adalah bertemu dengan gadis yang berhasil menarik perhatiannya diawal bertemu.
"Apa yang bisa membuat aku percaya dengan ucapanmu Dav?"
"Bagaimana dengan Avian Influenza dan Benua Asia?"
"Aku ikut denganmu,ayo kita pergi!"
"Car!" Iram protes dengan jawaban Caroline.
"Jangan mendebatku, aku yakin dia bisa membantu. Aku harus segera menyelesaikan ini semua dan segera pulang ke asalku!"
"Tapi bagaimana dengan Edmund? Dia bisa marah melihatmu pergi dengan seorang pria!"
"Aku tak peduli! Lagipula siapa dia bisa melarangku? Dia bukan orang tua atau suamiku!"
"Tapi..."
"Iram, kau tau kan betapa aku ingin segera menyelesaikan vaksin ini? Tidak kah kau lihat bagaimana pasien-pasien yang datang tiap hari tapi kita tidak mampu berbuat apa-apa hingga ajal menjemput mereka? Kau masih ingat bagaimana sumpah yang kita ucapkan sebagai dokter?"
Iram melihat tatapan Caroline yang memelas dan dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali...
"Baiklah,tapi kau tidak bisa pergi sendiri! Harus ada yang menemanimu."
"Tapi..." Bantah Caroline.
"Iya atau tidak sama sekali!"
"Okey-okey,tapi jangan kau atau Samantha! Lihat pasienmu hari ini."
Akhirnya setelah perdebatan kecil, Caroline pergi dengan ditemani salah satu warrior.Iram bergumum memandang kepergian mereka. "Semoga besok masih bisa melihat matahari...
***
Caroline menatap hutan yang mereka lewati dari balik jendela mobil, bisa saja dia meminta kepada Dave untuk mengantar dia pulang tapi entahlah dia tidak bisa pergi begitu saja. Hatinya mengatakan untuk tinggal, tetap tinggal untuk alasan vaksin yang belum dia selesaikan atau untuk Edmund? Ahh memikirkan pria itu sanggup membuat Caroline tersenyum kecil.
"Apakah pemandangan diluar sungguh menakjubkan? Hingga mampu membuatmu tersenyum dan mengabaikanku?" Dave memecah kesunyian.
"Ahhh.. maaf tuan...maksudku Dave." Caroline segera merubah panggilannya saat melihat tatapan tajam Dave. "Jadi bisa kau katakan kemana kita akan pergi?"
Dave tersenyum simpul. "Ketempat yang sangat menarik."
"Kau tidak akan menculikku kan?"
"Ide yang bagus, bagaimana kalau kau tinggal di mension milikku saja? Daripada tinggal bersama sekawanan anjing?"
"Kalian bukan manusia?" Caroline tiba-tiba menyuarakan apa yang ada dipikirannya.
Dave hanya menaikkan satu alisnya. "Atas dasar apa kau mengatakan 'bukan manusia?'"
"Suhu tubuhmu."
"Ya...?" Dave tidak paham dengan perkataan Caroline.
"Suhu tubuhmu terlalu dingin untuk manusia normal, aku rasa dibawah 35 derajat bukan suhu yang biasa dimiliki manusia normal. Kau bisa mengalami hipotermia dan dengan suhu tubuhmu sekarang bisa mengakibatkan kematian."
"Hahahahahahaha...Analis yang sangat menarik. Lalu bagaimana dengan Edmund dan kawanannya?" Dave melirik pengawal Caroline yang duduk di sebelah supir.
"Kalau aku katakan mereka werewolf dan kau...?"
"Bagaimana denganku?"
"Vampire..."

YOU ARE READING
THE DOCTOR LUNA
WerewolfCaroline Watson, dokter yang ditugaskan ke suatu desa di perbatasan Morgan-Monroe State Forest. Bersama teamnya ia berusaha mengobati warga yang terkena wabah penyakit misterius, tak sengaja ia tersesat di Morgan-Monroe State Forest. Hutan yang terk...