06. Ditempat yang sama

37 10 1
                                    

_____

"Kata orang dandelion itu rapuh. Bagiku ia Si pemberani yang menebar kehidupan."

-Stay Alive-

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o


Regin dan Ken berjalan beriringan melewati koridor sekolah baru mereka. Yah, setelah melewati beberapa hari tanpa aktivitas apapun, akhirnya keduanya dapat kembali bersekolah.

Regin tampak segar dengan rambut sebahunya yang dibiarkan tergerai. Tak lupa kacamata berbingkai D frame bertengger dihidungnya.

Penampilan keduanya sama sekali tak mencerminkan siswa-siswi yang taat aturan. Sambil mengunyah permen karet dan menggendong tas yang ia sampirkan dibahu kiri, Regin berjalan dengan angkuhnya.

Sedangkan Ken, dengan tengilnya ia mengedipkan sebelah matanya pada setiap siswi yang berpapasan dengan mereka. Berakhir dengan siswi tersebut akan mesem-mesem tak jelas. Regin menghela napas maklum.

Tiba-tiba Regin stop mendadak membuat Ken memandangnya heran.

"Sebenarnya kelas kita dimana?" Tanya Regin tanpa menatap kearah Ken.

Deretan gigi yang rapi lagi-lagi menjawab pertanyaan Regin.

"Kalo lo nggak tau tinggal bilang. Jadi gue nggak perlu jalan sana-sini kayak orang nyari alamat." Omel Regin.

"Kan lo nggak nanya." Balas Ken membela diri.

"Seharusnya lo punya inisiatif sendiri bego!" Usai menyelesaikan kalimatnya, Regin berjalan meninggalkan Ken sendiri.

"Selalu aja gue yang salah. Apa-apa semua salah gue. Padahal gue nggak tau apa-apa." Gerutu Ken sesaat sebelum ia berlari mengejar Regin yang kian menjauh.

Ken tak tau kemana langkah Regin membawanya. Hingga saat Regin mengetuk pintu yang diatasnya terdapat papan yang bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah' barulah Ken mengangguk mengerti.

"Tunggu disini, jangan masuk apalagi sampe pergi. Kalo gue keluar lo nggak ada, awas!" Ancam Regin sungguh-sungguh.

Bagaikan anak yang patuh pada ibunya, Ken mengangguk dengan polosnya. Setelah Regin masuk, barulah ia duduk di kursi yang disediakan disana. Karena tak ada yang dikerjakan, Ken mengambil benda pipih disaku bajunya, menghubungkannya dengan earphode miliknya. Lagu dengan jugul Hurt yang dibawakan Shasa Sloan mengalun indah ditelinganya.

Stay AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang