Hospital of the University of Pennsylvania...
Seorang wanita berpenampilan glamor dan berjas putih mendekati Caroline yang tampak berbincang-bincang dengan rekannya.
"Hai Car, kata Dad kau jadi ketua team yang akan dikirim ke desa menjijikkan itu. Tak heran,kau sangat pantas berada disana dan sebaiknya tak usah kembali lagi!" Kata Ashley dengan sinis.
Caroline tak bergeming dengan kata-kata Ashley, terlalu biasa mendengar perkataan Ashley yang selalu sinis.
Emily menatap Ashley dengan wajah yang tak kalah sinis."Apa kau tak ada waktu untuk pulang sekedar berganti baju Ash?Sangat tak pantas seorang dokter yang terhormat menggunakan baju seperti itu ke rumah sakit!Kau seperti jalang yang biasa berkeliaran di club!"
Ashley sangat emosi mendengar perkataan Emily, Caroline segera menarik Emily dan beberapa rekannya untuk masuk sebelum Ashley mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Hai sialan kau! Jangan kabur dariku!!!" Ashley berteriak dan menghentakkan kakinya yang jenjang tanpa memperdulikan seluruh mata menatapnya dengan heran. Ya siapa yang tidak kenal Ashley putri dari Direktur Rumah Sakit ini,dan kakaknya yang menjabat sebagai wakil direktur. Tapi kelakuannya yang sangat sombong dan barbar tak disukai beberapa staf.Apalagi sejak di bangku kuliah Ashley menganggap Caroline musuh besarnya. Kepribadian keduanya yang sangat bertolak belakang sering menimbulkan perselisihan ya walaupun semuanya selalu diawali karena tingkah Ashley yang selalu iri dengan Caroline. Ashley sangat ingin mendepak Caroline dari rumah sakit ini,tapi tak bisa karena Caroline dokter kesayangan ayahnya dan Alex kakaknya jatuh cinta pada Caroline walau sama sekali tidak pernah ditanggapi.
Pertemuan akhirnya dimulai, beberapa kursi sudah dipenuhi dokter, perawat dan beberapa staf lainnya. Tampak di depan Mr.James,Alex dan petinggi rumah sakit lainnya.
"Kami sudah memutuskan akan mengirim satu team ke Perbatasan Morgan Monroe." Kata Mr.James mengawali pertemuan itu. "Dan untuk ketua team saya percayakan kepada Dokter Caroline." Mr.James tersenyum kepada Caroline
Beberapa rekan Caroline bertepuk tangan mendengar pernyataan Mr.James, Caroline hanya membalas dengan tersenyum tipis.
"Team akan berangkat pekan depan selama dua bulan, beberapa rumah sakit ikut berpartisipasi, kami harap hasil yang terbaik dan jangan lupa selalu jaga nama baik rumah sakit kita. Dokter Caroline, kami percayakan team ini kepada anda." Alex tersenyum manis dan terdengar teriakan histeris dari para wanita, terpesona dengan senyuman di wajah tampan Alex. "Team ini terdiri dari 10 dokter, 15 perawat dan 4 ahli gizi, bagi yang namanya tercantum di dalam team harap tetap di dalam ruangan. Dokter Caroline silakan persiapan dimulai hari ini."
Caroline tampak sibuk dengan rekan-rekannya, banyak hal yang harus dipersiapakan mengingat dialah Ketua Team. Ini bukan yang pertama bagi Caroline, dia beberapa kali menjadi bagian dari team sukarelawan. Caroline tengah sibuk merapikan berkas-berkas di meja, dia tidak menyadari ruangan telah sepi dan Alex duduk disampingnya.
"Kau yakin?" Tanya Alex.
Caroline bingung mendengar pertanyaan Alex
Alex mengembuskan nafasnya. "Firasatku mengatakan akan terjadi hal buruk padamu Car, tapi Dad bersikeras kau harus ikut team ini. Tak ada dokter yang pantas selainmu untuk posisi ini."
Caroline tersenyum mendengar perkataan Alex." Aku akan baik-baik saja, tak usah khawatir. Kau tau kan ini bukan yang pertama bagiku? Lagipula banyak hal yang menarik dari kasus ini, aku akan melakukan penelitian seperti biasanya."
"Berjanjilah kau pasti baik-baik saja? Secepatnya hubungi aku bila terjadi sesuatu."
Caroline hanya menganggukkan kepala dan kembali sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya. Alex hanya bisa menatap wanita di depannya, entah sekian kali dia memberi perhatian bahkan mengungkapkan cinta secara langsung tapi tak pernah ditanggapi oleh Caroline. Yah dia sadar diri laki-laki dengan predikat playboy kelas kakap, tipe laki-laki yang sangat dihindari Caroline.
"Apa kau sudah mengabari orang tuamu?"
"Belum, mereka masih sibuk di Mesir. Secepatnya akan kuhubungi." Kata Caroline tanpa melepaskan pandangannya dari kertas di depannya
"Okey, aku harus kembali ke ruangan." Alex berdiri dan pergi meninggalkan Caroline yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala.
Seminggu kemudian...
Caroline dan teamnya berada di pesawat yang terbang dari Philadelphia ke Brooklyn. Caroline tampak memejamkan matanya, pikirannya terus tertuju ke laporan yang baginya sangat tidak masuk akal. Beberapa warga meninggal dengan kondisi badan kaku, menghitam dan tidak ditemukan darah setetes pun seolah disedot habis. Dan anak-anak menderita penyakit kulit yang tidak diketahui penyebabnya dan sangat sulit disembuhkan, belum lagi isu tentang kutukan, penyihir dan vampire. Caroline tidak bisa sepenuhnya tidak percaya akan isu itu, kedua orang tuanya yang merupakan profssor sejarah amat sangat mempercanyai hal tersebut. Sejak kecil Caroline terbiasa dengan cerita mumi, penyihir, vampire, werewolf bahkan pada saat usia 6 tahun Caroline tidak sengaja membuka kotak terlarang yang tersimpan di ruang kerja ayahnya di bawah tanah dan berakhir dia pingsan selama berhari-hari dan ibunya yang tidak berhenti menangis. Entah perasaannya tidak enak dengan perjalanan ini, sesaat dia teringat dengan perkataan Alex dan berusaha membuang jauh-jauh pikiran-pikiran anehnya. Dia hanya harus fokus dengan masalah ini dan segera mungkin menemukan solusinya. Akhirnya Caroline larut dalam tidurnya setelah lelah berfikir.
Malam harinya Caroline dan teamnya tiba di desa perbatasan Morgan-Monroe, mereka tampak lelah setelah perjalanan yang sangat panjang mulai dari naik pesawat berjam-jam lamanya dan diakhiri naik bis selama 7 jam belum lagi barang pribadi dan perlengkapan dari rumah sakit yang sangat banyak. Mereka memutuskan hari ini untuk istirahat dulu, segala kegiatan akan dimulai besok hari. Caroline duduk diatas ranjangnya ditemani berkas-berkas dan beberapa buku yang dia baca, wajahnya terlihat segar sehabis mandi. Caroline tampak sangat cantik walau hanya mengenakan kaos longgar dan celana hotpants.
"Apa kau tak ingin istirahat Car? Besok hari yang sangat melelahkan, baiknya kita simpan saja tenaga itu untuk besok." Kata Emily sambil merabahkan badannya di ranjang.
"Istirahat saja dulu, aku sebentar lagi menyusul. Masih ada beberapa berkas yang harus kupelajari."
Emily hanya menganggukkan kepalanya dan langsung terlelap dalam tidurnya. Caroline kembali larut dengan kegiatannya
"Auuuuummmmmmm..." Terdengar suara lolongan serigala membuat Caroline tertegun. Dia melangkah ke arah jendela yang hanya menampilkan kegelapan malam.
"Serigala..." Gumum Caroline dan tak sengaja matanya menangkap bayangan samar sesorang menggunakan jubah melambai-lambai terkena angin malam. Bayangan itu makin mendekat dan hilang secara tiba-tiba. Caroline segera masuk ke dalam selimut dan berusaha memejamkan mata, entah firasatnya mengatakan akan terhadi hal yang sangat buruk.

YOU ARE READING
THE DOCTOR LUNA
Loup-garouCaroline Watson, dokter yang ditugaskan ke suatu desa di perbatasan Morgan-Monroe State Forest. Bersama teamnya ia berusaha mengobati warga yang terkena wabah penyakit misterius, tak sengaja ia tersesat di Morgan-Monroe State Forest. Hutan yang terk...