"Gimana?" tanya Dara.
"Ruang musik ancur. Tapi yang paling parah. Tuts piano bermasalah dan pedal pianonya ga bisa gerak." Artha yang baru saja mengunjungi ruang musik terlihat santai, meski ruangan favoritnya itu diluar ekspetasinya.
"Ruang latihan dance juga. Bukan masalah apa. Tapi itu ruangan masih setengah jadi." Terlihat Tiffany bergidik ngeri.
"Toilet cewek baunya melebihi tong sampah depan rumah. Lampunya redap-redup. Keramiknya gak rata. Airnya gak lancar." Shella sambil memperlihatkan sebuah foto hasip jepretannya.
"Cowok juga," timpal Rakha sudah tak sanggup menjelaskan.
"Perpustakaan berdebu. Buku gak beraturan dan robek-robek. IPA di IPS, bahasa Jepang di bahasa Indonesia, fisika di biologi." Malvin sambil memperlihatkan sebuah buku perpustakaan yang ancur lebur membuat yang lain menatap miris nasib buku itu.
"Lapangan basket jangan di tanya lagi. Gue gak mau tanggepin lagi, ring basket aja udah gak berbentuk." Gabriel hanya menghela napasnya saja. Padahal basket kesukaannya.
"Ada beberapa kelas yang mirip kelas anak TK. Temboknya di corat-coret dan air conditioner-nya rusak." Dara kembali menghela napas saat Zara membuka suaranya.
"Loker ada yang karatan. Lampu juga ada yang rusak. Meja di kantin sedikit." Keisha sambil memakan permennya.
"Dan, parkiran kayak yang kita liat tadi. Taman banyak tanaman yang gak keurus." Darren dari arah pintu masuk.
"Kenapa telat?" tanya Dara pada Darren karena terlambat.
"Tadi ada anak cowok ribut. Tapi sekarang udah di ruang BP," jawab Darren.
Darren yang biasanya selalu menjadi ketua dalam segala hal, tetapi sekarang malah berubah menjadi Dara.
"Itu semua laporan perkembangan siswa-siswi?" tanya Malvin memastikan.
"Iya."
"Berarti kita di ruang OSIS? Gimana caranya lo bisa dapet kunci ruangan ini? Kita bukan OSISkan?" tanya Gabriel.
"OSIS di sini udah regen mereka takut sama yang lebih senior," jawab Dara.
"Regen?" tanya Zara.
"Regenerasi," jawab Malvin.
"UKS gimana?" tanya Darren pada tugas Dara.
"Cuma ada kasur, meja, kursi, jendela, pintu, jam," jawab Dara membuat yang lain menganga.
"Itu serius UKS? UKS macam apa njir." Gabriel mengelengkan kepalanya sedangkan Rakha mengacak rambut frustrasi.
"Kepala sekolah disini gimana sih? Kepala sekolahnya siapa sih? Makan SPP doang apa gimana?" tanya Shella spontan.
"Bokapnya Katria," jawab Darren.
"Katria?"
"Yang tadi itu loh."
"Lah tuh orang anaknya yang punya sekolah?!" tanya Gabriel yang membuat Keisha langsung menoleh dan melotot.
"Kepsek doang," kata Dara.
"Doang sip," gumam Keisha.
Mereka yang ada disana menghela napas karena sudah cukup lelah pada minggu pertama mereka masuk ke sekolah. Baru masuk kelas 1 jam pelajaran dan disodori hal-hal seperti ini cukup merusak mood.
Dara tampak mengetuk-getuk meja sama seperti yang lainnya.
"Minta dana sama kepala sekolah gimana?" tanya Keisha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Badgirl [COMPLETE✔]
Chick-LitIni kisah tentang mereka yang awalnya tak acuh dan berujung acuh. Ini juga kisah tentang mereka yang berawal dari pura-pura dan berujung nyata. Kisah tentang Darren Archelino Wijaya, si Ketua teladan berhati es dan Dara Eurosia, si Wakil bermasalah...