Chap 3

520 32 0
                                    

"Hah-" Jungkook menghela napas pelan. Ya, disini dia terhina. Murid bernama Kim Taehyung dengan tidak elite nya menarik Jungkook untuk pergi dari kantin dah berakhir disini- toilet (?)🌚

"Apa yang kau inginkan sunbae." Ucap Jungkook dengan nada tenang. Padahal dalam hatinya. . .

'MATI SAJA SANA'

"Hanya ingin ngobrol sebentar, apa tidak boleh?" Tanya Taehyung.

"Yasudah. Ingin ngobrol apa? Dan ya-" Ucapan Jungkook terpotong saat matanya mengelilingi ruangan yang mereka tempati sekarang ini.
"Apa kau bisa memilih tempat yang pantas untuk mengobrol?" Lanjut Jungkook sambil memutar bola matanya malas.

"Disini saja." Taehyung mendorong tubuh Jungkook kedinding dengan sangat sangat err- kasar (?).

"YAK SUNBAE APA YAN- MMPHH!" Ucapan Jungkook terpotong lagi. Ow ow jangan tanya kenapa ya, saya yakin yang baca ini tau mereka lagi apa🌚 .y

Taehyung melepas ciumannya sepihak dan menatap Jungkook pelan, melihatnya menghirup napas dengan dada yang- (aduh napsu .g) naik turun. Jungkook mulai menaikkan kepalanya dan balik menatap Taehyung. Taehyung perlahan menarik dagu Jungkook agar lebih dekat dengan wajahnya.

"S-sunbae!" Jungkook memekik lalu membuang mukanya.

"Ada apa?"

"Aku kira kau ingin mengobrol!" Ucap Jungkook kesal.

"Ya, oke oke akan ku beri tau."

.
.
.
.
.

"Brengsek!"
"Bajingan!"
"Hiks."

Jungkook kini tengah terduduk sendiri dipojok gudang. Menarik lututnya dan menaruh kedua tangannya disana sambil menundukkan kepala. Frustasi, ya. Jungkook frustasi sekarang. Dia tidak tau harus kemana, bagaimana, ingin cerita kesiapa, mengeluh kesiapa, Jungkook benar-benar tidak tau. Otaknya kosong, otaknya penuh dengan sosok 'Kim Taehyung'. Sosok yang selama ini dia benci, sosok yang tidak ia harapkan. Ya, Jungkook terisak.

"Tuhan, kenapa hiks."

"J-jungkook?" Terkejut. Jungkook menaikkan kepalanya perlahan ingin melihat siapa orang yang masuk kegudang terpencil ini.

"M-mingyu?" Jungkook menatapnya sendu. Mingyu yang tidak tau apa-apa itu berlari kearah sudut tepat dimana Jungkook duduk lalu memeluk tubuh kecil yang rapuh itu.

"Hey." Mingyu perlahan menangkup kedua pipi Jungkook. Mengelusnya pelan dan Jungkook sendiri tidak keberatan atau bisa dibilang dia menikmati kasih sayang yang Mingyu beri padanya.

Mingyu tulus. Ya, Mingyu sudah lama mencintai Jungkook tapi karena dihati Jungkook hanya ada Taehyung, terpaksa Mingyu harus mundur karena dia tidak berani dengan Taehyung. 'Berjuang perlahan tidak apa-apa kan?' Kata penyemangat bagi dirinya sendiri.

Jungkook menatap mata Mingyu sayu, Mingyu pun memeluk tubuh Jungkook erat. Jungkook? Membalas pelukan Mingyu pastinya. Hey bro, dia tengah sedih dan dia butuh seseorang, jadi wajar saja ya kan?

'Untuk apa aku sedih begini? Dia kan sekarang bukan siapa-siapaku. Tapi- kenapa air mataku tidak bisa berhenti mengalir?!' Batin Jungkook.

Tanpa disadari, ada sepasang mata yang melihat kejadian itu dengan intens dari tadi.

Flashback on

"Apa sunbae?" Taehyung memeluk tubuh Jungkook erat lalu menyesap aroma rasa strawberry itu dengan dalam.

"Eum, sunbae bisa kau lepaskan sekarang lalu bercerita?"

"Tidak, tidak mau." Ucap Taehyung.

"Yak sunbae."
"Biarkan begini dulu Jungkook, biarkan ini jadi terakhir. Ya, yang terakhir. Aku akan merindukanmu nanti."

"M-maksud sunbae apa?" Ucap Jungkook gugup. 'Apa dia akan bunuh diri?' Ya, sedangkal itu pikiran Jungkook.

"Maafkan aku, tapi aku akan ikut Irene noona ke Australia besok. Dan aku tidak akan bertemu denganmu hingga bulan depan." Lirih Taehyung lalu mengeratkan pelukannya. 'Sebenarnya aku masih disini. Hanya saja aku berbohong karena sakitku makin parah dan aku perlu istirahat yang cukup.' Batin Taehyung. Jungkook terdiam.

"Terus apa urusannya denganku?" Ucap Jungkook datar.

"Kook-"

"Lepas"

"Tidak-"

"Ku bilang lepas sialan!" Jungkook mendorong tubuh Taehyung keras lalu berlari dari tempat itu. Meninggalkan Taehyung yang sedaritadi berteriak memanggilnya.

Flasback Off

"Aku lelah, lelah dengan penyakit ini, lelah dengan semuanya. Jungkook, maafkan aku."

.
.
.

"Ehm. . ." Perlahan Taehyung membuka matanya. Yang dia liat pertama adalah ruangan serba putih. Taehyung menghela napas dan menatap datar jendela yang berada tepat didepannya.

Ceklek

Taehyung menoleh kearah pintu yang tiba-tiba saja terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang selama ini merawatnya dengan baik.

"Ku kira kau kembali ke Australia." Taehyung membuka mulut lalu kembali menatap jendela.

"Tidak Tae, aku tidak mungkin meninggalkanmu sendiri dengan keadaan seperti ini." Lelaki itu perlahan berjalan menuju sofa dan duduk dengan santai sembari menatap Taehyung yang memasang wajah datar, lagi dan lagi.

"Hey, aku bukan anak kecil lagi jika kau lupa." Ucap Taehyung.

"Yayaya, jika bukan aku yang membawamu kesini, kau akan mati tadi. Tak tau kah kau cara berterima kasih hah?"

"Jaga omonganmu, kau lebih muda dariku." Balas Taehyung sambil menoleh kearah lelaki itu dan menatapnya tajam.

"Oke oke, maafkan aku. Eh, kata dokter kau harus tinggal disini sekitar 2 bulan untuk operasi dan terapi kesehatanmu agar kau cepat sembuh."

"Dan masalah kuliahmu, kau sudah bilang padaku bahwa kau izin hingga bulan depan, benar?" Lanjut lelaki itu.

"Ya, Irene noona membantuku bicara sebelum dia pergi ke Jepang."

"Oke bagus, karena kau menetap disini selama 2 bulan, maka terpaksa aku harus menggantikanmu sementara hingga kau pulih."

"Terserahmu saja."

'Biarkan aku tenang sementara disini, melupakan semua kejadian tadi dan ku harap lelaki ini bisa mengatasi semua selama dia menggantikanku' Batin Taehyung.


Tbc

Yuhu yuhu

Mianhae -Vk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang