08. Namanya Raka Danial Athar

41 6 0
                                    

____

"Lupakan! aku tau jika ingatanmu tentangku selalu menyakitkan."

-Stay Alive-

____

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o


"Itu! disana Raz!" Telunjuk Leon mengarah pada seorang pria cukup berumur yang sedang duduk manis diapit oleh dua dayang berpakaian minim.

Faraz berdiri angkuh didepan pria yang malam ini sedang mengadakan hiburan bagi dirinya. Dengan menonton pertandingan sengit seperti ini contohnya.

"Ketua." Panggil Leon yang membuat pria tersebut menoleh. Ia bukan menoleh pada Leon, tapi wanita berhoodie putih disamping Leon. Saat Leon mengerti arah pandangan pria yang ia panggil 'Ketua' tadi, Leon berniat saling memperkenalkan dua orang tersebut. Mereka memang biasa memanggil orang yang menyelenggarakan sebuah pertandingan dengan sebutan Ketua. Itu berlaku dimanapun mereka bertanding.

Jika kalian mengira mereka mengadakan balap liar, kalian salah. Mereka tak pernah taruhan untuk mempunyai hadiah yang akan diberikan pada pemenang. Tapi, mereka mengandalkan para pengusaha yang kurang hiburan sebagai penambah saldo rekening mereka.

"Dia Faraz." Mata pria tersebut terbelalak mendengar nama yang disebutkan Leon. Badannya langsung berdiri tegang menelisik penampilan Faraz yang setia dengan wajah angkuhnya.

"Jadi ini wajah asli Sang ratu malam." Pria tersebut berdecak kagum.

Benar, Faraz tak lagi menyembunyikan identitas aslinya. Sudah cukup hidupnya dipenuhi kepura-puraan selama ini. Ia melepaskan benda apapun yang biasanya ia gunakan untuk menutup sebahagian wajahnya.

"Saya Robby. Anton sudah banyak bercerita tentang Kamu. Hanya saja, saya tak pernah bisa menemuimu saat itu. Hingga saya mendengar kabar kepindahan kalian ke Jakarta, saya rasa tak baik untuk menunda." Seringai tipis menghiasi wajah pria yang bernama Robby tersebut.

"Berani berapa malam ini ketua?" Tanya Leon mengangkat sebelah alisnya.

"Karna kita kedatangan tamu terhormat malam ini, lalu akan bertanding dengan musuh bebuyutannya, saya pasang dua puluh lima. Bagaiman?"

"Deal!!" Bukan Faraz yang menjawab, tapi Leon yang berteriak dengan lantangnya karena bahagia yang membuncah. Setidaknya itu yang dapat Faraz baca ketika melihat wajahnya yang berseri-seri.

"Itu dia! Devan sudah datang." Pandangan ketiganya beralih pada beberapa orang yang baru tiba. Dan salah satu dari mereka sudah siap di garis start.

Faraz memakai helmnya dengan cepat. Berniat menyusul kegaris start. Uang malam ini setidaknya bisa membiayai hidupnya beberapa bulan kedepan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang