Senja horizon Jingga

66 2 0
                                    

PROLOG

Senja itu sangat mengujakan,seperti memanggil orang-orang untuk berjalan sepanjang pantai - hanya menikmati,menghargai,menarik nafas panjang dan melepaskan segala lelah-kesah,tak perlu banyak berbicara.Horizon dari hujung ke hujungnya menyimbah warna jingga-violet gelap secara random,warna yang menyusup di celah-celah awan yang semakin sirna,warna yang menjemput kegelapan,warna yang merai transformasi alam dari hari siang kepada malam.

Ini adalah momennya,saat matahari membenarkan penghuni alam melihat tepat kepadanya tanpa merosakkan penglihatan pendambanya.Matahari yang gilang gemilang itu,tiba waktunya akan merendah diri , berkongsi bahagia dan cerita.Camar semakin berkurangan, pulang ke sarang barangkali,kelihatan bot-bot dan sampan berhayun-hayun di buai ombak separa besar.Bunyi ombak yang menyapa pantai - sejak dahulu lagi membenih dan menyemai kearifan,mententeram jiwa,merenteti ceritera, buat yang benar-benar menghayati dan menghargai guru yang mengajar melalui orkestra alam ini,bagai Maharisi yang tenang mengepalai keadaan.

Anaki tidak terkecuali dalam transformasi alam ini.Dia yang sejak tadi memerhatikan Luuna menguis kaki bermain air di gigi pantai ,bingkas bangun merapatinya , tekad bertanya "kau tenang,tiada gusar,sepertinya gembira tanpa sebab,bermain sepanjang hari seperti anak kecil,apa kau tiada masaalah?." Luuna tersenyum ,senyum penuh ketenangan,masih lagi bermain air,dan masih tenang dia membalas "Aku tak perlu alasan untuk gembira , satu-satunya masaalah yang aku ada adalah kegusaran kalau-kalau aku tak dapat menikmati sepenuhnya apa yang dipersembahkan dan dihadiahkan oleh semesta kepada aku , bukankah kita sebagian darinya? ada kau lihat semesta ini bermasaalah? mereka terus melakukan apa yang harus mereka lakukan , bahasa mudahnya "HIDUP" ,mereka hanya hidup dan hanya mati untuk memulai kehidupan,mati mereka itu kehidupan!,nah sekarang aku mahu bertanya , apa kau perlu alasan untuk hidup?."

Anaki terasa bulu romanya meremang.Tubuhnya bergetar kecil dari tengkuk hingga ke pinggang,jantungnya seakan terhenti.Seluruh jagad raya seperti sedang memerhatikannya,waktu semakin perlahan dan hatinya bergelora ketika menerima jawapan dari Luuna , gadis aborigin mistikal dan penuh misterius yang terus menggoncang jiwanya, "aku yang terlena" hatinya berbicara.Saat tersedar , horizon sudah sepenuhnya melabuhkan tirai , malam semakin dingin dan Anaki merasakan ini cukup untuk untuk membuatkan dia galau untuk hari ini,cukuplah.

Mendekap Semesta IIWhere stories live. Discover now